Bab 7 insiden

2.3K 109 0
                                    

Mereka mendatangi restoran ramen, yang saat ini tengah ramai di perbincangkan. Al yang awalnya tidak bersemangat menjadi semangat kembali karena mencoba ramen yang sangat cocok di lidahnya. Ia menghabiskan ramen itu hingga tandas. Bara yang melihat tingkah Al hanya tersenyum karena dapat membuat Al semangat kembali.

Setelah liburan mereka, bara dan Al pun kembali ke mansion dan saling berpisah untuk melanjutkan pekerjaannya masing-masing.

•••

Al kembali bekerja dengan mengganti pakaian nya dan bergegas menuju kamar ax. Setelah di persilahkan masuk, Al melangkahkan kakinya ke kamar ax. Terlihat ax sedang memandangi jendela dengan kursi rodanya.

"Enak jalan-jalannya?" Tanya ax tanpa berbalik mengarah ke arah Al

"Maksud tuan?" Dengan bingung, Al menjawab pertanyaan dari Al dengan pertanyaan kembali

"Iya kamu jalan-jalan, tidak izin dengan saya terlebih dahulu. Saya sudah menunggu kamu di kamar ini. Tapi kamu malah pergi berduaan!" Lagi-lagi nada bentakan terselip dalam nada bicara ax. Padahal kemarin-kemarin ia sudah lembut.

Al yang mulai paham arah bicara ax mulai mengerti. Ia merasa heran apakah untuk urusan pribadi ia harus selalu izin dengan tuannya. Padahal sudah jelas-jelas asisten tuan muda ax yaitu pak Marcel memberitahukan nya. Tapi apa boleh buat pelayan harus mengala dengan majikannya.

"Maaf tuan, pagi tadi saya ingin ke kamar tuan muda. Tapi saat di perjalanan saya berjumpa dengan pak Marcel dan pak Marcel sendiri yang memberitahukan saya untuk libur. Saya hanya ngikut saja jadi bukan salah saya dong" balas Al yang tidak terima di salahkan. Kesabarannya sudah setipis tisu menghadapi majikannya ini.

Ax yang mendengar perkataan Al langsung membalikkan kursi rodanya dan mendorongnya ke arah Al.

"Tetap salah kamu dong! Majikan kamu saya atau Marcel?"

Lagi-lagi ax menyalahkannya. Tadi mood Al sudah sangat bagus karena di ajak keluar dengan bara. Tapi saat berhadapan dengan ax moodnya menurun drastis. Kesabarannya sudah habis.

Dengan mata yang melotot dan salah satu tangan yang berada di pinggang nya Al mulai mengomel kepada ax.

"Bapak tau? Hari pertama saya bekerja saya sudah mendapatkan hukuman saja. Saya akui sih itu salah saya karena terkejut melihat penampilan bapak yang seperti Petapa tapi lebih mirip gembel sih. Hari kedua saya berusaha menjadi pelayan ideal bapak dengan mengajak bapak melakukan hal baru tapi saya salah lagi. Saya memang pertama kali menjadi pelayan tapi saya rasa pelayan yang normal tidak separah ini. Belum lagi hukuman bapak yang membuat tubuh saya serasa berantakan dan hari ini pun urusan pribadi saya bapak mau tau? Padahal katanya perkataan asisten sudah termasuk perkata bos tapi bapak malah ga terima dan tetap menyalahkan saya. Mau bapak apa sih sebenarnya?!" Dengan menggebu gebu, Al mengutarakan isi hatinya yang sudah tidak kuat akan perlakuan ax. Ia sudah tidak memikirkan lagi akan di pecat atau akan di beri hukuman ataupun akan mendapatkan hal yang lebih parah.

Ax yang mendengar pernyataan Al menggeram dan hendak meraih baju yang di kenakan Al bermaksud untuk memberinya pelajaran. Namun sebelum sampai kakinya malah tersangkut dan terjatuh menimpa tubuh Al. Sudah seperti sinetron saja. Dan terjadi lah adegan-adegan yang kalian bayangkan. Al dan ax yang masih di landa emosi langsung hilang begitu saja. Apalagi posisi ax yang berada di atas membuatnya lebih leluasa memandangi wajah Al dari dekat. Ia seakan terhipnotis dengan mata hazel yang melekat padanya. Al pun mengalami hal yang sama. Ia yang awalnya kaget. Langsung meraih pundak ax dan membalikkan posisi yang awalnya Al berada di bawah kini menjadi di atas. Entah apa yang ada di pikirannya, ax yang mendapat perlakuan seperti itu merasa terkejut.

"Apa yang kamu lakukan?!" Ax yang kaget melontarkan pertanyaan untuk Al

"Ssttt.. bapak berisik deh, nanti saya ngap baru tau. Kalau ada yang lihat posisi kita orang bisa salah paham loh" bukannya takut, Al malah menggoda ax sambil mencolek dagunya.

Respon yang diberikan cukup mengejutkan, ax tidak tampak marah malahan wajahnya memerah karena malu. Rasanya Al ingin sekali menggoda tuannya ini.

"Hahah saya becanda tuan, saya hanya ingin membantu tuan bangkit karena posisi ini lebih mudah untuk membantu tuan" pernyataan Al memang benar tapi ia hanya ingin mengambil kesempatan untuk memandang wajah tuannya lebih dekat. Sama seperti yang di lakukan ax padanya.

Al yang melihat ax terdiam langsung menyodorkan tangannya untuk membantu ax menaiki kursi rodanya. Sedangkan ax yang melihat tangan Al menyambutnya dan ax kembali dengan posisi semula. Setelah keadaan sudah membaik mereka malah sama-sama diam di tempat dan tidak ada yang memulai pembicaraan sampai marcel mengetuk pintu kamar.

"Permisi tuan, saya membawa berkas yang anda minta"

"Bawa ke sini"

Marcel yang memasuki kamar melirik ke arah Al yang berdiri di hadapan ax dan menyerahkan berkasnya kepada ax.

"Tuan ada yang perlu saya beri tahu" kata Marcel

Marcel yang melirik ke ax dan bergantian melirik Al pun membuat ax paham akan apa yang ingin ia beri tahu.

"Al kamu tunggu di luar saya ada perlu dengan Marcel" perintah ax

"Baik tuan" dengan sedikit menunduk al berjalan menuju pintu luar.

Marcel yang tidak melihat Al memberitahukan kabar kepada ax.

"Tuan, perusahaan ax menurun. Saya tidak tau apa penyebabnya. Kami sudah menganalisis berbagai macam hal tapi tidak menemukan petunjuk. Nampaknya tuan harus kembali ke perusahaan" kata Marcel, terlihat dari wajahnya kalau ia sedang panik

"Kamu tau sendiri kondisi saya seperti apa. Saya tidak bisa muncul begitu saja setelah menghilang. Saya harus membuat rencana lebih hebat supaya bisa menjatuhkan orang yang membuat saya seperti ini. Soal perusahaan akan saya identifikasi dari mansion ini. Kamu tidak perlu khawatir dan tetap jalankan tugas dari perusahaan saja" saran dari ax sambil menepuk pundak Marcel.

Setelah mendengar perkataan tuannya, Marcel merasa lega dan tersenyum. Ax pun ikut tersenyum karena melihat Marcel yang sudah mulai tenang. Karena mereka bersama dari kecil hubungan mereka bukan lagi seperti orang asing melainkan sudah lebih erat dari keluarga.

"Maaf tuan kalau lancang. Tadi saat saya masuk kok suasananya sedikit panas ya?" Marcel yang usil mulai menggoda ax

"Gaji kamu mau saya potong?" Balas ax dengan sinis

"Maaf tuan, tapi saya akui Al memang cantik untuk dikatakan laki-laki. Semoga saja ada keajaiban ya tuan biar tuan dan Al bisa bersatu hahah" ax yang mulai geram dengan tingkah Marcel. Mengambil bantal nya dan melemparkannya ke wajah Marcel.

Tuan muda lumpuh dan maid sinting (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang