11 | Tahun baru yang gagal

66 13 3
                                    

———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

Hanya sesaat ketika roda berhenti, Clara buru-buru keluar dari mobil. Sudah dari tengah perjalanan dia menahan ingin buang air kecil, jadi begitu tiba di rumahnya, dia langsung keluar begitu saja. Meninggalkan Ezra yang bahkan belum sempat menarik rem tangan.

Sayang bagi Clara, begitu kakinya menapak di ruang tengah, dia yang sedikit berlari harus langsung berhenti sampai nyaris terhuyung karena menemukan seseorang lain yang bukan orang rumah ini, sedang mengobrol ringan dengan sang ibu. Diego yang langsung menoleh mendapati kehadirannya, bahkan menarik senyum tipis untuk menyapanya.

"Eh? Kak Diego...?"

"Kamu dari mana aja? Ini Diego nunggu kamu dari sore. Ditelepon nggak diangkat." Di samping pria itu, Mia mengomel, mungkin tidak enak karena Diego harus menunggu lama. Iya, laki-laki itu di sini sejak jam 5 sore tadi, dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Maaf, hapenya aku simpan di tas, nggak kedengeran." Gadis itu menjawab pelan, mengulum bibir dengan kedua tangan dikaitkan di belakang punggung.

"Gak pa-pa, Tante, jangan dimarahin."

Kecanggungan yang sempat menjajah mulai menepi saat Diego menengahi, tapi justru kembali lagi, bahkan terasa lebih kuat ketika dari belakang Clara, Ezra berlari kecil. Laki-laki itu menyusulnya.

"Gue punya simpenan baju, kan, ya, di sini? Udah dicuci belum?"

Dan kenapa dia harus membahas itu sekarang? Itu hanya akan membuat orang-orang yang mendengar salah paham!

Tak berapa lama, lelaki itu menyadari kehadiran dua orang yang masih duduk di sofa. Berdeham canggung saat salah satunya adalah Diego. "Ternyata ada lo, Bang."

"Kalian habis jalan bareng, ya? Pantes Clara gak lihat handphone."

Kalimat Diego membuat Clara dan Ezra praktis saling pandang. "Hng, iya."

"Aku ke sini cuma mau nganterin ini, sih. Yaudah, aku pulang dulu. Tante, saya pulang duluan. Makasih waktunya." Diego menyimpan kotak kecil biru muda yang ia ambil dari saku jaket ke atas meja. Kemudian berdiri, diikuti Mia.

"Mending makan malam dulu di sini, bareng sama Ezra."

Tapi Diego menggeleng. "Nanti Mama saya makan sendirian di rumah. Papa lagi nggak ada, masih di Solo. Saya pulang aja."

"Oh, yaudah. Hati-hati di jalannya, ya."

Saat si pria yang lebih tua menyalami tangan Mia, Ezra buru-buru menyela. "Kalau gitu aku pulang juga. Bang, ayo pulang bareng."

"Bajunya?" Clara menahan lengan sang pacar yang hendak berjalan menghampiri Mia.

"Gak jadi, gini aja. Tante, aku pamit pulang juga, salam buat Om David."

"Iya, kalian hati-hati di jalannya."

Setelah itu suasana hening, sampai akhirnya Mia berbicara seraya membereskan piring bekas hidangan. "Bersihkan badan kamu, habis itu makan malam."

After The Cure: So It Can Be a Page | Mark Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang