Bab 9 trauma

2.1K 90 0
                                    

Ax yang merasa Marcel tak kunjung berhenti tertawa, memanggil namanya dan seketika Marcel merubah sikapnya seperti biasa.

"Al sini kamu! Mendekat ke arah saya" kata ax.

Karena merasa tak perlu curiga Al pun mendaratkan wajahnya tepat di hadapan ax dengan posisi duduk. Ax yang sudah dapat menjangkau Al, lantas menjewer telinga itu. Sekarang mereka sangat pantas di kata kan ibu dan anak. Marcel yang tadinya bersikap normal mulai tertawa kembali karena dengan ax yang mengomel seperti ibu-ibu komplek tambah lagi Al yang mengadu kesakitan membuat suasana lebih ceria dari biasanya.

•••

Setelah aksi jewer yang di berikan ax kepada Al. Saat ini mereka berdua sedang berada di kamar tuan muda ax. Sedangkan Marcel pergi ke perusahaan ax untuk melanjutkan pekerjaannya.

Saat ini, Al sedang membantu majikannya membereskan berkas. Berkas yang baru di antar Marcel tadi masih banyak yang berserakan. Agar lebih mudah saat mengerjakan nya. Ia harus menggolongkan semua berkas itu.

Al yang sedang fokus mengelompokkan berkas tak sadar jika ax tengah mengamatinya. Walaupun sudah di tempatnya berbeda, tetapi pikiran ax masih berkelana di taman tadi. ia masih tak habis pikir dengan pelayannya ini karena dengan mudahnya memanjat dan menuruni pohon rambutan yang sangat besar. Apalagi ia masih ingat saat memberikan hukuman kepada Al.

"Pak, ini berkasnya sudah selesai saya pisahkan" kata Al. Posisinya saat ini sedang duduk berhadapan dengan ax karena ax sendiri yang akan memantau beberapa berkas yang harus ia tangani.

"Kamu duduk saja di situ, atau mau duduk di tempat lain juga boleh. Saya mau mengerjakan berkas ini dulu" Al hanya mengangguk sebagai jawaban dan berjalan ke balkon kamar ax.

Hari yang sudah gelap dan sangat sunyi sangat cocok untuk menikmati keindahan malam ini. Tak lupa pula angin yang berhembus pelan menerbangkan helaian rambutnya. Al yang menikmati suasana ini memejamkan matanya.

Tetapi saat sedang asik menikmati kenyamanan ini, lampu tiba-tiba saja mati. Al yang kaget langsung masuk ke dalam dan memanggil ax.

"Tuan, tuan masih di tempat yang tadi?" Tanya Al sambil meraba-raba.

Ax yang awalnya kaget karena gelap, ia mulai menggigil dan menutup matanya. Tetapi saat mendengar suara Al, ax menyuruhnya untuk menghampiri ax.

"Saya masih di tempat tadi. Cepat ke sini!" Mendengar suara ax yang bergetar, Al dengan cepat meraba kesana dan ke sini dengan sinar bulan yang masuk ke kamar itu.

Dapat Al rasakan tubuh ax yang sudah terjangkau oleh tangan nya. Ia pun tanpa sengaja menyentuh bahu ax. Ax yang merasakan tangan Al menyentuh tangannya, menimpa kembali dengan tangannya sendiri. Al yang tersenyum karena berhasil mendapatkan tempat duduk ax berjalan mendekat nampaknya ada yang aneh dengan tuannya ini.

Ax yang sudah tidak sanggup menahan rasa gelisah nya menarik Al dan memeluknya. Posisi mereka masih berada di sofa. Tempat ax mengerjakan berkas tadi sedangkan Al yang kaget tiba-tiba di tarik hanya bisa mengikuti kemauan ax walaupun ini pertama kali bagi nya. karena ia rasa ax membutuhkan ketenangan, perlahan Al menepuk punggung ax dan membisikkan berbagai kata-kata.

"Tenang tuan, saya ada di sini"

Ax yang mendengar perkataan Al di telinganya mulai merilekskan badannya. Tapi ketenangannya seketika hilang karena tiba-tiba hujan deras turun dan di selingi kilat yang menyambar. Karena panik Al tadi lupa untuk menutup pintu, alhasil kilat ikut masuk ke dalam.

Tubuh ax semakin menggigil dan ia tanpa sadar memeluk Al dengan sangat erat. Saat Al hendak melepaskan pelukan mereka ax menggeleng kuat dan semakin menguatkan pelukannya sampai Al susah untuk bernafas.

Al yang sudah kehilangan akal. Menarik selimut yang berada di kasur dan memakaikannya kepada ax untuk meringankan suara hujan dan petir. Ia menutupi tubuh ax dari belakang sehingga tubuh Ax saja yang tenggelam di dalam selimut. Untung saja mereka duduk di dekat ujung kasur jadi al bisa menjangkau selimut itu.

Perlahan ax melonggarkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di leher Al. Al yang merasa geli karena nafas Al yang berhembus ke lehernya, menahan diri untuk tidak bergerak karena kondisi Ax.

Al merasa kalau majikannya ini menderita trauma berat. Tapi ia tidak berani bertanya. Ax pun hanya diam sambil memeluk Al saja.

Setelah hujan mulai reda dan lampu sudah menyala seperti semula. Ax masih enggan melepas pelukannya.

"Maaf tuan, hujan sudah reda dan lampu sudah mengala. Tuan bisa memastikannya sendiri" perlahan mata ax yang tadinya tertutup rapat mulai membuka matanya dan memandang wajah Al dari samping. Saat ini mereka benar-benar sangat dekat.

Ax yang mulai mendapatkan kesabarannya, mulai menjauh dari Al. Ia menutup wajahnya dengan tangannya sendiri.

"Saya minta maaf, tadi saya tidak sadar karena sudah memeluk kamu"

Al yang paham situasi pun menjawab dengan senyuman "tidak apa-apa tuan. jika tuan membutuhkan saya, saya akan ada di samping tuan"

Jawaban dari Al membuat ax tambah malu. Kenapa pria ini sangat keren. Tapi ax tak mampu mengutarakannya. Ia hanya diam saja sampai Marcel menyerobot masuk.

"Tuan saya dengar tadi di rumah mati lampu. Tuan gak papa?" Karena panik, Marcel menghampiri ax dan menyentuh tubuh ax untuk memastikan tuannya itu tidak terluka. Karena panik Marcel tidak mengetahui keberadaan Al yang tepat di sebelah ax.

"Hentikan Marcel! Saya tidak terluka. Reaksi mu terlalu berlebihan" Ax yang jengah menghempaskan tangan Marcel dari tubuhnya

"Pak Marcel?" Sapa Al yang masih mencerna situasi saat ini. Karena biasanya Marcel bersikap berwibawa tapi saat ini ia sangat sembrono

Marcel yang baru sadar jika ada orang lain menoleh ke samping. Dapat Marcel lihat Al melihat nya dengan heran.

"Ekhem, halo Al. Kalau gitu saya permisi dulu tuan" Marcel yang terlanjur malu langsung pergi begitu saja. Sedangkan ax dan Al saling berpandangan karena merasa aneh dengan tingkah Marcel. Setelah itu mereka tertawa bersama. Ntah apa yang lucu. Yang jelas saat mereka bertatapan rasanya ingin ketawa saja

"Sebaiknya tuan istirahat saja dan melanjutkan pekerjaan ini besok" saran Al

"Saya masih bisa mengerjakannya" ax yang harus menyelamatkan masalah di perusahaan nya tidak memiliki pilihan

"Saya lihat tuan sedang tidak fit apa bisa fokus?" Ax yang mendapatkan pertanyaan dari Al hanya terdiam

"Begini saja, tuan sebaiknya tidur terlebih dahulu. Nanti saat terbangun tuan bisa mengerjakan berkas ini"

Ax yang merasa saran dari Al berguna lantas mengiyakannya dan bergegas untuk tidur. Sedangkan Al yang mendapatkan jawaban yang memuaskan, meninggalkan tuannya untuk beristirahat dan menuju kamarnya sendiri.

Tuan muda lumpuh dan maid sinting (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang