Bab 11 kepedean

1.9K 91 0
                                    

Setelah dokter itu keluar, ax melepaskan genggaman nya. Al yang harus melaksanakan amanat yang di berikan oleh Marcel, meminta izin kepada ax untuk menanyakan kondisi Ax secara langsung.

"Dokter bagaimana keadaan tuan muda" saat mereka sedang berada di ruang tamu.

"Kondisi tuan muda perlahan membaik. Saya rasa ia sudah nyaman dengan kamu. Sebelumnya tuan muda hanya berdekatan dengan tuan Marcel saja. Saya harap ini adalah perkembangan yang baik untuk tuan muda ax. Walaupun trauma yang di alami beliau masih belum pulih sepenuhnya" kata dokter tersebut.

Beberapa pertanyaan, Al berikan kepada dokter itu dan di jawab dengan hasil medisnya. Al yang mendapatkan jawaban memuaskan mengucapkan terima kasih dan dokter itu izin untuk pulang.

•••

Setelah Al mengantar dokter itu, tujuan Al selanjutnya adalah kamar ax. Ia akan memberitahu kan kabar baik ini kepada ax.

"Selamat tuan, kondisi tuan sudah membaik. Bahkan tadi dokter merasa kagum dengan perkembangan tuan." Kata Al dengan semangat

Sebenarnya ax telah mengetahui kondisinya. Ia hanya tak ingin di periksa oleh dokter.

"Saya tau kalau saya memang hebat. Jadi kamu beruntung memiliki majikan yang seperti saya" Al memikirkan kata-kata nya tadi. Perasaan ia tidak ada bilang hebat. Al hanya bilang kagum.

"Maaf tuan tadi saya bilangnya kagum bukan hebat " yang awalnya ax kepedean karna tingkah sombong nya. Kini ia malah malu sendiri

"Keluar!" Tuh kan baru aja di koreksi sedikit majikannya sudah ngambek.

Jika sudah seperti ini, Al keluar dari kamar itu dan akan membujuk tuannya nanti. Al yang masih berdiam diri di dapur memikirkan ingin melakukan apa. Semenjak ia belajar memasak dengan kepala koki, masakan Al sudah lumayan enak. Tidak seperti pertama kali ia masak.

Al yang sudah mendapatkan ide mulai memasak brownis coklat yang banyak di gemari semua orang. Al berpikir, walaupun tuannya sudah tua tapi semua hal yang di suka masih berbau anak anak. Terbukti dari minum yang ia suka susu bukan kopi makanya pada malam itu Al membawakan ax susu. Jika makanan kering, Al lebih menyukai biskuit dari pada makanan siap saji.

Al yang membentuk brownis nya menjadi berbagai macam. Ada yang bintang, bulan, love, dan bahkan membentuknya seperti kue jahe. Setelah selesai, Al mengantarkan kue itu ke kamar ax.

"Tuan" Al yang melihat ax masih merajuk pun membujuk nya dengan dengan kue yang baru saja dia buat

"Saya bawakan brownis loh, tuan ga mau ni?" Ax yang mendengar kata brownis melirik ke arah nampan yang di bawa Al. Terlihat berbagi macam bentuk yang lucu. Dapat Al lihat ada binar di mata ax.

"Mau bagaimana lagi, karena kamu sudah susah-susah membuatnya untuk saya. Jadi saya akan memakannya" ax langsung menarik nampan itu, dalam sekejap nampan itu sudah beralih ke tangan ax. Al yang melihat sifat ax hanya bisa menggeleng takutnya jika ia berbicara akan salah lagi di mata tuannya.

Setelah semua kue ax makan sendiri, raut wajahnya nampak sedih. Mungkin karena kue nya sudah habis.

"Tuan, kurang? Kata Al

"Tidak, saya merasa kasian sama kamu karena membujuk saya dengan brownis yang sedikit ini" kata ax kembali. Al peka akan apa yang di katakan oleh Al tapi ia akan pura-pura tidak mengetahuinya.

Membuat brownis seperti ini sangat lama karena banyak juga yang tidak jadi. Bukan soal rasa melainkan bentuk nya. Memang benar kalau Al membuat brownis ini untuk tuannya. Tapi bukan bermaksud untuk merepotkan nya.

Ax yang telah selesai makan dan tidak ada mendengar tanggapan dari perkataannya mulai menghela nafas. Dalam hatinya ia masih menginginkan brownis yang lucu seperti ini.

"Lanjutkan perkejaan kamu, saya masih ada yang ingin di kerjakan" kata ax

Al yang menuruti perkataan tuannya, meninggalkan ax seorang diri di kamar. Tapi sebelum itu.

"Setelah pekerjaan saya selesai, saya izin untuk ke taman ya tuan" kata Al sebelum menghilang di balik pintu

"Al, kembali!" Perintah ax, ia tidak akan membiarkan pelayannya ini merusak taman nya lagi

Al yang mendengar teriakan ax memundurkan langkahnya dan melihat dari sebalik pintu yang belum tertutup sempurna.

"Kalau kamu mau ke taman, pergi bersama saya. Saya tidak ingin kamu merusak taman yang sudah di jaga bertahun-tahun" Al yang merasa kemajuan ax mulai mengiyakan saja. Tumben sekali ax mau meninggalkan kamarnya ini. Al tidak merasa keberatan saat ax akan mengikutinya. Bagaiman pun taman ini milik tuan muda ax.

Waktu berlalu, ax dan Al sedang berada di taman. Lebih tepatnya rumah kaca yang perna di intip oleh Al. Mereka meminum secangkir teh dan beberapa kue. Al yang baru pertama kali memasuki rumah kaca menatap sekeliling nya. Suasana yang sangat damai dan sejuk. Selain ada tanaman, di rumah kaca ini juga ada beberapa hewan. Seperti burung dan kupu-kupu. Tanaman yang di tanam pun sangat cantik. Baru kali ini Al melihat tanaman yang terdapat di rumah kaca.

Walaupun Al tidak dapat memetik buah yang segar, ia dapat menikmati suasana yang ada di sini.

"Rumah kaca ini sangat sejuk ya tuan" kata Al

Ax yang sedang minum, menurunkan cangkir nya dan menjawab perkataan Al.

"Dulu, rumah kaca ini di rawat oleh ibu saya sendiri. Setiap sore kami menghabiskan waktu untuk berkumpul di sini" kata ax sambil melirik tempat yang biasa ia datangi saat di rumah kaca.

Al yang ikut mengalihkan pandangannya pun melihat ada sebuah lorong kecil seperti dikelilingi bunga dan di ujungnya juga ada pondok yang terlilit oleh akar pohon.

Jika memang yang di katakan tuannya benar, mungkin dulunya keluarga ini merupakan keluarga yang harmonis. Al sudah mengetahui kalau orang tua dari ax sudah meninggal tapi Al tidak ingin menanyakan nya kepada ax. Ia akan membiarkan ax untuk menceritakan nya sendiri.

Setelah perkataan ax, mereka sama sama terdiam. Al yang melihat tukang kebun sedang menanam sesuatu, datang menghampiri nya.

"Permisi, saya ingin tau bapak sedang menanam apa ya?" Tanya Al saat sudah di samping tukang kebun itu

"Kamu? Oh saya sedang menanam bunga" sudah banyak pelayan yang mengetahui Al karena hukuman yang di berikan oleh ax saat keliling mansion jadi mereka tidak asing lagi tentang pelayan yang satu ini.

"Boleh saya saja pak?" Tawar Al

"Kamu mau membantu menanam nya?" Tukang kebun itu memastikan lagi. Al yang melihat tukang kebun itu menggunakan mata pengharapan nya membuat ia goyah

"Ambillah" tukang kebun itu menyerahkan bibit bunga kepada Al.

Al yang mendapatkan bibit itu, mengucapkan terimakasih dan berjalan menuju ax.

"Tuan ayo kita menanam bunga" seru Al

"Kamu saja" balas ax

"Ayolah, sekali ini aja" ax yang saat itu tidak bisa menolak Al mengiyakan keinginannya

Mereka pun menanam bibit bunga, sesekali tertawa bersama karena wajah yang terkena tanah saat menggali.

Tuan muda lumpuh dan maid sinting (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang