36. HaTi YaNG SepERti Apa?

47 24 39
                                    

>>>Suatu saat kau menemukan keterpurukan orang lain dan kau lupa, kau pun juga terluka.

°°°Sore ini Zura dan Mawar sedang berada di ruang tamu rumah Zura, mereka makan snack sambil saling berdiam diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°
Sore ini Zura dan Mawar sedang berada di ruang tamu rumah Zura, mereka makan snack sambil saling berdiam diri. Tidak ada obrolan diantara mereka, hanya suara tv dan deru nafas satu sama lain.

Sampai suara pesan masuk berkali-kali menganggu pendengaran mereka berdua karena handphone Zura, akhirnya mau tak mau gadis itu melihat handphonenya.

Pesan dari teman onlinenya sudah berjumlah sekian banyak, entah apa saja yang ditulis oleh orang di seberang.

~Raka
My Boo
Kemana aja?
Udah lama gak aktif :(
Aku lagi sedih, tolooong!
Pengen banget cerita
Heii
Zee, apa kita bisa ketemu?
Kamu tinggal di Jakarta kan?
Aku pengen cerita banyak sama kamu, Zee.
....
....

Pesan-pesan itu membuat Zura mengerutkan dahinya, ya, memang betul kalau Zura sudah lama tidak membuka apk itu dan mengobrol bersama Raka. Tapi, pesan-pesan ini sangat banyak dan apakah Raka menunggunya?

Ah, bukankah laki-laki itu sangat manis?

~Me
Ketemu?

Balas Zura pada akhirnya, dia menimang-nimang ajakan Raka. Tapi, apa salahnya untuk mengalihkan perasaan gila di dalam dirinya? Ya, setidaknya ketika bertemu Raka nanti dia akan menjadi lebih baik. Maybe.

Lagi pula Raka adalah tipikal orang yang ceria dan energik, sudah dipastikan itu akan sangat membantu menaikkan mood Zura yang sekarang sedang down parah.

"Siapa, Ra?" tanya Mawar melihat temannya yang sibuk dengan ponsel.

Mereka sebenarnya sudah baikan, tapi lewat diam-diaman. Mawar terus mencoba mendekatkan dirinya dengan Zura, sedangkan Zura tidak menyangkal dan tidak pula mengusir Mawar.

Kemungkinan mereka sama-sama sadar atas kesalahan masing-masing, sama-sama mengerti resiko dari sebab yang mereka buat sendiri.

Kadang, hidup itu perlu kesadaran penuh tentang diri sendiri. Bukan hanya menyalahkan orang lain dan menganggap mereka yang salah, padahal itu semua ada campur tangan diri sendiri yang selalu saja egois.

"Bukan apa-apa," jawab Zura seraya menggelengkan kepalanya.

Mawar manggut-manggut saja menimpalinya, dia fokus lagi pada televisi yang sedang menayangkan sebuah film di apk tempat menonton.

Melihat Mawar, Zura merasa kalau dirinya sudah merasa tenang. Ia mulai berdamai dengan keadaan dan keberadaan Mawar semenjak tadi malam gadis itu terus menemaninya.

ZURA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang