part 19. || Dia??

38 2 0
                                    

'Mencintainya terlalu dalam hingga senja selalu mengingat untuk mengalah'
_Chaiden Zaki Barnard Devano_


Absen dulu yuk sebelum baca 👉

Satu kata buat masalalu? 👉


SELAMAT MEMBACA SEMUA..

*****

.

.

.

.

Sebuah bola basket masuk dengan mulus kedalam ring. Aiden berhasil memasukkannya pun sontak berseru heboh sambil berlari mengelilingi lapangan dengan kedua tangan direntangkan seperti pesawat terbang. Walaupun waktunya istirahat,namun mereka lebih memilih untuk bermain basket dulu.

"Curang lo! Ngga terima gue! NGGAKKK TERIMAAA!"ujar Zei menghempaskan bola basket ke tangannya ke lantai. Membuat bola itu memantul dan ditangkap dengan mulus oleh sepasang tangan lain.

"Definisi orang yang tidak sportif tidak menerima kekalahan dan mengatakan 'curang' pada lawannya."

"Widihhhh... Sejak kapan lo bijak gini bang??" Tanya cahyo berdecak seraya menggelengkan kepalanya. "Bagi-bagi lah bang rahasianya!"

"Kagak mau gua, ck! Sana lu cil" ujar Ky dengan tatapan tajam.

"Yeuuu pelit bener lu bang ama gua!" Kesal Cahyo dengan kakak kelasnya ini sekaligus anak dravixdz juga.

"Bodo amat" sinis Ky

Cahyo berdecak. Dengan merasa ingin menampol kakak kelasnya ini. Membawanya ke pinggir lapangan. Cahyo mulai berguru pada seorang ky Pangestu.

"Ngga waras Mereka." Ucap Aiden.

"Udah, biarin aja bang, lanjut main nggak?" Tanya Daniel.

"Lanjut dong, gue udah menang tadi!" Ujar Zei semangat.

"Yuk lanjut!" Ujar Xaiver.

Mereka kembali bermain tanpa Cahyo dan Ky yang masih sibuk dengan urusannya.

Agler melemparkan bola yang ditangannya pada Xaiver, tapi meleset. Terlempar ke arah lima orang gadis yang sedang berjalan tepat di sebelah lapangan.

"AWASSS!!"

Ke lima gadis itu menoleh mendengar seseorang berteriak dari tengah lapangan. Queen yang sigap lansung menarik tangan Aurora. Begitu juga dengan Zoya dia menarik tangan Lia. Sedangkan Nadia sudah bersiap dengan kuda-kudanya.

Gadis tomboy itu berputar dan dengan tepat menendang bola basket tersebut kembali ketengah-tengah lapangan. Zei yang berdiri tak jauh dari mereka menangkap bola basket itu sampai cowok itu tersungkur karena menerima tendangan bola yang begitu kuat.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Zei melemparkan bola yang ditangkapnya. Terbatuk merasakan bagian perutnya sakit.

Dipinggir lapangan Aurora bertepuk tangan sambil meloncat-loncat layak seperti anak kecil. Kagum dengan keterampilan bela diri Nadia. Sedangkan ketiga temannya hanya bersedekap seraya mengangguk-
angguk.

MASALALU YANG KEMBALI ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang