ExtraPart - Daniel Side

1K 36 4
                                    

Haiii... Haiii...
Udah lama banget dari terakhir kali aku nulis... Kangen bangetttt sama cerita ini huaaa...

Aku coba nulis lagi untuk mengobati kekangenan ini dan ternyata nulis setelah sekian lama vakum itu cukup sulit ya hahaha...

I know pasti banyak yang udah lupa sama cerita ini, and I'm here to remind you again so we can cry together :)

Semoga kalian enjoy dengan chapter tambahan ini... Thank you masih menyimpan cerita ini di library kalian... Lots of love, XOXO.

*Happy Reading*

Seorang bocah laki-laki yang masih berusia 12 tahun itu menatap foto ayahnya yang telah tiada, meninggalkannya bersama Ibu dan Kakaknya yang masih sama kecilnya di dunia yang selalu orang serukan keras ini.

Matanya sedari tadi terpaku pada figura foto ayahnya, meratapi kepergian beliau yang tiba-tiba. Air mata seakan sudah kering, tidak lagi ada yang bisa dilakukan untuk melampiaskan kesedihan. Padahal Papanya selalu berpesan bahwa laki-laki itu tidak boleh menangis, dirinya harus kuat, tapi saat ini, Daniel kecil memilih tidak mematuhi perkataan beliau.

Ayahnya adalah orang yang paling dekat dengannya, Johan selalu ada disetiap pijakannya, kehilangannya adalah pukulan terberat yang harus Daniel terima.

Saat dirinya masih tenggelam dalam ratapan kesedihan akan kepergian Ayahnya, sebuah tangan besar tanpa aba-aba menepuk bahunya, seakan memberi kekuatan. Daniel mengalihkan tatapannya pada si pemilik tangan, pria dewasa yang terlihat seumuran dengan ayahnya.

Morgan Gunner, Boss tempat Ayahnya bekerja. Setidaknya hanya itu yang Daniel tau tentang pria yang kini ada dihadapannya.

"Ini sudah sebulan semenjak kepergian Papamu, kamu masih menangisinya?" Kalimat itu terlontar dari Morgan diikuti senyum smirknya. "Saya dengar kamu masih menempuh pendidikan mengah pertama. Ssetelah Papamu tiada, pasti berat untuk terus melanjutkan pendidikanmu, Niel."

Daniel kecil mendongak demi menatap wajah pria yang memeluk pundak ringkihnya, ia tidak mengerti mengapa tiba-tiba Morgan berbicara seperti itu.

Morgan tertawa kecil melihat kebingungan anak polos itu, "kamu mengenal saya kan Daniel Oliver Benedict? Saya adalah atasan dari Johan Benedict, ayahmu."

"Saya mengenal anda, Papa sering kali membicarakan kebaikan yang telah anda berikan pada keluarga kami." Kata-kata polos yang Daniel ucapkan membuat Morgan puas, hal pertama yang Daniel tau tentangnya adalah kebaikannya. Kini membuat anak itu mempercayainya pasti bukanlah hal yang sulit.

"Ya joka diingat-ingat, saya memang sudah banyak membantu keluarga kalian. Karena Johan adalah orang yang paling saya percaya selama ini, saya tidak keberatan untuk berbuat hal baik untuknya bahkan setelah dia tiada." Morgan mengusap rambut Daniel, membuat anak itu gentar dengan aura intimidasi yang ada pada pria gagah itu.

"Saya tau kalian pasti akan kesulitan ekonomi setelah tidak adalagi kepala keluarga yang mencari nafkah, jadi saya bersedia menawarkan bantuan untukmu dan keluargamu untuk jangka waktu panjang Daniel."

"Bantuan?" Daniel tampak kebingungan, "ya, bantuan pendidikan hingga kamu sarjana hebat. Selama kamu mau menurut dengan ucapan saya dan bekerja di perusahaan saya setelah kamu lulus, saya bersedia membiayai kebutuhan hidup kalian sekeluarga."

Just Hold On Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang