12 : Lembaran Baru

37 6 0
                                    

Hari semakin cepat berlalu. Berbagai masalah yang timbul mulai teratasi walau belum sepenuhnya. Kini, Sabiru menjalani hari-harinya seperti biasa. Melupakan segala rasa sakit yang pernah terpendam, berdamai dengan keadaan yang rumit. Dan hal itu benar-benar membuat Sabiru merasa kembali menjadi apa yang sebenarnya ia inginkan sejak lama. Hidup tanpa adanya beban dan masalah yang harus dipikirkan.

 Hidup tanpa adanya beban dan masalah yang harus dipikirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sederhana. Dia begitu cantik tanpa adanya hal-hal yang membuatnya menangis. Memperbaiki diri sendiri sepertinya adalah jalan terbaik yang dipilih oleh Sabiru. Dengan berjalannya waktu semua kembali menjadi terasa baik. Hukuman penjara Dani yang dipersingkat karena jaminan, hubungan orang tuanya yang kembali seperti semula, lingkungan pertemanan yang saling mendukung. Ditambah lagi dengan kehadiran Abian.

“Hari ini gue bawa bekal ayam geprek buatan bunda. Kata bunda, lo harus cobain soalnya ini enak banget.” ucap Sabiru sambil berjalan bersama Abian dengan menggendong tas sekolah dipunggung. Keduanya memutuskan untuk berjalan ke sekolah dikarenakan cuaca yang mendukung, dingin, tidak panas, serta embun pagi yang mendominasi. Ditambah lagi jarak rumah dan sekolah yang tidak begitu jauh.

“Wih boleh. Tadi juga gue bawa nahi horeng sosis nuget buatan diri sendiri. Dijamin enak tiada duanya.” ucapan Abian berhasil membuat gadis yang menggunakan cardigan pink itu melepas tawa.

“Hahaa... awas 'ya kalau gak enak!”

“Gue seneng liat senyum lo, Biru. Andai lo tau, ini yang gue harapin sejak dulu.” batin Abian.

Tak terasa dengan obrolan dan gelak tawa dari keduanya, mereka tidak sadar jika jam sudah mau menunjukan pukul 7. Pak satpam hampir saja menutup gerbang, namun keduanya berpegangan tangan sambil berlari sehingga masih sempat beberapa menit.

“Huh... Untung aja sempet. Kalau engga ini bisa dihukum.” ucap Sabiru lega sembari mengatur napasnya.

“Gak papa dihukum asal sama cecan.”

Sabiru menatap Abian lalu tersenyum malu mengingat sudah berapa lama dia tidak mendengar pujian seperti ini.

“Emang gue cantik, Bian?” tanya nya memastikan.

“Lo itu.... Cantik banget, bi. Lebih cantik dari apapun yang ada di dunia ini.”

“E-ehh itu, gue masuk duluan 'ya? Takut telat hehe. Duluan Bian!” Sabiru berlari sambil menahan senyumannya. Saat ingin masuk kelas, ia menabrak seorang lelaki yang baunya sangat khas dan sepertinya Sabiru mengenali orang itu. Tidak lain dan tidak bukan adalah... Cakrawala.

“M-maaf....” ucap Cakrawala gugup.

“Iya, gak papa.” Saat Sabiru hendak melangkah, tangannya dipegang oleh Cakrawala.

CAKRAWALA (Revisi Soon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang