30. SeSaL

28 12 10
                                    

>>>Bermainlah dengan takdir, sampai dia bosan mempermainkan kamu.

°°°Meringkuk takut di lantai yang dingin membuat Zura tak bisa lagi bergeming, dia menatap perempuan dihadapannya dengan kekalutan dalam rasa takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°
Meringkuk takut di lantai yang dingin membuat Zura tak bisa lagi bergeming, dia menatap perempuan dihadapannya dengan kekalutan dalam rasa takut.

"Gue minta maaf," lirih Zura mengisi ruangan itu dengan sayatan luka yang tak terlihat.

Terlanjur sakit, Aulia merasa hatinya tercabik-cabik oleh kenyataan dan keegoisan. Pun sama dengan Zura, dia merasa sangat menyesal. Mereka adalah dua orang manusia yang kalah dengan ego dan ambisi masing-masing.

"Gue bakal maafin Lo," kata Aulia sambil mendekat ke arah Zura saat sebelumnya mengambil botol minuman berwarna hitam itu. Botolnya sudah terbuka, dia mengangkat benda itu ke udara. "Cheers!"

Aulia tersenyum, dia berjongkok di depan Zura yang sudah bersahabat dengan lantai. Mengajak bersulang.

"Apa mau Lo?" tanya Zura dengan takut-takut.

"Ngerayain pesta, Zura!" ujar Aulia kemudian dengan paksa membuka mulut Zura dan membuat gadis itu minum miras di botol yang dia pegang.

"Em! No! Lepas!"

"Eumm!"

"Aul--"

Zura meronta, terus menolak dan menahan botol itu, namun tidak bisa dicegah. Aulia seperti kesetanan sekarang, dia seakan ingin membuat Zura puas. Hingga, sampai air di botol itu habis, Aulia langsung melemparnya ke tembok.

Praaang!

Suara botol itu nyaring dan menyakitkan, bersamaan dengan desiran pilu yang menggebu.

"Come on! Babe! Nikmati pestanya," ujar Aulia sambil mencekal dagu Zura dan mengangkatnya. Gadis itu masih terengah-engah karena meminum begitu banyak cairan beralkohol.

Tenggorokan Zura terasa sangat panas, kepalanya mulai pusing dan penglihatannya perlahan memudar. "Aulia--"

"Gue bakal mau pergi ke Australia hari ini, penerbangan gue sebentar lagi."

"Zura, sebelum gue pergi ke Australia. Gue cuman mau bilang, semoga kita bisa ketemu lagi nanti, Ya. Ini ... gue ngasih hadiah gitar buat Lo, bagus 'kan? Ini limited edition yang dirancang khusus untuk musisi terkenal, Zura ...," tutur Aulia sambil menyimpan gitar itu di samping Zura.

"Liat, Bagus 'kan? Lo suka main gitar, pasti Lo suka sama barang bagus ini."

Zura melirik ke arah gitar itu lemah, bergantian melihat Aulia yang tersenyum padanya. "Hadiah?" Sadar tidak sadar Zura bertanya dengan lugunya.

"Iya, hadiah. Tapi, sayang banget 'kan kalo gue gak dapet feedback?"

"Feedback?"

"Iya," jawab Aulia langsung berdiri, masih ditatap oleh Zura dari bawah.

ZURA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang