"Lo kalo mau bohong, jangan nanggung-nanggung, Luky!"
Perkataan itu keluar dari mulut Zura, dia bersungut-sungut dari dalam kamar mandi karena sedang berganti baju.
"Mana bohongnya gak janjian lagi!"
Zura keluar dari kamar mandi dengan muka yang ditekuk, dia melihat Luky dan Rian yang ada di depan kamar mandi sedari tadi untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Gadis itu mendelik sebal kepada dua orang di depannya, tersenyum kecil kemudian berjalan mendahului mereka.
"Zur, lo tadi kenapa sih?" tanya Rian yang mengikuti dari belakang.
"Gara-gara lo hidup, Yan!" runtuk Zura dengan nada pelan.
"Hah? Apa?" tanya Rian lagi karena mendengar Zura menggumam.
"Hah? Eum ... engga apa-apa," kilah Zura dengan senyum paksanya. "Oiya, tadi ngapain Amanda ke kelas kita?"
"Lo ko tau namanya?" heran Luky.
"Gue punya mata kali, Luk. Di nametag nya ada tulisan, A-M-A-N-D-A!"
Luky menganggukkan kepalanya, dia sedari tadi memakan kripik singkong di bungkus besar.
"Oh ... tau tuh, Rian," tuduh Luky santai.
Rian mendesah pelan, tau kalau temannya akan berkata seperti itu.
"Tadi itu Amanda ngasih info sama minta pendapat, liburan sebelum ujian atau liburan sesudah ujian. Rencananya ada dua liburan buat kita kelas 12, yang satu sekalian uprak, yang satu lagi sesudah ujian kelulusan."
Perjelasan Rian hanya diangguki pelan orang Zura, dia masih merasa kesal, bisa-bisanya Amanda menyiramkan air dan menghancurkan coklatnya. Sangat menyebalkan.
"Lo cemburu?" tanya Luky di tengah makannya.
Zura terdiam sejenak sebelum benar-benar menemukan jawaban yang tepat.
"Wajar dong, Rian 'kan calon pacar gue. Kalo ada Amanda, jangan ladenin dia pokonya! Jangan ladenin cewe lain!" ancam Zura langsung memasang telunjuk tepat di wajah Rian, membuat laki-laki itu terdiam sambil melotot.
"Posesif aman si jadi cewe! Cemburu atau sirik lu! Dia 'kan bohay, hot, orang berada, cantik banget lagi kaya bidadari ...," jujur Luky tanpa berpikir panjang.
Zura menyipitkan matanya melihat pria menyebalkan satu itu.
"Hem ... masih lumayan cantik, gak kaya bidadari tuh! Orang berada? Jelas lebih kaya gue! Bohay? Emang gue gak bohay? Lagian nih ya, kita harus menjaga diri kita sendiri biar gak terlalu ketauan bohaynya! Lo gak sadar ya, sekarang lagi marak penculikan, pemerkosaan, pembunuhan, sampe di mutilasi malahan," cecar Zura melawan.
Merujuk pada fakta-fakta yang ada, memang benar adanya. Zaman sekarang, apalagi beberapa tahun terakhir, marak terjadi hal demikian yang terbilang cukup keji. Entah karena tenarnya permasalahan rumah tangga, sampai seorang ayah tega menodai anaknya sendiri, pembunuh-pembunuh berantai yang menyembunyikan kesalahan, pun kasus-kasus mutilasi yang perlahan-lahan ketahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZURA (Tahap Revisi)
Teen Fiction🥀🥀🥀 "Zura?" "Hm?" Senyum manis terbersit di wajah gadis berambut panjang itu seraya menatap orang yang memanggilnya. "Siapa yang jahat?" "Gue penjahatnya." 🥀🥀🥀 Kalau membahas tentang ambisi dan cinta, banyak orang yang beranggapan itu wajar-wa...