BAB - 19

5 2 0
                                    

Malam yang indah, menampilkan cahaya bulan dengan titik bindang bertebaran di langit-langit milik semesta. Dengan genggaman tangan yang erat antara pasutri muda ini sedang berjalan-jalan di sebuah wisata yang baru saja buka di kota bandung.

Maka dari itu Haikal mengajak Kinaya untuk berjalan-jalan sekaligus mencari udara segar dari tempat wahana yang baru saja buka itu, lihat saja wajah istri kecilnya itu. Sangat bahagia ketika sampai disana.

Kinaya memakai jaket tebal untuk menutupi perutnya, sekaligus di jadikan penghangat karena malam ini sangat dingin. Beberapa kali juga Kinaya mengajak Haikal untuk bermain permainan dan mendapatkan hadiahnya, dan karena keinginan istrinya akhirnya Haikal terus menerus memenangkan permainan yang di inginkan Kinaya.

Deru napas Kinaya mulai terdengar, Haikal mengajar Kinaya untuk duduk dan memberinya air minum untuk mengatur napasnya dan staminanya. Susah untuk ibu hamil ketika berjalan sebentar saja sudah lelah.

Tali sepatu Kinaya terlepas begitu ia berdiri dan hampir terjatuh, untung saja Haikal bergerak cepat menahan tubuh Kinaya akan jatuh. Kalau tidak, mungkin nasib buruk akan terjadi:)

Haikal memasangkan tali sepatu Kinaya dengan perlahan, ia mengajak Kinaya untuk berjalan lagi tetapi kali ini terakhir, karena waktu sudah mulai larut juga jadi Haikal hanya mengizinkan Kinaya untuk memainkan satu permainan saja.

Ya tapi, Haikal bertemu dengan teman lamanya. Kinaya tidak mengenali siapa tetapi orang itu cukup tampan juga, Kinaya tidak memperdulikan hal itu daripada ia malah menaruh hati pada pria lain.

Kinaya menghampir salah satu permainan yang menurutnya menarik, hingga akhirnya tautan antara tangan Haikal dan Kinaya putus.

Masih saja asik, Haikal melambai begitu temannya pergi. Ia berbalik dan mengajak Kinaya untuk bermain di permainan selanjutnya, "Sayang, ayo main terus pula---"

Ucapan Haikal terhenti begitu melihat Kinaya tidak ada di sampingnya, ia menoleh kesana kemari tidak ada menampilkan wajah istrinya serta dengan pakaian hangat itu.

Haikal tersulut kepanikan, ia mencari Kinaya lebih jauh dan berharap gadis itu berada di luar dan menunggunya sembari duduk bermain boneka, tetapi hasilnya nihil. Kinaya tidak ada.

Dimana-mana kinaya tidak ada, padahal ia hanya mengobrol sebentar dengan temannya lalu tangan Kinaya terlepas dari genggamannya.

Haikal melakukan kesalahan besar, ia masih mencari keberadaan Kinaya dimana dan bertanya apa orang lain apakah mereka melihat Kinaya dalam ukuran anak-anak SMP? Tapikan Kinaya sudah SMA!

Karena terlarut dalam kepanikan, Haikal jadi linglung dan terlihat seperti orang tolol. Haikal bahkan sampai melepas jaketnya karena merasa jaket itu malah mengompori dirinya untuk jadi panik, padahal barang itu hanya diam saja di tubuhnya.

"Kinaya... Where are you, babe?" gumam Haikal takut, ia takut akan terjadi sesuatu pada istrinya dan yang paling ia takutkan itu...

Regan.

Lelaki itu selalu mengejar Kinaya walau Kinaya sudah menolaknya berkali-kali, wajah lelaki itu juga terlihat familiar bagi Haikal. Entah kenapa wajah Regan terlihat mirip dengan Fadil.

Tetapi Fadil tidak pernah mengatakan kalau dia mempunyai saudara atau adik! Mustahil jika ia tiba-tiba punya adek dan kelakuannya seperti tidak pernah di ajar sopan santun dan tidak melakukan kesalahan dan menghancurkan rumah tangga seseorang!

Di sisi lain, yang mungkin ini adalah dimana Kinaya berada. Di dalam parkiran terdekat pada mobil milik Haikal.

Kinaya sedang di kadebon Regan yang sedang menatapnya dengan sinis, serta dengan sentuhan halus dari Regan membuat Kinaya jadi takut. Wajah Regan terlihat sangat familiar baginya, apalagi cara menatapnya pada Kinaya.

Luka Biasa | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang