Special Chap (YinLian)

1.2K 85 3
                                    

Nih kan yang kalian mau :)

Julian yang sedang mengalami heat parah di kamarnya hanya bisa ter ngah engah dalam keadaan panas dan feromonnya yang tidak terkendali.

Tubuhnya di penuhi dengan selimut yang tebal dan rasanya sangat tidak mengenakkan. Wajahnya sangat merah, dia ingin disentuh seorang alpha. Sangat ingin.

"Julian!"

Pintu terbuka dan menampilkan seorang pria alpha berambut pirang dan panjang. Yin, siapalagi.

Julian yang awalnya mebgharapkan ada seorang Female Alpha yang mendatanginya dan akhirnya ekspetasinya menurun drastis.

"Pergi kak lo."

"Gak mau."

Yin menaruh suhu ruangan di suhu paling rendah aga Julian tidak kepanasan, kemudian membuka paksa selimut tebal yang ada di atas tubuh julian.

"Pergi! Ugh.."

"Gausah keras kepala! Heat lo-"

Yin membelalak. Feromon manis julian menangkap hidungnya, jantungnya hampir berdetak. Naluri alphanya tidak bisa di hentikan.

Julian merasa aneh saat yin berhenti berbicara. Beberapa detik itu juga, feromon beraroma musk yang tajam menelusuri hidung julian.

"A-apa apaan.. uhk.. kendaliin.. feromon lo.. bangsat.."

Julian mengerutkan keningnya, mencoba mendorong yin yang sedang berada di atasnya.

"Yi-"

Mulut Julian di bungkam paksa dengan mulut yin. Julian yang dalam keadaan heat dan tidak bisa berpikir jernih membukakan akses untuk lidah Yin memasuki mulutnya.

"Mmph-"

Julian mencoba mendorong yin, kehabisan nafas. Sayangnya tidak di kabulkan oleh Yin. Tangan Yin menelusuri setiap lekuk tubuh julian, dan kemudian mengangkat baju Julian ke atas.

"Keluar."

"Gak."

"Kelu- A-ahh!"

Komplain Julian di hentikan dengan desahan pelan yang keluar dari mulutnya.

Mulut yin melumat puting tegang yang ter ekspos milik Julian. Sedangkan tangannya yang lain menerobos masuk ke dalam bagian belakang celananya.

Rasa ingin mengusir yin semakin menciut di dalam diri Julian. Dia menginginkan alpha, tapi bukan ini caranya..

"A-ahh!"

Reflek, tangan julian mencengkram kuat pada punggung yin saat yin memasukkan satu jarinya ke dalam lubang Julian.

"S-sakit, lepasin. Lepasin!" Rintih julian.

Menulikan telinga, Yin malah menambah jarinya di dalam lubang Julian. Hal itu membuat Julian mengeras dan semakin mencengkram punggung yin dengan kuat.

"S-sakit yin.. mmh.."

Julian terengah engah, mencoba membiasakan dirinya dengan Yin. Yin menghela nafas perlahan, wajahnya menjadi tenang seperti biasanya.

"Tenang ya?"

"Tenang apanya-AaHhn!"

Mata julian menjadi sayu dan eajahnya menjadi merah pekat saat Yin menggerakan tangannya maju mundur menekan titik prostat julian.

Julian yang tidak bisa melawan hanya bisa mengerang keras di bawah cengkraman yin.

"P-pelan pelan.. nghh! A-ahh!"

Pelepasan julian yang pertama tercapai, menodai kemeja hitam yin dengan cairan putihnya. Yin mencoba merileks kan julian dengan mencium pipinya lembut.

"Jangan tegang dong.."

"Sakit.. bego."

Yin melepas kemejanya. Memperlihatkan tubuh ber otot nya yang memiliki bahu kekar yang besar.  Kemudian menelanjangi julian dengan tangannya.

Julian sepenuhnya telanjang di depan yin. Tubuhnya memang tidak se atletis itu, tapi mungkin dia pergi ke gym beberapa kali.

Lubangnya yang basah menjadi sorotan utama Yin. Tanpa peringatan, yin mengangkat kedua kaki julian dengan gampang. Menjilat bagian paha dalam dan menggigitnya disana.

"A-Ahh, mngh.. nghh! Bangsat!.." Rengek julian.

Yin memperhatikan betapa kuatnya cengkraman julian pada punggungnya. Kemudian memberikan marka pada leher dan dadanya.

Hal itu membuat julian menggeliat di bawahnya. Tanda kemerahan terbentuk di leher dan dadanya.

"Jangan digigit! Ahnh!"

Puting julian membengkak karena gigitan yang tak henti henti dari sang seme. Tubuhnya di penuhi bekas ciuman ataupun gigitan dari Yin.

"Hah.. ah.."

Julian mencoba menghadap lain sambil menutupi mulutnya. Sebelum kaget saat yin melepaskan resleting celananya.

'Gak bisa. GAK BISA. GW BISA MATI KALO GINI.'

"Y-yin.. jangan.. plis."

"Gak usah takut."

"Lo ngomong gitu gw jadi takut.."

Yin mengecup dahi julian agar julian tenang. Sebelum akhirnya memasukkan setengah dari penisnya memasuki lubang julian.

"a-ah! Ahnn! K-keluar! K-keluain! Ahhn.."

"Sempit.. ugh.."

Yin memegang pinggang ramping julian, dan melihat julian yang sedang menutup mulutnya dan menghadao ke arah lain. Telinga dan wajahnya sangat merah. Melihat itu, Yin berseringai.

"Ahh! Ahnn! Mnghh..! Ba-ngsaaAt!"

Yin bergerak maju mundur dengan perlahan. Membuat julian terbiasa dengan temponya. Kedua tangan yin masi memegang pinggang julian. Sedangkan julian mencengkram sprei di bawahnya dengan kuat.

Merasa bosan, yin mempercepat temponya. Menumbuk titik prostat julian berkali kali hingga julian mengerang keenakan.

"Y-Yinn! Mmh, nghaah~"

"Oh! A-ahhnn! Mhhh!!"

Penis yin berkedut di bawah sana, rasanya itu semakin membesar dan membesar. Seharusnya kamu bisa melihat tonjolan besar pada perut julian..

Tbc.

20 ronde harus kuat ya ddk julian :)

My Happiness With Him - FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang