BAB - 34

4 1 0
                                    

Suasana indah dan nyaman itu membuat Kinaya nyaman sekali, apalagi ketika Kinaya sedang menggendong anaknya Mira. Kinaya jadi teringat akan calon anaknya dahulu.

Kinaya tersenyum tipis, ia selalu berharap bahwa anaknya akan segemas ini. Haha, Kinaya berdoa bahwa ia akan di berikan keselamatan yang lebih banyak dari ini, melahirkan seorang anak dan berharap anaknya akan tumbuh sehat dan kuat.

Kinaya bersyukur bahwa temannya bisa mendapatkan kisah cinta yang sedamai ini, mendapatkan seorang bayi perempuan yang manis membuatnya sedikit iri.

"Kina, selesai hamil kamu bakal lanjut pendidikan dan bakal urus lebih lanjut kelompokmu-kan?" tanya Mira membuat Kinaya sontak sedikit menoleh, lalu tersenyum sembari mengangguk.

"Kalau ga lanjut, nanti aku di sangka ingkar janji,"

Mendengar itu, semua orang yang ada di ruangan sontak terheran-heran. Apa maksud janji yang di katakan Kinaya?

Haikal mendekat kearah Kinaya dan mengelus lembut tangan bayi yang tengah di gendong istrinya itu, Alif yang melihat itu terkekeh pelan sembari mengendap-endap mengambil foto untuk mereka berdua.

Wajah Haikal yang terlihat lesuh itu terlihat gemas sekali untuk di lihat, mungkin bisa di gunakan di profil grup WhatsApp mereka. Dan disaat Alif berhasil mengambil foto, segera ia mengirimnya pada grup mereka.

"Lif, Andre kemana sih? Sudah setahun lebih dia ga nongol." sahut Haikal akhirnya menanyakan Andre yang batang hidungnya sudah tak pernah muncul lagi.

"Dia? Dia udah nikah bro, sekarang dia lagi persiapan buat pindah kesini. Karena awalnya dia nginep di rumah keluarga istrinya." jelas Alif dengan senyuman tipis, Haikal manggut-manggut paham dengan penjelasan singkat Alif.

"Mungkin pekan depan dia baru pindah." sahut Alif lagi mengambil Kalisha dari gendongan Kinaya karena perintah dari Kinaya yang sudah capai menggendong.

"Baguslah, biar bisa ngumpul lagi," celetuk Kinaya tiba-tiba membuat Haikal dan Alif sontak tertuju padanya.

"Kenapa? Sudah setahun lebihkan kak Andre gada? Biar begitu harusnya kalian senang, teman kalian kembali setelah kalian di ghosting setahun lebih." sahut Kinaya sedikit sinis, ia duduk di sofa dan memakan buah pisang yang tersedia disana.

"Sinis amat lo, Nay. Kayak lagi di jabat ketua Osis galak."

"Emang aku ketua osis." Kinaya masih melanjutkan aktivitasnya sembari menatap Alif misuh-misuh tak jelas.

15.37

Sudah memasuki waktu ashar, Haikal dan Alif bersiap untuk sholat sedangkan Kinaya menjaga bayi Mira. Mira juga pergi sholat sebentar di kamar.

Kinaya menggendong sembari melantunkan lagu-lagu yang ia tau dari Spotify. Karena yang pasti Kinaya juga sedikit mendengar lagu kanak-kanak.

"Huh, kebanyakan denger lagu galau jadi gatau lagu anak-anak kan," keluh Kinaya mendesis pelan. Ia segera menatap Kalisha yang tengah tertidur pulas tepat di gendongannya.

Hijab Kinaya sedikit berantakan, baju yang di kenakan Kinaya pun sudah mulai sedikit lusuh. Ikatan rambut Kinaya juga mulai terbuka, apa ini penderitaan ketika sedang menjaga seorang bayi?

Kinaya mulai duduk, merasa letih terus-terusan berdiri sembari menggendong bayi. Kinaya terkekeh gemas mengelus perut buncitnya yang kini sudah berusia 5 bulan.

Bertahan begitu lama dan bisa saja napsu makan Kinaya sedikit naik saat ini, sudah lima sisir pisang Kinaya habiskan karena lapar. Karena sedaritadi juga Kinaya menunggu bubur Mira yang sedikit lagi jadi.

Kinaya mulai lapar lagi, ia menghela napasnya pelan sembari mengelus kepala Kalisha yang lembek itu.

Mendengar langkah kaki yang sepertinya turun dari lantai atas, Kinaya sontak menoleh dan mendapati Mira yang tengah menggulung lengan bajunya. Lalu mendekat kearah Kinaya yang tengah tersenyum lebar.

Luka Biasa | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang