Sesampainnya aku keluar dari gerbang sekolah, kulihat kekanan dan kekiri sudah sepi. "Huft... memang benar rumah menjadi tempat ternyaman, tapi apakah rumah kalian senyaman dan setenang itu?" Batinku.
Aku mengayuh pedal sepedaku, melesat menuju ke tempat yang ingin kukunjungi. Untungnya, aku sudah tanya kepada yaya dan ying alamatnya.
Benar, siapa lagi kalau bukan dia?
BoBoiBoy.
Anak pindahan misterius yang tiba-tiba pindah dengan alasan yang tak jelas, ia mengatakan bahwa tujuannya pindah ke Indonesia ini karena sudah bosan berada di Malaysia.
Sungguh, alasan yang tidak logis.
"Kalau begitu, aku juga bisa pindah ke jepang untuk liat husbu-husbuku," pikirku.
Perjalananku ke rumahnya kurang lebih 20 menit, bagiku terasa lama karena mataharinya sangat terik.
"Bisa-bisa aku jadi gosong, hiks," pikirku.
Aku memarkirkan sepedaku di depan halamannya, kupandangangi yang ada di sekelilingku saat ini. Halamannya bagus, tidak seperti rumahku. Ada halaman dan banyak tanaman tapi aku tidak bisa merawatnya. Semuanya kering dan layu.
Berbeda jauh yang ada disini, tanamannya subur, tidak layu, bunga-bunga bermekaran, aroma khas kebunnya masih tercium alami dan segar. Ditambah angin sepoi-sepoi yang menghantam leher dan rambutku.
"Hey, sejak bile kau ada kat sini y/n?" Tanyanya.
Aku perlahan menoleh kearahnya, menatapnya lekat. Aku sangat terkejut, "AAaAAaAa!"
Bagaimana tidak terkejut, dia sudah berada didekatku, sangat dekat sekitar 5 cm. Kulihat dia menatapku sangat lekat. Aku bisa merasakan deru nafasnya dan detak jantungnya.
"A-aku.." ucapku pelan terbata-bata sambil memundurkan diri.
"Jom masuk!" Ajaknya, dia menarik lenganku perlahan masuk ke dalam rumahnya.
Aku mengikutinya, masuk ke dalam rumahnya. "Sila duduk," ucapnya sambil tersenyum kemudian meninggalkanku sendirian di ruang tamu.
Aku memandangi ruang tamu, terlihat sebuah bingkai foto. Aku penasaran, jadi aku mendekati bingkai foto itu.
Aku melompat-lompat untuk melihat fotonya, "ah, ternyata lumayan tinggi juga," pikirku.
Aku memasang kuda-kuda untuk melompat mengambil bingkai foto tersebut. "1, 2, 3..."
"Y/n, sorry lama, kau nak air apa ni?-" ucap BoBoiBoy terputus.
BRUKKKKK....
Aku terjatuh terpeleset, "akh!" Ucapku sambil memejamkan mataku.
Aku menyadari bahwa ada sesuatu di punggungku, kurasa aku tidak menyentuh lantai. Aneh?
Perlahan mataku terbuka, kulihat didepan wajahku sangat dekat lebih dekat dari yang sebelumnya. Hidung kami berdua bersentuhan.
Nafas kami saling berderu satu sama lain, detak jantungku lebih cepat daripada biasanya, "sial sial sial!" Batinku.
Kulihat dia tersenyum memandangiku dengan muka memerah, kurasa aku sudah jadi tomat. Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Kalian tahu rasanya seperti apa saat ini? MALU, BENAR-BENAR SANGAT MALU.
"Huft, seharusnya aku jadi orang yang tidak kepoan saja," pikirku.
BoBoiBoy menggendongku dan menurunkannya di atas kursi ruang tamu. "S-sorry y/n, s-saya tak sengaja-" ucapnya gelagapan.
"NGGA APA APA, EH M-mm maksudku, makasih kamu udah mau nolongin aku," ucapku gelagapan.
Aku terus menundukkan wajahku kebawah, aku masih tak berani menatap wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back to reality
أدب الهواةHanya seorang anak yang biasa. Sudah bertahun-tahun kehidupannya biasa-biasa saja. Seperti halnya dengan remaja pada umumnya, dia juga punya sesuatu yg sangat disukai, hobi, kegemaran, dan lain-lain. Namun, di suatu hari terdapat lelaki populer yang...