*Jrengggg! Langsung dihidangkan dengan penampilan Zura yang nyentrik dan cantik. Vibes anak baru gitu loh, wkwk.
18 Juli. Hari kedua.
Dengan penampilan yang super classy, pagi sekali Zura sudah berada di sekolah guna melihat-lihat sekolah barunya yang cukup besar. Dari mulai toilet, taman, tempat olahraga, kantin, juga beberapa tempat lain yang cukup menarik seperti ruang laboratorium, ruang praktek, aula, dan rumah kaca yang berisi banyak bunga dan tumbuhan-tumbuhan eksperimen.
Dia berjalan-jalan di sekolah sendirian, lalu duduk di kursi pinggir lapangan melihat orang-orang yang baru saja datang ke wilayah sekolah. Zura sedari tadi membawa sebuket bunga dan surat, yang dia ambil dari kolong bangkunya Rian.
Perlahan dia membuka surat itu, benar saja, kali ini surat itu tertuju padanya, bukan kepada Rian. Berarti orang yang mereka cari ada di sekolah ini.
_
Saya sudah tau kalau kamu yang akan mengambil bunga ini, kamu berhasil membuat saya muak.
_
Zura memanyunkan bibirnya, dia lalu menyapu bersih setiap sisi di sekitarnya, melihat apakah ada yang mencurigakan atau tidak.
"Hai, Zura," ujar seseorang dari belakang gadis itu.
"Eh, halo," kikuk Zura sambil menutup suratnya, dia masukkan ke dalam saku.
"Mawar ya, yang kemarin itu?" tanya Zura mengingat Mawar, siswi yang bertemu dengan Zura kemarin.
"Iya, kamu pagi banget ke sini," ramah Mawar dengan senyum manis.
"Ehehe, iya, nih," jawab Zura sekenanya.
Mawar memperhatikan Zura dari atas sampai bawah, melihat gadis itu dengan kagum. Kemudian matanya berhenti di satu benda, sebuah buket bunga yang indah.
"Ciee, baru dua hari di sini, udah dapet bunga aja," goda Mawar dengan cengirannya.
"Ah, biasa aja, sih," seringai Zura mengusap buket ditangannya.
"Ahaha. Iya-iya, semoga kita bisa berteman dekat ya, Zura. Aku di kelas 12 IPA 4, kalo ada sesuatu yang kamu belum tau soal sekolah ini, kamu bisa ke kelas aku atau mungkin sekedar lunch bareng," ramahnya dengan senyuman senang.
"Makasih, Mawar. Seneng ketemu sama kamu," ujar Zura sambil menunjukkan deretan giginya yang rapih. Dia merasa hatinya ada yang aneh, pasalnya dia tidak pernah didekati oleh teman perempuan atau bahkan Zura yang cenderung menghindar. Dari dulu dia selalu bersama dengan Rian dan Luky.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZURA (Tahap Revisi)
Teen Fiction🥀🥀🥀 "Zura?" "Hm?" Senyum manis terbersit di wajah gadis berambut panjang itu seraya menatap orang yang memanggilnya. "Siapa yang jahat?" "Gue penjahatnya." 🥀🥀🥀 Kalau membahas tentang ambisi dan cinta, banyak orang yang beranggapan itu wajar-wa...