Sepertinya aku masih ingat alamat gadis itu. Aku akan kesana.
Setelah memutari jalanan, akhirnya BoBoiBoy sampai di rumah cewe popular itu. Rumahnya besar sekali.
Aku menekan bel rumahnya. Keluarlah wanita agak tua datang menyambutku.
Dia mempersilahkanku masuk tapi aku menolaknya dengan sopan.
"S-silahkan masuk nnak," ucapnya terbata-bata.
"Ehh, tak usah nek. Saya hanya singgah sebentar je," balasku.
"Oh, baiklah. Cari siapa nnak?" Tanyanya.
BoBoiBoy yang lupa terdiam sebentar sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.
"Lah, lupa ya nnak?" Sambungnya.
Aku hanya tertawa garing.
"Nek, nenek ngobrol sama siapa sih!" Kata seorang yang menyelinap pembicaraan kami.
Ternyata gadis itu. "Ohh, BoBoiBoy~~ kenapa kamu datang kerumahku?!" Tanyanya sambil senyam-senyum.
Nenek itu kemudian meninggalkan kami berdua.
"Saja je, saya nak cakap dengan kamu," ucapku dengan nada tegas.
Aku perlahan mendekatinya, dia perlahan menjauhiku. Kelihatannya dia takut.
"Kamu gapapa kan?" Tanyanya kikuk.
Aku memegang kedua bahunya sambil berkata, "kau jangan macam-macam dengan y/n, kalau tak."
Aku mengeluarkan pedang halilintar ditanganku. Kulihat dia mengangguk lama dengan mata terpejam.
"B-bukan aku BoBoiBoy, temanku yang melakukannya. Sungguh!" Jelasnya.
"Tapi kau kan yang menyuruhnya?" Ucapku tegas.
"M-maaf a-aku sungguh m-minta maaf!" Ucapnya terbata-bata.
"Coba kau ulangi lagi," ucapku sambil terus mencengkram pundaknya.
"Aku benar-benar minta maaf! A-aku s-ss-salah! Aku hanya tak mau cewe jelek itu mendekatimu!" Jelasnya.
"Biar saya perjelas, gadis mana yang hatinya busuk? Hm?" Ucapku sambil menatap tajam kearahnya.
Dia hanya diam menunduk kebawah diiringi rasa ketakutan yang luar biasa.
"Hey, forgive me for breaking my promise, i'm sorry.." ucapnya sambil memelas.
"You don't want my love," ucapku untuk terakhir kalinya.
Aku mulai mundur dan meninggalkannya. Kudengar dia bebicara kalimat kotor pada dirinya sendiri. Tanpa pikir panjang, aku segera menuju suatu tempat yang sangat penting. Aku langsung menancap gas motorku.
Sampai pun dirumahnya, aku turun dari motor dan melepas helmku. Aku mengetuk pintunya perlahan.
Tok tok tok
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to reality
FanficHanya seorang anak yang biasa. Sudah bertahun-tahun kehidupannya biasa-biasa saja. Seperti halnya dengan remaja pada umumnya, dia juga punya sesuatu yg sangat disukai, hobi, kegemaran, dan lain-lain. Namun, di suatu hari terdapat lelaki populer yang...