Malam berikutnya mereka melangsungkan acara BBQ di taman belakang vila. Suasananya nyaman, ditambah angin yang sejuk, tidak terlalu dingin.
Sungai kecil didekat vila mengalir dengan tenang, Laurelisha pun tergiur untuk duduk di dekat sungai tersebut sembari memainkan airnya.
Tak sengaja melihat sang kekasih yang sedang bermain didekat sungai, Cakrawala lantas mengagetkannya dari belakang.
“Doorr...!!”
“Eitss!” Laurel menoleh kebelakang. “Cakra!! Ga ada kerjaan lain selain ngagetin orang, huh?!”
Cakra menggeleng lalu ikut duduk di samping Laurel.
“Kak....” lirih Laurelisha sambil menatap Cakra. Namun lelaki itu hanya membalas menatap.
“Udah dua tahun 'ya?” pertanyaan yang mungkin tidak jelas untuk orang lain, tetapi sangat bisa dipahami oleh Cakrawala.
“Eh, iya? Hari ini, rel? Ck, maaf ya kakak lupa. Jadi gak ada siapin hadiah apa-apa.”
“Gak papa. Kakak ingat aja aku udah seneng kok hehe...”
“Gemes banget si, rel...” Cakra terkekeh mendengar ucapan Laurel.
“Cakra.....!”
Suara yang seakan tidak asing untuk Laurel dan Cakra... benar, itu suara Sabiru. Lantas keduanya menoleh kebelakang, kaget.
“Biru? Kamu ngapain disini?” tanya Laurel panik sambil berdiri, diikuti dengan Cakra.
“Maksudnya apa? Boleh kalian jelasin gak?” tanya Sabiru dengan mata yang berkaca-kaca.
Keduanya terdiam sejenak.
“JAWAB!” Sabiru berteriak meminta penjelasan. “Laurel, plis jawab! Gue salah apa rel? Hkss... gue kurang baik jadi sahabat lo? Gue... gue ada salah, rel?”
“Maaf...” hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Laurelisha. Sedangkan Cakra mencoba menenangkan Sabiru.
“Kak, aku selama ini kurang dimata kakak?! Hkss...”
Cakra menggeleng “Lo ga salah, gue yang emang dari awal gak suka sama lo?”
“Kenapa ga jujur dari awal? Kenapa harus gini aku tau kebenarannya?!”
Laurelisha mulai muak dengan keadaan ini. Lalu ia membuka suara untuk semuanya.
“Bi, dengerin gue baik-baik! Gue gak khianatin lo, okay? Dan gue gak pernah rebut Cakra dari lo! Gue sama Cakra pacaran udah 2 tahun! Jauh sebelum lo suka sama Cakra, PAHAM?!”
Laurelisha pergi meninggalkan Cakra dan Sabiru di dekat sungai tersebut.
“Kak, lo jahat! Hikss... lo gak tau secinta apa gue sama lo!” Sabiru seakan tumbang dipelukan Cakrawala. Lelaki itu lagi-lagi membiarkannya sejenak, lalu melepaskan Sabiru darinya.
“Bi, maaf... tapi gue gak ada niatan buat nyakitin lo. Gue terpaksa karna bunda suruh gue buat lo berubah. Dan kata Laurel bener. Gue pacaran sama dia.”
“Sekarang, coba pelan-pelan lupain gue, okay?”
ㅤㅤㅤㅤㅤ﹡ㅤㅤ𝐂𝐀𝐊𝐑𝐀𝐖𝐀𝐋𝐀
“Ini Biru sama Cakra kok ga ada keliatan 'ya? Pada kemana emangnya?” tanya Kania yang terlihat bingung.
“Tadi sih gue liat Cakra sama Laurel dideket sungai, cuma ga tau sekarang.” tambah Nathan.
Jinan dan Jayden saling bertatapan seolah mengerti apa isi pikiran satu sama lain.
Abian juga seakan mengerti oleh telepati kedua lelaki itu, lantas ia langsung naik ke rumah dan mengetuk pintu kamar Sabiru yang telah dikunci dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRAWALA (Revisi Soon)
FanfictionJika matahari bersama bulannya Pelangi bersama hujannya Siang bersama malamnya Lalu, bagaimana langit Cakrawala tanpa birunya?