Terlihat seorang gadis imut berambut panjang lurus itu sedang mengerjakan tugas di atas meja dekat ruang tamu. Sangat banyak buku disekitarnya. ya, siapa lagi kalau bukan Sabiru. Gadis itu nampak sangat fokus. Kakak laki-lakinya bahkan sampai heran. Apakah benar ini adiknya?
"Dek? Lagi ga sakit 'kan?" Dani memegang dahi sang adik memastikan suhu tubuhnya. Dengan cepat Sabiru menyingkirkan tangan sang kakak dari dirinya.
"Apaan sih?! Gak usah pegang-pegang!" kesalnya menatap sinis.
"Pasti apa-apa ada nih. Ga mungkin kamu tiba-tiba mau belajar gini."
"Ini apa lagi rambutnya tumben banget diurai? Biasa juga diikat. Ga panas?" tambahnya.
"Kakak ga usah berisik deh. Mending pergi!
Tak lama setelahnya sang bunda datang dengan membawa sebuah nampan berisikan dua gelas susu dan roti stroberi diatasnya.
"Yaudah sih, adekmu mau ngambil hati cowo yang dia suka mungkin." goda bunda sambil menaruh nampan itu diatas meja. Ia ikut duduk di samping putranya.
"Siapa Bun? Cakra?" tanya Dani penasaran. Bahkan sangat sangat penasaran. Beribu-ribu pertanyaan kini muncul di pikirannya. Bagaimana bisa adik perempuan satu-satunya itu menyukai lelaki seperti Cakra? It's his first time.
"Iya, bener. Lagipula bunda liat Cakra kayaknya anak baik-baik."
"Bunda tau darimana Cakra anak baik-baik? Bunda ga tau kalo dia anak geng motor? Kalo adek ikut-ikutan gimana? Bunda ga khawatir?"
"Kamu jangan nilai seseorang dari penampilannya aja. Selama ini Cakra itu anaknya sopan, tulus pula. Kalau Cakra bukan anak baik-baik, ga mungkin adekmu sampe mau berubah gini."
Sebenarnya masih ada banyak hal yang Dani tidak sukai dari Cakra. Ya menurut kalian saja? Bagaimana bisa seseorang dikatakan anak baik-baik jika dia sering bolos sekolah?
Tapi karena tidak ingin beradu argumen dengan sang bunda, Dani lebih memilih untuk diam. Lagipula dia tidak ingin mengecewakan dan membuat bimbang hati adik kesayangannya.
ㅤㅤㅤㅤㅤ﹡ㅤㅤ𝐂𝐀𝐊𝐑𝐀𝐖𝐀𝐋𝐀
"Tau Sabiru Eleorana?" tanya David sambil menatap teman-teman anggota geng motornya.
Anggota lainnya mengangguk. Jelas saja mereka mengetahui sosok Sabiru. Dia adalah teman dekat dari Laurelisha.
"Tau. Terus lo nanya dia buat apa?" balas Arya dengan menimpali dengan pertanyaan lagi.
"Dapetin hatinya Sabiru, gue kasi jam tangan black rolex punya gue?"
Ya sebenarnya tawaran David ini kurang masuk akal namun menggiurkan. Siapa yang tidak menginginkan jam tangan mahal itu?
"Lo yang bener aja vid?" Cakra masih memastikan pendengarannya.
"Lo gak salah denger, Cak. Gue bilang dapetin hati Sabiru, gue kasi jam tangan!" ucapnya sekali lagi dengan lantang.
"Itu doang? Kalo gue bisa, lo kasi jam itu ke gue. Deal?"
Dengan cepat David membalas uluran tangan dari Cakra menandakan perjanjian mereka disepakati.
"Dih, serius lo Cak?" tanya Jayden tidak percaya. Karena setahu Jayden Cakra bukanlah tipe seseorang yang mudah mempermainkan hati wanita.
"Why not?"
"Abis dapetin apa yang lo mau, Biru mau lo apain? Buang gitu aja?" pertanyaan Arthur dibalas anggukan oleh Cakra.
"Wkwk sadis banget Cakrawala." tawa itu seketika pecah.
"Gila emang. Lo gak mikirin perasaannya Biru? Dia beneran suka sama lo padahal." kesal Bian yang sedari tadi hanya diem, namun lama-lama ia merasa naik pitam karena Cakra sudah mulai keterlaluan.
"Hubungannya sama gue apa?"
"Cih, Lo gak mikir?"
"Ngapain gue mikirin perasaannya dia. Toh, palingan nanti kalo gue tinggalin beberapa hari dia juga mulai lupa."
"Bang, Lo suka sama Biru?" pertanyaan Jayden membuat Bian frustasi. Dia sendiri bingung dengan perasaannya.
Tak lama, Abian mengambil handphonenya yang berada diatas meja lalu meninggalkan teman-temannya.
Reaksi yang lain tentunya bingung. Ada apa dengan lelaki itu? Dia tidak biasanya seperti ini.
ㅤㅤㅤㅤㅤ﹡ㅤㅤ𝐂𝐀𝐊𝐑𝐀𝐖𝐀𝐋𝐀
"Masuk aja bi, itu Biru nya lagi nugas. Tumben banget tu anak rajin, biasa juga males-malesan sambil rebahan."
Ya, benar! Abian ternyata mendatangi kediaman Sabiru. Kebetulan Dani bersahabat dengan abangnya Abian. Jadi bisa di bilang mereka ini cukup dekat. Bahkan, mereka sering minum kopi bersama di sore hari.
"Lah, kok Bian ada di sini?"
"Ga boleh emangnya main-main ke sini? Yaudah kalo gitu pulang aja gue."
"Ya engga gitu. Tumben aja."
"Btw duduk dulu Bi. Gue buatin minum" Dani meninggalkan adiknya bersama Bian diruang tamu sedangkan.
"mmm... Boring ga sih kalo kita belajar terus? Gimana kalau nonton horor, mau gak?"
Tunggu, "belajar terus" maksudnya siapa? Perasaan yang dari tadi belajar cuma dia. Terus kenapa Abian yang di bawa-bawa? Apa ini alasannya untuk segera berhenti? Entahlah, kalau kata nenek Tapasya hanya dewa yang tahu.
Mereka memutuskan untuk menonton film horor berjudul "Annabelle". Sejujurnya, Sabiru bukanlah tipe wanita yang pemberani justru sebaliknya.
Setelah beberapa saat, Dani datang dengan minuman yang ia bawa. Lelaki yang usianya lebih tua 3 tahun dari Sabiru dan Abian itu ikut duduk menikmati film tersebut. Sangat mendukung dengan suasana hujan deras dan lampu yang sengaja di matikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRAWALA (Revisi Soon)
FanfictionJika matahari bersama bulannya Pelangi bersama hujannya Siang bersama malamnya Lalu, bagaimana langit Cakrawala tanpa birunya?