Happy Reading ...
-
-
Kini sudah Malam, dan Keluarga ku baru saja Pulang tepat pada Pukul 9 Malam."Veryl! Turun!" Teriak Ibuku dari bawah.
Aku mengusap Wajahku kasar. Bahkan saking Emosinya, ku tendang Kursi Belajarku yang tidak bersalah sama sekali.
Aku pun turun, dengan Wajah datarku.
"Sini, Mamah mau ngomong" Ujar Ibuku sembari duduk di Sofa Ruang Tamu.
Di tatapnya diriku tajam. Apa apaan dengan Tatapan menyebalkan itu?
"Kenapa sih, Mah?" Tanyaku pada akhirnya.
Tampak Ayahku ikut duduk di sebelah Ibuku. Sedangkan Reva? Dia sudah pergi ke Kamarnya, Sialan.
"Kamu ada masalah apa sama, Zervin?" Tanay Ibuku serius.
Hah, Sialan.
"Ga ada" Jawabku acuh.
Tampak Ibuku mendecih kesal.
"Kamu ga pernah gini, Veryl. Biasanya Kamu selalu Perduli sama Zervin" Ujarnya panjang lebar.
Kenapa tidak ditanya saja pada Lelaki itu, huh?
"Ga ada, Mah" Ujarku lagi.
"Tadi Zervin Demam tinggi, Badannya panas. Gara gara Kamu, Veryl" Kali ini Ayahku yang berujar.
Karenaku? Wow, Luar biasa.
Ku tatap Ayahku dengan tatapan penuh arti.
"Kenapa gitu Tatapan Kamu?!" Bentaknya.
Astaga, harus membentak?
"Hmm ... Jadi gini, Mah, Pah. Apapun yang terjadi sama Cowo itu. Itu bukan urusan aku, udah?" Ujarku santai.
Tampak Ayahku tengah menahan Emosinya. Kau salah jika menantang Duplikat mu, Pak.
"Veryl, Kamu kok jadi Jahat gini?" Tanya Ibuku.
Aku mendecih remeh, jadi disini Aku lah yang Jahat, Huh?
"Jahat, Mah? Mamah nuduh Aku Jahat cuman karna, Anak sahabat Mamah itu Sakit?" Tanyaku tak habis fikir.
Apakah anak Sahabatnya lebih berarti? Kalau begitu buang saja Aku.
"Kamu bener bener udah berani ngelawan, ya" Ujar Ayahku hendak melayangkan Tamparannya.
Namun Ibuku masih menahan nya. Tampar saja, maka Aku akan pergi dari sini.
Tanpa berkata apapun, Aku kembali ke Kamarku. Sungguh melelahkan, ya.
Ku jatuhkan Tubuhku di Kasur empukku, dan tertidur dengan pulas.
>>>>>>
Perlahan Mataku terbuka, dan ku lirik Jam dinding. Yang sudah menunjukkan Pukul 6 Pagi.
Ku dudukkan Diriku di tepi Kasur. Dan perlahan ku langkahkan Kaki ku menuju Kamar mandi untuk bersiap Sekolah.
Saat sudah selesai, Aku segera meraih Tas, Ponselku, dan Kunci Motorku, lalu segera turun ke bawah.
Aku mengabaikan Orang orang yang berada di Meja Makan itu. Tanpa mengalihkan Pandanganku, Aku segera memakai Sepatuku dan segera menuju Bagasi.
"Veryl" Panggil Ibuku.
Aku hanya menoleh tanpa menjawab, tampak Ia menatapku sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You will Regret [END]
Teen FictionAku tahu, suatu saat Dia pasti akan menyesal. Oleh karena itu, Aku sengaja memberinya sedikit pelajaran penting. Ini kisahku dengan Pujaan hatiku yang selalu menolakku mentah mentah. Di awal, Aku masih ingin berusaha. Tapi ternyata rasanya terlalu...