Happy reading 🤍
Di Kelas Azzam sedang pelajaran kimia. Para murid, terutama Azzam hanya menatap fokus tulisan tulisan yang tercantum di papan tulis.
"Lama banget istirahatnya. Otak gue udah mau meledak rasanya," bisik rifky pada Azzam yang masih bisa didengar oleh Stevano yang duduk di belakang.
"Emang dasarnya otak Lo bego," ujar Stevano menyahut sambil terkekeh geli.
Azzam pun hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua temannya. Eh ralat, sahabat maksudnya.
♡♡♡
Saat ini Elmira tengah berada di rooftop sekolahnya. Tempat ini seakan-akan menjadi tempat favoritnya ketika sedang marah, kesal, atau banyak masalah. Ia selalu pergi kesini untuk menenangkan diri.
ia pun merebahkan kepalanya di meja yang tersedia di dekat kursi panjang tempat biasanya ia duduk. Saat hendak memejamkan mata, tiba tiba telinga nya terganggu oleh suara bising bell istirahat.
Kringg kringg!"Anj," umpatnya kesal.
Setelahnya ia pun kembali memejamkan matanya.
♡♡♡
"Elmira mana ya," ujar Lea.
"Coba tanya Azzam aja deh barang kali dia sama Azzam," ujarnya lagi.
"Hallo?"
"Kenapa?"
"Lo sama Elmira, gak?"
"Hah?" Nada keheranan terdengar dari seberang sana.
"Elmira gak dikelas dari jam ketiga. dia tadi bilangnya mau ketoilet tapi gak balik balik," jelas Lea panjang lebar.
"Mending Lo cariin elmira," ujar Lea.
Tuttt
Sambungan dimatikan sepihak oleh si penerima telepon.
"Gue yang nelpon, dia yang matiin." Ujar Lea kesal.
Setelah menerima telepon tadi, Azzam langsung beranjak keluar kelas.
"Woii, mau kemana Lo?" Teriak Rafael.
"Tau, tuh main tinggal aja," sambung Sean dan diangguki oleh Sagara.
Azzam tak menggubris ocehan sahabat nya itu. Ia tetap fokus berjalan keluar kelas.
Ia menyusuri tiap ruangan bahkan kantin. Azzam pun terus menyusuri tiap sudut sekolah yang luas itu. Namun, pikirannya tertuju pada satu tempat yang belum ia kunjungi.
Rooftop.
Ia bergegas menuju rooftop. Barang kali gadis itu ada disana. Entah apa yang menyerang hatinya, tapi ia merasa tak tenang jika tak jejak ataupun kabar walau sebentar. Padahal mereka hanya sebatas teman saja.
Dan mungkin, sesuatu telah terjadi padanya. Sesuatu telah merubah hatinya. Termasuk perasaannya.
Azzam sudah sampai di rooftop pandangan nya terhenti pada sosok gadis yang tengah tidur pulas di kursi panjang dengan kepala yang ia rebahkan di atas meja.
Ia pun mendudukkan diri di dekat gadis itu. Pelan, ia menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah manis gadis itu.
"Ra," panggil Azzam pelan takut mengejutkan elmira.
Elmira pun perlahan membuka matanya.
"Heh!" Sentak elmira.
Azzam pun hanya mengerutkan dahinya.
"Ck Bikin kaget aja," decak Elmira.
"Bolos ya?" Tanya Azzam
"Enggak," elak nya.
"Jangan pernah bolos lagi," ujar lelaki itu tiba tiba.
"Apa urusannya sama lo?" Elmira merasa aneh dengan tingkah laku ketos itu belakangan ini.
"Gue gak mau punya pacar hobi bolos," ujar nya dingin.
Deg!
Apa maksudnya? Apa ia tak salah dengar? Lelaki itu bilang jika ia tak ingin memiliki kekasih hobi bolos? Apa maksudnya?
"Maksud lo?"
"Gak ada pengulangan," balas lelaki itu datar.
Elmira pun berdecak sebal.
Lalu Azzam menoleh
"I think I have to say it now."
Elmira hanya menatap bingung. Tak paham dengan perkataan lelaki itu.
"Lo gak tau, ya?" Elmira menatap Azzam kesal.
"Apa?" Azzam mengerutkan keningnya.
"Gue gak bisa bahasa Inggris!" Balas elmira.
"Intinya aja Lo mau ngomong apa?" Lanjut nya lagi.
"do you want to be my girlfriend?"
Saat itu detak jantung elmira seakan berhenti. Desiran aneh mulai menyerang hatinya. Walaupun ia tidak mengerti apa yang di katakan Azzam. Namun ia paham betul, kata kata terakhir dari kalimat itu.
My girlfriend?
Pacarku?
Itu artinya, lelaki itu tengah mengutarakan perasaannya. Juga menginginkan dirinya untuk menjadi kekasihnya. Apa ini bukan mimpi? Apa ini nyata?
"Lo nembak gue?"tanya nya masih tidak percaya.
Azzam hanya mengangguk singkat.
"Bercanda Mulu Lo!"
"Apa muka gue kelihatan bercanda?" Tanya azzam menghadapkan wajah elmira lalu mendekatkannya pada wajahnya. Menatap lekat gadis itu. Hingga kini jarak mereka sangat dekat.
"T-tapi kenapa... gitu?" Tanya elmira mulai gelagapan.
Hatinya kalang kabut sibuk menyiapkan jawaban sempurna. 'iya' sepertinya adalah jawaban paling sempurna yang ditemukan didalam hatinya tapi 'tidak' juga ada didalamnya saat keraguan menyerangnya.
"Gue gak tau. Tapi...," Ujar lelaki itu menggantung kalimatnya.
"Beberapa hari sama Lo bikin gue ngerasa ada yang beda."
"Gue gak tau kenapa, semuanya Dateng gitu aja tanpa bisa gue tolak."
"Gue rasa... Lo orang yang tepat untuk merobohkan semuanya secara utuh."
Perkataan Azzam benar-benar membuat Elmira terbelalak kaget.
Jika boleh jujur, rasa itu juga ia miliki. Sama. Tak berbeda. Bahkan lebih besar.
"Maaf," ujar elmira menyingkir sedikit lebih jauh dari lelaki itu.
"Lo gak harus jawab sekarang. gue cuman mau ngomong aja," balas Azzam
"Gue gak mau nyiksa batin gue sendiri tiap hari cuman karena itu semua."
"Jadi, semua keputusan ada di lo. Gue cuman ngeluarin apa yang harus gue keluarin aja."
"It's better to say it now than late, or not at all," ucapnya final
Elmira pun hanya menunduk . Ia berusaha menyembunyikan pipinya yang merah karena menahan debaran jantung.
"Lo akan tau jawabannya," ujarnya kemudian.
Azzam mengangkat alisnya sebelah.
"Besok pulang sekolah di Orion cafe," lanjut gadis itu.
Azzam pun hanya mengangguk saja.
(◕ᴗ◕✿)
Haiii janlup vote spam komen and sharee ke teman teman kalian yaa okeyy <3
Coba tebak kira kira Elmira jawab apa, ya?
Diterima gak ya Si ketos kita?
Komen yaa!
Next part? See u 🌷🌷

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita!
Teen FictionBagaimana jika disekolah ia menjabat sebagai ketos dan diluar sebagai seorang ketua geng yang paling ditakuti? Ini tentang Azzam dan Elmira seorang gadis yang berhasil mengetuk pintu hati, Azzam. ⚠️Warning⚠️ Lapak ini menga...