17. I'm sorry

10 4 0
                                    

Elmira masih bersikap seperti kemarin. Ia menjadi pribadi yang lebih pendiam. Pikiran dan batinnya terus berkecamuk, perasaannya bertengkar hebat dengan hatinya. Disisi lain, ia bahkan masih mencintai seorang Azzam. Namun disisi lain ia juga kecewa dan terluka dengan kebohongan yang dibuat oleh Azzam.

♡♡♡

"El, turun dulu makan," ucap arshaka dari belakang pintu kamar Elmira.

Elmira pun membuka pintu kamarnya malas, lalu turun mengikuti perintah abangnya menuju meja makan.

"Kok masih pake piyama? Emang nya kamu gak sekolah?" Tanya Karina yang heran dengan tampang kucel putrinya pagi pagi seperti ini.

Elmira menggeleng lemah,
"Habis ini, mandi mah." Sahut Elmira tampak lesu.

"Kamu kenapa kok lesu gitu?" Tanya Zhafran mengintrogasi.

"El, nggak apa-apa kok." Bohong Elmira.

Ia memang belum menceritakan tentang masalahnya dan azzam. Ia tak ingin menambah beban lagi.

"Jangan terlalu dipikirin," celetuk Arshaka tiba-tiba.

Sontak perkataan Arshaka tadi mengundang pertanyaan dari Zhafran dan karina, dan tentunya Elmira sendiri.

"Abang, ngomong apasih?" Elak Elmira sedikit kesal.

Arshaka hanya mengedikan bahu acuh, "Abang cuma ngasih tau,"

Tanpa sepatah kata pun elmira langsung beranjak pergi menuju kamarnya.

Di kamarnya, Elmira terus berdecak kesal. Bagaimana bisa arshaka mengetahui nya? Memang ia benar-benar tahu atau hanya sekedar menebak saja?

"Arghhh!!" Elmira menjambak rambutnya frustrasi. Ia merasa pusing dengan semua ini.

"Apa ini semua hanya permainan lo doang?"

"Supaya Lo bisa lupain masalalu Lo?"

"Apa perasaan gue cuma Lo anggap mainan?"

"Apa lo gak pernah serius sama gue?"

"Kenapa sih, zam?"

"Kenapa harus gue?!"

Elmira sangat frustrasi dengan masalah yang masuk begitu saja ke dalam hubungannya dengan Azzam. Ia memeluk lututnya erat-erat. Juga foto ia dengan Azzam.

♡♡♡

Hari ini Elmira memang sengaja mematikan ponselnya. Ia tak ingin siapa pun mengganggu nya, termasuk Azzam.

"Ra, hp Lo mati?" Tanya Lea saat melihat Elmira melamun di kelas.

Elmira hanya menggeleng lemah, tatapannya sendu, matanya sayu, dan bekas tangisan itu masih ada.

"Terus kok gue gak bisa nelpon Lo?" Tanya Lea lagi.

"Gue matiin," balas elmira.

Elmira menatap sendu Lea yang masih menatapnya heran. Matanya terlihat sayu, wajahnya juga sedikit pucat.

"Kenapa, ra?" Tanya Lea mulai khawatir dengan sikap aneh sahabatnya itu.

Bukannya menjawab, Elmira justru menangis. Ia terisak kecil dan membenamkan kepalanya ke bawah meja.

"Ra, Are you okay?" Tanya Lea lagi.

Elmira pun menoleh sebentar, lalu berlari keluar kelas.

Dibelakangnya, Lea berlarian menyusul dengan teriakan mengiringinya.

Sementara Elmira tak mempedulikan teriakan sahabatnya itu. Ia terus berlarian menuju rooftop. Air matanya terus mengalir. Ia bahkan tak peduli dengan bisikan- bisikan dan ocehan tiap pasang mata yang melihatnya.

Tentang Kita!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang