“Bi, plis bisa gak sih jangan ganggu gua mulu? Lo gak capek?” tanya Cakra berdecak frustasi.
“Enggaklah. Emangnya kakak capek?”
“Iya.”
Satu jawaban dari Cakra seakan menusuk seribu anak panah ke hatinya. Dirasa tidak ada yang salah dengan apa yang ia lakukan. Normal jika seorang kekasih memberikan makanan kepada kekasihnya. Sekarang Sabiru malah berpikir, apakah Cakra menyukainya benar-benar semata-mata karena kasihan? Sama seperti yang dia bilang beberapa hari lalu?
“Jadi beneran kakak suka sama aku cuma karna kasian?” tanya gadis itu mulai melemah.
“Iya.”
“Terus kenapa kakak nerima aku?! Kenapa dulu kakak seolah-olah cinta sama aku? Kenapa kakak peluk aku? Kenapa kasih harapan sama aku?”
“Karena bunda Arin. Dia yang suruh gua buat ngubah kepribadian lo. Puas?”
“Oke, kalau emang kakak risih sama aku, aku bakal pergi kok.”
“Bagus.” Cakra meninggalkan ruang kelas yang sepi itu, lalu pergi menuju ruang osis.
Ruangan itu adalah salah satu favoritnya. Dimana dia bisa bebas bersendirian. Cakra memanglah salah satu anggota inti osis. Jabatannya sebagai wakil ketua mpk.
Tidak banyak yang bisa ia lakukan di sana, hanya duduk, mendengarkan musik atau membaca buku. Kedengarannya memang membosankan, tapi itu jadi hal yang menyenangkan tatkala sudah muak mendengar dunia yang tidak henti-hentinya bersuara.
Tak lama setelah Cakra masuk ke ruangan itu, sorang gadis berambut panjang lurus juga ikut masuk ke dalam. Ia membawa sebuah kotak makanan di tangannya.
“Kak, sarapan dulu sini. Belum makan 'kan?”
Cakra lalu tersenyum lebar kala gadis itu datang. Siapa lagi kalau bukan Laurelisha atau yang kerap Cakra sebut dengan Relie.
“Makasih, Rel. Kebetulan kakak laper.”
“Hehe... Ini makanannya aku yang buat tau. Jadi kakak harus beneran habisin.”
Cakra terkekeh. Entah apa yang membuat gadis itu begitu menarik dimatanya. Mungkin tentang sikapnya yang manis dan manja. Fakta menarik baru tentang seorang Cakrawala.
Cakra mulai menyuap makanan yang dimasak oleh Laurel. Sementara gadis itu terus menatap Cakra yang sedang makan dengan lahap. Menyadari hal itu lantas Cakra menatapnya kembali sambil tersenyum.
“Kenapa natapnya gitu? Ganteng?”
“Iya. Banget malahan. Ga rela rasanya berbagi kamu sama orang lain.”
“Gak ada kata berbagi. Aku cuma punya kamu, Rel.”
Laurel mengangguk. Ia percaya pada perkataan kekasihnya itu. Bahkan saat ia membohongi sahabatnya sendiri.
ㅤㅤㅤㅤㅤ﹡ㅤㅤ𝐂𝐀𝐊𝐑𝐀𝐖𝐀𝐋𝐀
Grup chat Elsgaruda
David Ddeaswara
Ke puncak kuy? Mumpung
Kelas banyak jamkos Minggu
Ini.Arya Andrawiguna
Ayo aja sih. Gimana, Cakra?Cakrawala Adhinatha
Gas. AyokAjinandra Jiasakha
Ikut sih gua. @Abian?Abian Ddeano
Tim ngikut @Ssabiiyru
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRAWALA (Revisi Soon)
FanfictionJika matahari bersama bulannya Pelangi bersama hujannya Siang bersama malamnya Lalu, bagaimana langit Cakrawala tanpa birunya?