Bab 6 Bertemu rekan kerja

2.2K 108 1
                                    

Merasa kasihan dengan Al, ax memanggil bodyguard di depan kamar nya untuk mengantar Al menuju kamarnya sendiri. Sebenarnya ax hanya iseng, entah kenapa saat melihat wajah pelayannya mengeluarkan banyak ekspresi membuatnya sangat lucu. Biasanya ax memang tidur hanya beberapa jam saja karena sudah terbiasa dari dulu. Ia menyuruh Al untuk menemaninya karena hukuman dan keinginan pribadi yang dimiliki ax sendiri.

Setelah Al pergi dari kamarnya, Ax kembali menuju tempat tidur nya dan mulai tidur.

•••

Keesokan harinya, Al terbangun dari tidurnya dan memandangi sekitar. Seingatnya, ia di suruh oleh tuan mud ax untuk menemaninya tidur tapi kenapa ia berada di kamarnya sendiri. Merasa bingung dengan apa yang terjadi, Al lebih memilih untuk mandi dan bersiap-siap untuk bekerja.

Al sudah rapi dengan jas yang melekat pada tubuhnya, ia bergegas menuju kamar ax. Tetapi saat diperjalanan menuju kamar majikannya, Al bertemu dengan pak Marcel.

"Pagi pak" sapa Al

"Pagi juga Al, hari ini kamu mau kemana?" Tanya Marcel yang masih belum paham akan situasi. Mungkin karena efek kecapean bekerja makanya ia terlihat linglung

"Saya mau ke kamar tuan muda pak, kan hari ini saya mau bekerja" jawabnya

Marcel yang baru paham langsung menganggukkan kepala nya seolah melupakan sesuatu.

"Maaf saya lupa bilang, kalau setiap hari Minggu pelayan diberikan waktu untuk libur. Tapi saat menjelang sore harus kembali bekerja" ujar Marcel

Al yang mendengar kata pak Marcel hanya merasa bingung, perasaan dia tidak ada menemukan kata libur di kontraknya. Tapi syukurlah jika memang hari ini libur karena dia bisa bersantai di kamarnya seharian.

"Oh begitu ya pak, terimakasih pak. Kalau gitu saya balik lagi ke kamar. Permisi pak" setelah mengatakan itu, Al berbalik menuju kamarnya.

Sampai di depan pintu kamar dan bersiap-siap akan masuk, tiba-tiba ada yang menepuk bahunya.

"Hy, pelayan baru ya?" Sapa seorang pria

Merasa ada tangan yang cukup besar menepuk bahunya, Al mulai membalikkan badan dan berhadapan langsung dengan orang itu. Terlihat tinggi yang semampai jika dibandingkan dengannya hanya sekitar ketiak dan badan yang berotot walaupun begitu pria itu memiliki wajah yang manis. Sudah di katakan bukan, Al sangat tertarik dengan pria yang berwajah tampan tapi walaupun ini tampan nya kurang tapi manisnya kebangetan. Seketika Al memandang wajah itu dengan mulut yang terbuka seperti merasa takjub dengan apa yang di depannya.

Merasa tidak ada jawaban, pria itu mencubit pipinya pelan. Al yang merasa ada yang menyentuhnya lantas tersadar dan menepis tangan itu semakin gugupnya.

"Ah maaf, habisnya kamu lucu dengan ekspresi seperti itu" ucap laki laki itu lagi, kali ini dengan suara tawa yang membuat candu

"Eh emm.. maaf tadi saya melamun" kata Al dengan mata yang melirik ke samping. Rasanya ia tidak sanggup untuk memandang pria itu lebih lama.

"Saya bara, pelayan yang bertugas bagian depan dan kebetulan kamar saya ada di sebelah kamu. Maaf jika baru bisa menyapa sekarang" kata pria yang bernama bara itu, sambil merentangkan tangannya bermaksud untuk berjabatan tangan.

Al yang melihat itu langsung menyambut tangan itu dan tersenyum tipis.

"Halo bara, saya Al"

"Hanya Al saja" tanya bara karena heran saat mendengar nama Al yang sangat singkat

"Iya, biar ga ribet hehehe" guraunya

"Seperti nya kita tidak usah bicara formal" saran dari bara

"Kalau gitu aku ngikut kamu nya aja" respon dari Al

Mereka pun melepaskan jabat tangan dan tersenyum canggung. Walaupun sama menjadi pelayan tapi rasanya mereka tidak bisa bebas dalam memperkenalkan diri.

"Karena hari ini libur, bagaimana kalau kita keluar mansion. Tenang aja nanti aku yang bayar" mendengar tawaran dari bara, Al pun membalas dengan anggukan.

Saat ini Al tengah bersiap-siap untuk pergi keluar dengan bara. Begitu juga dengan bara yang bersiap-siap keluar dengan Al. Setelah acara perkenalan tadi mereka berpisah dan bertemu kembali di halaman mansion pada jam 10.00 pagi.

Al yang menggunakan Hoodie dan celana panjang bergegas untuk menjumpai bara. Terlihat bara yang berkali-kali lipat tampan dengan pakaian kasualnya.

Dor..

Karena kaget akan kejutan dari Al, bara sampai tersentak. Bara mengalihkan pandangannya terhadap Al dan melihat pakaian yang Al pakai. Ternyata Al sangat imut dengan Hoodie yang besar karena terlihat tenggelam saat ia pakai. Ntah kenapa rasanya Al seperti adik yang harus ia jaga dan pantau setiap saat.

Mereka pun pergi menuju mall terdekat menggunakan motor bara. Al yang di bonceng reflek memeluk pinggang bara karena sudah terbiasa. Maksudnya, jika dia naik motor dengan siapapun pasti akan memeluk pengemudinya karena sudah menjadi kebiasaan. Bara yang melihat tangan Al yang memeluknya, menyentuh tangan itu, dan melajukan kendaraannya.

Tak terasa mereka telah sampai di mall. Al yang lebih dulu turun menyerahkan helm nya ke bara dan di sambut bara. Mereka pun memasuki mall dengan bergandengan tangan. Kalau kata bara, ia takut jika Al akan hilang di telan oleh kerumunan orang.

Tujuan mereka datang ke mall untuk bermain time zonk. Al yang baru pertama kali menginjakkan kakinya ke permainan itu langsung berbinar. Karena asal dia ke mall, ia hanya menemani temannya berbelanja saja. Tapi kali ini ia bisa melihat time zonk yang biasanya diceritakan oleh teman-teman semasa sekolah dulu.

Mereka pun mencoba berbagai macam permainan. Bara yang membeli koin secara bebas pun membuat Al leluasa mencoba semua permainan dan yang ia sukai bermain basket ke arah ring dan bermain bola yang akan menentukan jumlah tiket yang di dapatkan.

Bara yang mengikuti Al setiap saat merasa lelah. Karena Al sangat aktif, sekejap saja ia berpaling maka Al sudah tidak nampak lagi.

"Al sudah yuk, sebaiknya kita istirahat dulu. Kamu ga lapar?" Tanya bara

"Ntar lagi ni, nanggung" jawab Al yang memandang permainan itu

"Lain kali kita kesini lagi. Ayuk kita makan ntar lagi jam libur kita habis" mendengar kata jam kerja yang hampir habis. Al pun menghentikan permainannya dengan lesu.

Bara yang melihat tingkah Al hanya menepuk kepala Al secara perlahan. Setelah menukar tiket dan mendapatkan berbagai hadiah, Al dan bara pergi menuju restoran.

"Kita makan di situ aja yuk!" Bara yang memilih tempat, berjalan menuju restoran itu dan menarik tangan Al yang masih ngambek karena acara mainnya di ganggu.

Mereka mendatangi restoran ramen, yang saat ini tengah ramai di perbincangkan. Al yang awalnya tidak bersemangat menjadi semangat kembali karena mencoba ramen yang sangat cocok di lidahnya. Ia menghabiskan ramen itu hingga tandas. Bara yang melihat tingkah Al hanya tersenyum karena dapat membuat Al semangat kembali.

Setelah liburan mereka, bara dan Al pun kembali ke mansion dan saling berpisah untuk melanjutkan pekerjaannya masing-masing.

Tuan muda lumpuh dan maid sinting (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang