Bab 13 sebuah janji

2.2K 87 0
                                    

Daren mengetahui akan apa yang terjadi setelahnya. Makanya ia langsung meninggalkan ax begitu saja dan ia juga yakin ax pasti akan menyelidiki kembali mengenai apa yang ia ucapkan.

Mendengar suara yang sangat gaduh dari sebalik kamar, Al yang tidak tahan menerobos masuk dan menghentikan pergerakan ax. Ia memberikan pelukan yang erat agar ax berhenti menyakiti dirinya sendiri.

•••

Ax yang merasakan pelukan hangat yang diberikan Al mengehentikan kegiatannya dan membalas pelukan Al. Ax mulai merasa tenang dan nyaman saat memeluk Al.

Setelah beberapa menit, ax mulai melepaskan pelukannya.

"Saya masih ga nyangka kalau kakek melakukan semua ini hanya demi uang. Dulu sebelum saya lahir, ayah perna bercerita kalau ayah dulu orang susah dan merantau untuk merubah nasib. Ia berhasil bahkan bisa mendapatkan perempuan seperti ibu" ax mulai membuka luka lamanya dan Al mendengarkannya karena rasa penasaran.

"Perusahaan ax yang saya miliki saat ini hasil dari jeri payah ayah saya. Nama ax di ambil dari nama depan ayah. Ayah saya bernama Axel dan ibu saya Clara. Ayah yang gampang berbaur dengan siapapun mendapatkan kepercayaan untuk membangun perusahaan ya sendiri. Saat masa proses pembangunan, ayah bertemu ibu. Saat itu ibu hanya seorang perempuan yang berjualan kue" ax berhenti sejenak dan melanjutkan ceritanya masa lalu yang ia pendam

"Pertemuan mereka berawal dari ayah yang membeli dagangan itu. Karena ayah sering beli dagangan ibu, timbullah rasa nyaman dan ketertarikan. Akhirnya mereka pacaran dan beberapa tahun kemudian menikah" yang tadinya ax menunduk di hadapan Al ia mulai mengangkat wajahnya. Terlihat wajah ax yang tengah menangis.

"Saat itu, kakek tidak tau jika ayah akan menikah dengan ibu karena ayah tidak memberitahukan kakek. Tapi saat saya sudah lahir, kakek tiba-tiba datang ke rumah dan meminta uang. Saat itu saya masih berumur 5 tahun dan saya mendengar suara keributan di kamar ayah. Tapi suatu hari kakek datang ke rumah dan mengobrak Abrik lemari ayah dan ibu. Ibu yang ingin ke kamar bersama saya melihat kakek yang kalang kabut. Ibu menurunkan saya dari gendongannya dan menutup pintu. Saat itu saya tidak tau apa yang terjadi tapi beberapa waktu kemudian ayah pulang dan mengusir kakek" Al yang masih setia mendengar isi hati ax mulai tersentuh, tangan Al bergerak untuk menggenggam tangan besar milik ax.

"Beberapa Minggu kemudian, saya mendengar berita kalau ayah dan ibu saya mengalami kecelakaan mobil. Saya yang masih kecil tidak mengerti apa yang terjadi, tapi perlahan-lahan saat ayah dan ibu tidak menampakkan diri mereka saya mulai mengerti kalau mereka tidak akan kembali ke pada saya sampai kapan pun" ax yang melanjutkan ceritanya mulai menangis tersedu-sedu

"Saya kehilangan orang tua di saat saya masih kecil. Tapi kedatangan kakek ke rumah membuat saya bahagia kembali. Ia datang dan menghibur saya yang masih terpuruk. Perlahan saya mulai bisa mengikhlaskan orang tua saya. Tapi saat saya mengalami kecelakaan dan mengakibatkan lumpuh kakek juga menghilang dan tidak perna kembali sampai saat ini." Al yang masih menggenggam tangan ax mulai mengeratkan nya sebagai bentuk kekuatan dan ax memegang tangan Al bertanda kalau ia sudah tidak apa apa. Ax menatap Al dengan senyuman yang belum perna al lihat sebelum nya.

"Hanya kamu yang saya kasih tau mengenai cerita ini. Marcel juga mengetahui nya karena ia tumbuh bersama saya. Saya harap kamu tidak meninggalkan saya" kata ax penuh harap menggenggam jari jemari kecil Al

Al yang melihat tangan ax yang menimpa tangan nya pun memandang wajah ax

"Mendengar cerita tuan saya merasa itu cobaan yang berat. Jika saya mengalami hal yang sama mungkin saya akan lebih parah dari pada tuan. Tapi tuan hebat karena dapat bertahan selama ini" kata Al dengan senyuman di wajahnya.

Mereka berdua saling menggenggam tangan dan tersenyum. Ax yang telah merasa nyaman sepenuhnya dengan Al mulai memintanya untuk tetap bertahan akan sikap nya

"Berjanjilah dengan saya kalau kamu tidak akan meninggalkan saya" kata ax sambil menyerahkan jari kelingkingnya kepada Al

Ax yang mendapatkan perilaku seperti anak kecil ini lantas tertawa kecil dan menyambut kelingking itu dengan kelingking nya.

"Saya akan berjanji jika tuan tidak mengecewakan saya" kata Al.

Berharap dengan manusia memang sangat menyakitkan apalagi di kecewakan dengan orang yang sudah sangat di percayai. Melihat pengalaman ax yang sudah mempercayai kakeknya tapi malah di khianati membuat Al merasa kasihan. Ax yang memintanya untuk tetap bersama Al memberikan syarat. Karena Al juga pernah di khianati teman nya semasa sekolah dulu.

"Baiklah" jari kelingking mereka saling mengkaitkan

Setelah kejadian itu, Al membereskan semua kekacauan yang di lakukan ax. Ia mulai menyusun dan mengangkat semua barang sendirian. Sementara ax berada di ruangan lain untuk menenangkan diri. Walaupun ia sudah tenang tapi ia membutuhkan waktu sendiri untuk menyusun kembali apa yang akan ia lakukan setelahnya.

Al yang sudah menyelesaikan pekerjaannya, menyusul ax yang masih berada di ruangan pribadinya. Tapi karena larangan keras untuk siapapun yang masuk Al harus menunggu di luar sampai ax sendiri yang menghampiri nya.

"Tuan, kamarnya sudah saya bereskan" kata Al di sebalik kamar

"Sebentar lagi saya akan keluar" jawab ax

Al sudah menunggu ax di depan ruangan selama 15 menit dan akhirnya ax keluar dengan sebuah buku ditangannya. Al yang melihat tuannya keluar membantu ax untuk mendorong kursi roda itu.

"Setelah ini, tuan ingin ngapain?" Tanya Al

"Ada yang harus saya kerjakan, kamu pergi saja mengerjakan yang lain saya lagi tidak ingin di temani" kata ax

"Tapi tuan.." bantah Al tapi di acuhkan oleh ax. Mau tidak mau Al akan meninggalkan tuannya seorang diri sekian kalinya.

Setelah membiarkan ax yang pergi entah kemana, ax mulai menghampiri rekan kerjanya.

"Bara! Kau sedang apa?" Tanya Al saat melihat bara

"Aku sedang menyusun persediaan yang masuk" jawabnya

"Mau aku tolong?" Tawar Al

"Tidak, mending kamu duduk aja di kursi depan sana" kata bara sambil menunjuk kursi yang berada di halaman depan

Al yang mengikuti arah telunjuk bara, menuju ke kursi itu. Ia mulai mendudukkan dirinya dan memandang berbagai pemandangan di depannya. Ternyata di mansion ini semua tempat duduknya sangat nyaman. Apalagi lokasi nya sangat damai. Al yang menikmati hembusan angin mulai memejamkan mata nya dan tertidur.

Tak lama kemudian, bara menghampiri Al dan melihat Al yang tertidur dengan posisi duduk. Bara yang sudah di hadapan Al membalikkan badan nya dan kembali dengan selimut. Ia mulai menyelimuti adiknya dan kembali melakukan pekerjaan nya.

Al yang mulai terusik membuka matanya dan melihat selimut yang menutupi tubuhnya. Al yang sudah mendapatkan kesabarannya pun melihat jam. Ternyata ia sudah tertidur 2 jam lamanya. Al pun menghampiri tuannya sambil membawa selimut yang menutupi tubuhnya tadi. Ia yakin kalau selimut ini milik temannya bara, tapi sebelum menuju kamar tuannya Al mengembalikan selimut itu dan mencuci wajahnya terlebih dahulu.

Tuan muda lumpuh dan maid sinting (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang