Malam itu Elmira tak keluar dari kamarnya. Sejak pulang sekolah tadi ia mengurung dirinya dikamar.
Bahkan Arshaka yang telah berulang kali mengetuk pintunya tak mendapatkan balasan.
♡♡♡
Lelaki bertubuh tegap dengan kaos putih dan celana pendek hitam itu tengah merebahkannya dirinya diranjang kamarnya.
"Elmira kemana?" Gumam nya dengan terus mencoba menelepon si pemilik nama.
"Tumben gak di angkat?" Gumam nya lagi.
Puluhan kali ia mencoba menelepon namun tak juga mendapatkan jawaban.
Akhirnya Azzam memilih untuk mengirim pesan pada sang gadis. Berharap kali ini pesannya dibalas oleh Elmira.
Sejak disekolah tadi ia belum bertemu dengan Elmira. Ia takut jika gadisnya itu masalah atau apapun itu.
Pesannya juga kini tak kunjung dibalas,
Apakah ada masalah dengan Gadisnya itu?
Atau apakah dirinya telah membuat kesalahan?
Entahlah, memikirkan itu membuat kepalanya pusing.
Namun sesaat setelah ia menutup ponselnya, suara dering telepon masuk berbunyi.
Dengan cepat, ia menyambar ponselnya, lalu menjawab telepon itu tanpa melihat nama si penelepon.
Setelah ditempelkan di telinganya, ia kembali menjauhkan ponselnya ketika mendengar jika bukan suara Elmira yang berada diseberang sana.
"Hallo? Azzam kan?" Tanya seseorang diseberang sana.
Dengan malas, ia kembali mendekatkan ponselnya ke telinganya.
"Ada apa?" Balasnya singkat yang terdengar cuek.
"Gapapa, aku cuman kangen aja."
"Buat apa Lo kangen?" Tanya Azzam lagi.
"Kamu kenapa sih, zam? Emang aku gak boleh kangen sama kamu?"
Azzam hanya mendengus kesal. "Bi, kita udah gaada hubungan apa-apa lagi," ujar Azzam.
Helaan napas pasrah terdengar dari seberang sana.
♡♡♡
Sepertinya pagi ini nampaknya berbeda. Dan pagi-pagi berikutnya juga akan berbeda.
Tak akan ada lagi lelaki yang menjemputnya setiap pagi, dan mengucapkan selamat pagi.
Apa yang ia lihat kemarin sudah cukup untuk menjadi alasannya mengapa dirinya mendiamkan lelaki itu.
Dan tak menjawab pesan dan panggilan dari lelakinya itu.
Elmira sangat tidak suka kebohongan.
♡♡♡
Sesampainya disekolah, Elmira melihat mobil sport hitam milik Azzam yang juga baru sampai di sekolah.
Ia berusaha tidak peduli.
Dan disaat bersamaan, si pemilik mobil itu keluar dari mobilnya. Lelaki itu bahkan tak menyadari kehadiran Elmira.
Ia kemudian berjalan memutari depan mobilnya, lalu membukakan pintu untuk seseorang yang berada di kursi penumpang.
Namun kelakuan Azzam sontak membuat Elmira menahan emosinya.
Kursi penumpang yang seharusnya hanya kini diduduki oleh Elmira saja, kini harus rela di duduki oleh Seorang gadis.
Gadis cantik berwajah sedikit pucat itu berjalan meninggalkan area parkiran dengan bantuan Azzam menggandeng tangannya.
Elmira hanya terkekeh melihat keduanya.
♡♡♡
Kantin yang semulanya sepi kini menjadi ramai. Para murid wiliams high school berdesakan memenuhi kantin.
"Le gue, pengen batagor." Ujar Elmira.
"Yaudah, antri aja." Balas Lea kemudian.
Lea pun mengikuti kemana saja gadis itu pergi.
Kehadiran mereka di area kantin sekolah mendapat banyak tatapan aneh.
"Eh, itu mereka pada liatin kita?" Bisik Lea ditelinga elmira.
"Bukan deh kayaknya, kalo dari matanya bukan ngarah ke kita," Ujar Elmira
"Coba lihat dibelakang kita aja," ujar Lea kembali berucap.
Dan betapa terkejutnya mereka. Ternyata benar. Arah pandang seluruh kantin tertuju pada inti the boys dan seorang gadis cantik yang terlihat sedikit pucat.
Jika dilihat, mereka sangat cocok.
Raut kekhawatiran terpancar jelas pada wajah tampannya.
Lelaki berbadge Nama Raizel Azzam Al-farizi itu menghentikan langkahnya sejenak. Ia menatap Elmira dengan sorot mata teduhnya.
Berusaha menjelaskan pada gadisnya.
Elmira yang melihat itu hanya dapat menahan kuat air matanya.
Ia menatap Azzam penuh kecewa. Sorot matanya yang penuh luka membuat rasa bersalah menghinggapi hati Azzam.
Inti the boys dan Lea yang menyadari itu hanya berpandangan sebentar. Lalu Lea berusaha membawa elmira menjauh dari area kantin.
Bukan hanya mereka saja, bahkan seisi kantin menatap mereka heran. Tentu warga sekolah sudah tahu kalo Azzam hanya kekasih Elmira. Dan mereka selalu iri dengan itu.
Buliran bening yang menggenang cukup banyak dipelupuk matanya tak dapat lagi ia tahan. Saat itu juga, air matanya jatuh begitu saja.
Tak ingin berlama lama disituasi tak menyenangkan ini ia mengusap air matanya kasar dan kembali menatap Azzam.
Ia pun mengajak Lea untuk segera pergi dari area kantin.
Sebelum meninggalkan area kantin ia berucap pelan ditelinga azzam seraya membisikan sesuatu yang membuat dada lelaki itu terasa nyeri.
Bak dihujam ribuan pisau yang menusuknya dari dalam, Azzam sangat tidak suka nada bicara gadisnya itu.
Setelah membisikan kalimat menyeramkan itu, ia dan sahabatnya tadi langsung pergi meninggalkan area kantin.
♡♡♡
Elmira berencana akan membolos dan kabur dari pelajaran matematika siang ini.
"Gue mau bolos," ujar Elmira pada Lea yang tengah asyik memainkan ponselnya.
"Lo gila? Hari ini kayaknya ada ulangan, loh!" Sahut lea.
Elmira hanya menggidikan bahunya acuh, " gak peduli," ujarnya lalu melenggang pergi keluar kelas.
Sementara Lea hanya geleng geleng kepala saja.
(◕ᴗ◕✿)
Halloo👋👋
jangan lupa vote komen and sharee yaa <3
Boleh share ke teman-teman, sahabat, pacar, mantan juga boleh kok wkwk.
Yang jadi silent readers gatau cara menghargai ya?
Jangan lupa untuk selalu mendukung karya ku yaa🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita!
Fiksi RemajaBagaimana jika disekolah ia menjabat sebagai ketos dan diluar sebagai seorang ketua geng yang paling ditakuti? Ini tentang Azzam dan Elmira seorang gadis yang berhasil mengetuk pintu hati, Azzam. ⚠️Warning⚠️ Lapak ini menga...