07

1.2K 84 1
                                    

Happy Reading ...
-
-
-
-
-

"Ver?"

Astaga ... Hampir saja Jantungku terlepas dari tempatnya.

"Kaget, Anjing!" Seruku Marah.

Tersangka hanya menunjukkan Cengirannya.

"Ngapain, Lo? Bukannya lagi liat Cogan?" Tanyaku.

Kini Sella sudah berdiri di samping ku, dan menatapku dalam.

"Ver ... Udah dong ngerokok nya. Lo ga takut Penyakit Lo kambuh lagi? Udah cukup ya Gue rahasiain dari Ortu, Lo. Kalo sampe kejadian lagi Gue ga mau bohong" Ujarnya panjang lebar.

Aku jahat, kan? Aku selalu menyembunyikan segalanya dari Orang tuaku. Aku hanya tidak ingin merepotkan mereka.

"Ga bisa, Sell. Cuman ini penenang Gue" Jawabku, sembari terus menghisap Rokok yang kian memendek.

"Haish ... Masa ditinggal Zervin Lo malah gini, sih? Harusnya bangkit, dong. Biar Dia nyesal" Ujarnya tampak Kesal.

Ku balikkan Badanku ke hadapannya.

"Gue juga ga tau, Sell. Mau bangkit? Bangkit darimana? Semangat Gue aja udah ga ada" Ujarku lirih.

Tatapannya berubah sendu.

"Bukan demi Zervin, tapi demi Orang tua, Lo. Bisa, kan?" Ujarnya pelan.

Aku menghela nafas panjang. Yang dikatakan Sella benar, Aku harus bisa membanggakan mereka.

"Hm?" Dehemnya menunggu Jawabanku.

Aku pun mengangguk.

Seketika Wajah nya berubah cerah kembali.

"Gitu, dong. Baru Bestiee!" Soraknya sembari menepuk kedua Pipiku.

"Nanti Kita jadi beli Pancake nya, kan?" Tanya nya mengungkit.

Ku putar bola mataku malas.

"Iya iya" Jawabku malas.

"Ya udah, ayo pergi. Gerbang udah dibuka, tuh" Ajaknya sembari menarik Tanganku seenak jidatnya.

>>>>>>

Kini Kami sudah berada di Parkiran Sekolah. Ternyata Gerbang sudah dibuka dari tadi. Buktinya Parkiran sudah banyak Kosong.

Ku pakai Helm Full face ku, dan tidak lupa sarung tangan.

"Naik" Ujarku pada Sella.

Ia pun segera naik, dan menyamankan Posisinya.

"Udah?" Tanyaku dibalik Helm Full face ku.

"Udah, Let's Gooo!" Soraknya girang.

Astaga, sebenarnya Aku sedang membawa siapa? Tidak tampak seperti Anak SMA.

Saat Aku sudah sampai di Pintu Gerbang, tak sengaja ku dapati Dirinya sedang menunggu Jemputan.

Saat Aku masih memerhatikannya, tiba tiba saja Mata Kami bertemu. Aku segera membuang pandanganku secara Acuh ke arah jalan.

You will Regret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang