18

602 56 37
                                    

"Dimana dia? Anakku.." Xavier memohon pada Fredrinn agar dia dapat melihat anaknya. Beberapa hari ini, terlihat tidak ada di rumah. Melissa mengatakan bahwa Fredrinn menitipkannya pada sebuah Daycare, dimana Xavier tidak mengetahui tempatnya.

Fredrinn terdiam. Ruang tamu itu sunyi se-sunyinya. Beberapa detik setelahnya, dia membuka mulutnya. Siap untuk membucarakan sesuatu. Dan pada akhirnya, Fredrinn mengucapkannya. Kata kata yang tidak memiliki nada bersalah apapun.

"Dia di adopsi orang lain, Carla, tidak suka anak kecil."

Omongan Fredrinn membuat Xavier jatuh se jatuh jatuhnya. Dia tidak kuat lagi menahan air matanya. Melissa pun pergi ke arah Xavier, dan dia memeluknya, membawanya ke kamarnya. Lesly datang tengan langkah kakinya yang khas itu. Menampar Fredrinn.

Slap!

"Lima bulan aku tidak di rumah kamu berbuat semena mena mu ya? Aku sekarang tau kenapa Harley kamu suruh untuk tinggal bersama Harith saja," ucap Lesley dengan amarah.

"Itu demi kepentingan kita bersama, agar tidak ada rengekan anak kecil yang tidak bisa di ajak kerja sama," sambung Fredrinn.

Nadanya tidak berbobot, tidak peduli apapun kecuali dirinya sendiri. Sebelum akhirnya teriakan Melissa mengambil alih perhatian mereka. Melissa membuka pintu dengan keras, hampir membantingnya.

"Kak Lesley!!" Melissa berlari ke arah wanita berambut pink itu. Dengan tergesa gesa, menyeretnya ke lantai atas tepat di depan pintu kamar Xavier.

"Kenapa ini, ada apa?" Tanya Lesley yang kebingungan. Melissa membuka ruangan, memperlihatkan Xavier yang sudah memejamkan matanya, tak kuat berdiri lagi dengan kaki rapuhnya yang lebam.

"Astaga!"

Yin dan Julian yang mendengar teriakan Melissa tadi langsung pergi ke lantai atas juga. alangkah terkejutnya mereka saat melihat pemandangan itu.

Jangan bertanya Fredrinn ada dimana, tentu saja dia akan mengikuti mereka. Tanpa sadar, Fredrinn langsung melebarkan matanya. Ini perbuatannya? Barukah dia sadar? Tidak, dari mimik wajahnya masih belum mengakui dosa yang dia perbuat.

"Bawa dia ke rumah sakit terdekat, cepat!" Yin dan julian mencoba membawa Xavier masuk ke mobil Lesley. Yah, sayang saja mereka tidak kuat.

"Aku saja," Ucap Fredrinn, sebelum di hentikan oleh Melissa. Melissa mengatakan bahwa tidak boleh ada kontak antara Fredrinn dan Xavier kali ini. Demi kesehatan fisik dan mental Xavier.

"Kenapa begitu menyuruh? kamu bukan apa apa selain bocah, menyusahkan saja." Fredrinn pun pergi dari sana, mengambil teleponnya, bersiap untuk pergi ke sebuah kecan.

Lesley menggeleng kepalanya. Akhirnya dia membantu mereka membawa Xavier ke rumah sakit terdekat. Berharap belum terlambat karena perdebatan beberapa menit tadi. Terlebih lagi, tubuh Xavier sudah sangat dingin. Nadinya sangat lemah.

...

"Sudah ku katakan jangan menjadikan omega itu pasanganmu!" Sentak Carla kepada Fredrinn. Wanita jalang itu sibuk memakai riasan wajahnya, memakai pakaian terbuka yang bahkan aki aki saja demen melihatnya.

"Aku hanya terpancing pheromonenya waktu itu, tidak sengaja mating dengannya, bukan masalah kan?" Fredrinn mengatakannya seperti sudah tidak peduli dengan masa lalu lagi. Terlebih lagi, dia pasti akan terbebani jika dia masih bersama Xavier. Itu pikirnya.

"Bagaimana hari ini? Aku? Cantik kan?" Tanya Carla sambil mebgukir senyuman di wajahnya. Tidak bohong, wanita ini memang begitu cantik. Rasanya benar benar diperlukan untuk hasrat birahi Fredrinn.

"Ya, cantik. Sangat cantik," ucap Fredrinn.

...

"Serangan jantung." Melissa menyerahkan surat yang berisi kondisi Xavier saat ini. Puas menyiksa Xavier, Fredrinn kembali selingkuh begitu saja. Kenapa Fredrinn berubah akhir akhir ini? Lesley sendiri kebingungan. Tidak biasanya adiknya seperti ini.

"Apa?!" Yin yang kaget dengan hal tersebut langsung berteriak dengan instant nya. Julian menutup mulut Yin yang tidak tau sopan santun itu.

"Astaga, berapa biaya perawatannya?" Tanya Lesley kepada Melissa. Melissa menggelengkan kepalanya tidak tau pasti. Tapi dia mengucapkan sesuatu setelahnya.

"Kata dokter.. itu bisa sampai di atas ratusan juta.. coin," ucap Melissa lesu dengan angka yang dia dapatkan dari dokter.

Terlihat pria berambut blonde dengan pasangannya yang berjalan menuju arah Melissa dan Lesley. Tak lain adalah Nathan dan Aamon yang sepertinyaingin menjenguk Xavier.

"Ada apa? Kenapa kalian begitu murung?" Tanya Nathan sembari menepuk nepuk punggung Melissa yang keliatahannya tidak berenergi.

Lesley menjelaskan semuanya. Itu membuat Nathan dan Aamon menjadi khawatir. Keuangan keluarga Vance ada di tangan Fredrinn sepenuhnya. Terlebih lagi.. Fredrinn sudah tidak peduli dengab Xavier. Lesley juga tidak tau apa yang harus dia lakukan.

"Sudah kalian beritahu kepada Fredrinn tentang ini?" Tanya Nathan.

Semuanya menggeleng. Betapa sialnya nasib mereka ini. Seandaikan Fredrinn tidak bertemu wanita itu, tidak akan seperti ini. Seseorang tidak harus memiliki pasangan hidup untuk bertahan hidup. Tapi.. Fredrinn mengatakan hal lain.

Seorang perawat pun datang kepada Lesley. Mengatakan kondisi Xavier yang ebnar benar buruk. Entah bagaimana dia akan bertahan hidup, presentasi hidup Xavier sudah melemah.

Mata Melissa benar benar berkaca. Dia tidak ingin kehilangan orang lagi.. Dia ingin Xavier ada dan bersama dengan tiga adik angkatnya. Xavier yang merawat mereka sejak kecil, sampai sekarang. Diperlakukan dengan seenaknya oleh alpha brengsek seperti Fredrinn.

Riingg..

Lesley mengangkat teleponnya yang berdering itu. Fredrinn memanggilnya. Mengetahui itu, Melissa mendengar baik baik percakapan di antara mereka. Melissa dengan teliti memahami setiap perkataan yang Fredrinn keluarkan.

Kepada Lesley..

"..."

Apa?

Lesley hampir saja menutup teleponnya. Sebelum Melissa meminta Lesley agar Melissa sendiri bisa berbicara dengan Fredrinn sebentar saja. Lesley berpikir itu tidak apa apa, tapi, apa Fredrinn mau mendengar kata kata dari Melissa?

"Kumohon, kak! Saya tau apa yang harus saya katakan." Suara melissa itu bergetar tak karuan. Mendengar percakapan Lesley dan Fredrinn tadi. Mimiknya dipenuhi kekhawayiran, kemarahan, dan kekecewaan. Melissa merasakan semuanya.

Nathan dan Aamon diam saja dari tadi. Tepat di samping Yin dan Julian. Apa yang terjadi sebenarnya? Aoakah ada sesuatu? Apakah itu hal buruk?

Lesley menyerahkan telepon nya kepada Melissa. Melissa menggenggam nya dengan erat. Dia mulai berbicara dengan nada tak karu karuan. Orang orang disana takut keadaan mental Melissa tidak baik baik saja.

"Berani berani nya kamu setelah menyiksa kakakku dan sekarang kamu ingin menceraikannya?! Dasar pria sialan, brengsek! Jangan pernah kmau datang kembali ke dia!"

"Dia terkena serangan jantung karenamu, bajingan, bangsat! Aku tidak menyangka orang sepertimu bersama kakakku yang adalah seorang malaikat dengan hati yang lembut, harus bertemu dengan seorang iblis sepertimu!"

My Happiness With Him - FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang