Hari-hari ujian

179 26 0
                                        

Direkomendasikan membaca chapter ini dengan lagu "Walking Back Home" by FUR.

...

Aku kembali melakukan aktivitas rutinitas yaitu sekolah. Hari ini aku berangkat pagi sekali dikarenakan hari ini jadwalku untuk piket.

Setelah memarkirkan sepeda aku langsung bergegas menuju ruang kelas.

Seperti biasanya belum ada anak-anak yang datang sepagi ini kecuali aku. Aku menaruh tasku dan segera mengambil peralatan kebersihan. Aku mulai membersihkan kelas, menghapus papan tulis, dan merapihkan bangku dan kursi.

Seusai piket aku kembali duduk di bangkuku. Aku memakan bekal yang kubawa dari rumah. Hari ini aku sangat lapar sekali entah mengapa.

Tak lama kemudian, bel berbunyi menandakan ujian akan segera dimulai. Ya, minggu-minggu ini merupakan hari ujian semester di sekolahku. Aku sibuk belajar. Kuharap ujian ini berlangsung dengan baik. Tempat duduk semua berubah diatur sesuai perintah guru.

BoBoiBoy duduk di belakangku. Dia sedang memperhatikanku. "Kenapa dia?" Batinku.

Dia gila ya? Bukannya mengerjakan soalan ujian malah fokus menatapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia gila ya? Bukannya mengerjakan soalan ujian malah fokus menatapku. Entah apa yang dipikirkan anak itu. Aku selalu dibuat heran oleh tingkah lakunya yang aneh itu.

Aku bergegas mengerjakan kertas ujian yang sudah berhadapan denganku. Hari ini ujian matematika. Aku akui aku tak terlalu menguasai pelajaran satu ini.

"Sial, soalan yang dikeluarkan di ujian lebih susah. Tidak sesuai dengan kisi-kisi," pikirku.

Waktu terus berjalan. Tak terasa waktu ujian sesi pertama telah selesai. Para siswa berbondong-bondong menuju kantin. Kelas pun sepi dan kosong hanya menyisakan aku dan BoBoiBoy. Aku hanya menetap di kursi ini sedang melamun mengenai satu soalan matematika yang belum kujawab tadi.

"Hufftt, seandainya aku bisa cepat menghitungnya tadi. Nilai matematika semester ini pasti tidak terlalu bagus, huft." Aku menghembuskan nafas kasar.

Puk!

Aku terkejut.

Boboiboy tiba-tiba tertidur tepat disampingku. Kenapa dia? Sedang apa dia disini? Ini aneh.

Dia menyenderkan kepalanya dibahuku dan tidur terlelap.

"Dasar," pikirku.

Rasanya aneh, jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya. Aku bisa mendengar deru nafasnya. Pipiku mulai memerah seperti tomat.

"Y/n~" panggilnya dengan suara lembut.

"A-apa," balasku acuh.

"Soalan matematik tadi susah ke?" Tanya BoBoiBoy.

Back to realityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang