BAB - 37

7 1 0
                                    

BOOM!

Brak!

"Woi bangsat! LARI KALAU GAMAU MATI!"

"Lari goblok, bukan diem doang!"

"Weh kepala kotak, cepetan lari!"

"LO MAU MATI?? CEPETAN LARI TOLOL!"

"LARI GOBLOK ANYING AH, API DIMANA-MANA"

Yah, seperti itulah celetukan mereka yang tak jelas karena melihat api yang sudah berkobar dan membuat bangunan hampir runtuh seluruhnya.

Dengan gadis SMA yang sedang duduk santai di sekitaran api tersebut dengan rambut yang terurai gemas, senyuman manis sembari memainkan rambutnya.

Di kelilingi oleh anggota gengnya dengan setia, Kiara, Jihan, dan Atifah. Kecuali Haikal. Kinaya tadi pergi ketika Haikal sudah tertidur bersama Agam, karena terbangun tengah malam.

Kinaya bangkit, merasa gerah dan langsung melihat bayangan lelaki dengan fisik besar sedang berlari sembari menggepalkan kedua tangannya dengan erat di balik api terkobar tersebut.

Kiara segera bertindak, ia menghalangi Kinaya dan langsung menahan lelaki itu untuk tak menyerang ketua mereka. Dengan satu demi satu serangan yang di lancarkannya dan juga satu pertahanan dan satu pertahanan lainnya yang di luncurkan.

Kiara sedikit kesusahan, lelaki itu terlalu kuat dan fasih dalam taekwondo. Bahkan Kiara tak mampu melawannya.

Bark! Kiara terjatuh tepat di hadapan Kinaya dengan cara mengenaskan, wajahnya sudah babak belur karena ulah lelaki bangsat itu.

"Kinaya..."

"Jangan sebut nama gue, mulut lo bau sampah." balas Kinaya cepat segera melawan lelaki itu, dengan cara teknik sendiri akhirnya lelaki itu tunduk dan sekarang sedang di injak oleh Kinaya.

"Gue? Hidupnya yang ga tenang?" Kinaya tersenyum tipis, mendalamkan pijakannya dan tersenyum mengerikan.

"Lo kali yang ga tenang."

"ARGHHH!!"

Fadil tentu berteriak histeris begitu merasakan punggungnya terasa sakit dan patah. Kinaya segera menjauh ia berjalan santai sembari memerintahkan Jihan untuk menyeret Fadil.

"Kasian sekali dirimu Fadil, padahal lo sendiri yang pertama menghancurkan hidup gue. Kenapa sekarang lo yang hancur?" tanya Kinaya penasaran, menendang wajah Fadil sampai keasikan sendiri.

"Bos!" Kinaya dan Fadil sontak menoleh, menatap lelaki gagap yang kini tengah menjadi pusat perhatian. Lalu Kinaya tersenyum lebar.

"B-bos?"

"Pergi bangsat! Panggil yang lain---"

"Shut up, lo udah kalah, Fadil."

Fadil mendecak kasar berusaha melepaskan genggaman erat Jihan yang begitu kuat, Kinaya terkekeh gemas. Lalu menembak kepala lelaki yang tadi sempat mengganggu mereka.

Kiara dan yang lainnya tentu kaget, darimana Kinaya mendapatkan pistol itu? Tidak mungkin Kinaya membelinya, kan?

Darah yang terciprat dimana-mana membuat wajah Kinaya jadi sedikit kotor, Kinaya menyimpan kembali pistolnya dan langsung menendang perut Fadil dengan kencang.

"Bajingan!" Kinaya tersenyum begitu mendapatkan hinaan tua dari Fadil, entah perasaan apa ini sampai-sampai ia ketagihan untuk menghajar lelaki brengsek itu.

Jihan dan Atifah sedang berusaha untuk mencari informasi yang lebih lanjut, mereka juga mengawasi Haikal yang tengah tertidur sembari memeluk Agam dan tepukan ringan yang di layangkan di pantat mulus bayi itu.

Luka Biasa | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang