Bab 17 takdir

2.2K 115 0
                                    

Ax dan Al sama sama merasa tidak beres dengan hati mereka. Di satu sisi ax merasakan nyaman saat berada di sisi Al tapi ax hanya mengetahui kalau Al itu seorang laki-laki sedangkan di sisi lain Al merasa nyaman juga dengan ax tapi ia belum mengetahui itu perasaan suka atau cinta.

Mereka terjebak akan kenyamanan yang di berikan tapi mereka kembali terjebak dengan perasaan yang tidak menentu. Al yang menghilang begitu saja karena pembicaraan ax dari telpon dan ax yang ingin menyerah dalam mencari Al tapi ia ingin mengetahui alasan Al.

•••

"Aunty main mobil yu!" Ujar seorang anak laki-laki

Al yang sedang di kamar nya di kejutkan dengan seorang anak kecil yang sedang ada di sampingnya. Hari ini Al sedang libur mengajar jadi ia menghabiskan waktu di kamar. Tapi saat kedatangan keponakan kecil nya Al menemani keponakannya untuk bermain.

"Erik mau main di mana?" Tanya alysa.

Keponakan yang di maksud adalah anak dari abgnya galih dan kakak iparnya Fara. Anak laki-laki itu di beri nama Erik.

Al yang awal nya sedang berbaring, merubah posisinya menjadi duduk dan mengelus kepala Erik. Erik menikmati elusan dari aunty cantiknya dan menarik tangan aunty Al untuk keluar.

"Erik mau main di halaman depan aunty. Ayo kita keluar"

Saat ini Al dan Erik sedang bermain mobil-mobilan di halaman depan. Al yang mengikuti cara bermain Erik mulai memahaminya. Ia berakting seolah olah mainannya hidup. Terkadang mereka tertawa bersama melihat tingkah lucu mereka sendiri.

"Erik, mau ikut bunda ke cafe?" Tanya seorang perempuan yang sudah rapi. Ia adalah ibunda dari Erik yaitu kakak ipar alysa yang bernama Fara

"Mau bunda" kata Erik, Erik mulai menyusun mainannya dan di bantu oleh alysa

"Alysa, kamu ikut kakak aja dari pada kamu di rumah terus" ajak kak Fara ke pada Al

"Iya aunty ayo kita main di luar"  bujuk Al

Al yang senang saat keponakannya mau keluar, ingin melanjutkan tidurnya tapi ia malah tak tega melihat raut muka keponakannya itu. Mau ga mau Al harus ikut juga.

"Sebentar, Al ganti baju dulu" setelah mengatakan itu, Al langsung ke kamarnya dan bersiap siap. Ia memakai setelan rok yang di bawa lutut serta baju kemeja. Pakaian yang simple namun saat orang memandang Al. Ia malah tampak seperti perempuan yang elegan.

Setelah Al selesai bersiap-siap mereka pergi menuju cafe terdekat dengan menggunakan mobil.

Beberapa menit kemudian, mereka telah sampai di cafe itu dan memasuki cafe. Karena hari ini weekend, banyak orang yang sedang nongkrong untuk menghabiskan waktunya di tempat itu.

Untungnya masih ada satu meja yang masih kosong dengan 4 bangku di dekat jendela.

"Kamu duduk aja Al. Biar kakak pesankan makanan kesukaan kamu" Al pun pergi menuju tempat duduk yang kosong dengan membawa Erik

Erik yang sangat aktif berlari ke sana dan ke sini. Al hanya bisa memperhatikan dari jauh takut terjadi apa apa dengan Erik. Erik hanya berlari di sekitar tempat duduk mereka namun Al ingin menyusul karena takut pengunjung yang lain terganggu.

Bruk..

Sebelum sampai ke Erik, ternyata Erik menabrak seorang pria berjas dengan kaca mata hitam di wajahnya. Al yang panik langsung menghampiri Erik yang sudah terjatuh. Ia membantu Erik berdiri dan mengecek ada luka atau tidak di tubuh nya.

"Kalau bawa anak itu di jaga" kata pria itu

Al yang awalnya sedang memeriksa Erik, mengangkat wajahnya saat mendengar suara itu. Ternyata pria itu adalah pria yang ia tinggalkan beberapa tahun yang lalu. Al yang terkejut mulai menormalkan wajahnya kembali.

"Maafkan saya tuan" hanya itu yang bisa Al ucapkan karena ia ingin cepat cepat pergi dari cafe ini apalagi pria yang ia tinggalkan ini tidak sendiri, bia sedang bersama asisten nya

"Tuan kita harus pergi dan menjumpai nyonya Fara" Al yang mendengar perkataan Marcel kembali terkejut. Untuk apa kakak iparnya menemui tuan muda Marcel. Ia harus menanyakan langsung dengan kakak iparnya itu

"Sekali lagi saya minta maaf. Kalau gitu saya permisi" Al yang berniat pergi di hentikan oleh suara ax

"Tunggu, apa kita perna bertemu?" Tanya ax karena ia merasa tidak asing dengan wajah Al

Al hanya menggeleng sebagai jawaban dan bergegas pergi dari hadapan ax dan Marcel. Mereka kembali duduk di tempat tadi dengan Erik yang berada di sebelah Al. Syukurnya saat jatuh tadi Erik tidak menangis sehingga mereka tidak terlalu menarik perhatian.

"Al ini pesanan kamu dan Erik ini kue kesukaan kamu." Fara datang dan menyerahkan pesanan mereka.

Fara yang sudah membagi bagian makanan milik mereka pun segera duduk untuk menikmati makanannya juga. Setelah selesai makan, Fara pamit untuk ke ruangan VVIP sebentar dan meninggalkan erik dengan alysa.

"Alysa kakak titip Erik bentar ya, kakak mau ke ruangan VVIP dulu soalnya ada urusan"

"Baiklah" mendengar balasan alysa, Fara bangkit dari duduk nya dan mulai berjalan ke ruangan vvip. Ruangan khusus untuk orang yang berkepentingan

Waktu berlalu, Erik yang sudah bosan mulai tertidur di pangkuan alysa sedangkan alysa sedang membuka hp nya untuk mencari biodata tuan muda ax. Selama beberapa tahun ini Al tidak pernah membuka tv atau pun melihat berita dari hp nya. Tapi saat mereka bertemu Al merasa penasaran apalagi tuan muda ax seperti nya kenal dengan kakak iparnya.

"Maaf nunggu lama ya" terlihat Fara yang sudah sampai di hadapan mereka dengan terburu-buru

"Sini, biar Erik kakak yang bawa" Al membiarkan Fara mengambil Erik dari pangkuannya.

Mereka pun segera pulang ke rumah karena hari juga sudah larut.

"Kak, kakak kenal tuan muda ax?" Tanya Al saat merek sedang di dalam mobil.

"Kenal, tadi kakak habis berdiskusi dengannya membicarakan soal proyek" kata Fara, saat ini mereka duduk di kursi depan dengan Al yang mengemudi.

"Proyek?" Tanya Al kembali

"Iya, kamu kan tau kalau kakak seorang desainer dan tuan muda ax itu ingin meminjam beberapa model untuk sponsor desainer yang kakak buat dan yang mereka buat. Seperti kakak desain baju nya dan perusahaan ax Desain properti nya" jelas Fara

"Begitu" respon Al tanpa mengalihkan mata nya dari jalanan

"Tumben kamu nanya, ada apa?" Tanya Fara, Fara terlihat curiga karena tumben sekali adik ipar nya ini ingin mengetahui seseorang. Biasanya ia akan bersikap tidak peduli

"Tidak" walaupun jawaban Al berbeda dari apa yang ada di raut wajahnya. Fara dapat mengetahuinya dengan kelas.

Fara akan menyelidiki masalah antara mereka berdua. Sebenarnya saat kejadian di cafe tadi, Fara melihat nya. Seperti nya Al dan tuan muda ax memiliki suatu hubungan dan hanya Al saja yang dapat mengenali tuan muda itu sementara ax masih ragu.

Tuan muda lumpuh dan maid sinting (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang