2

1.7K 133 19
                                    

"Eugh.."

Matahari bersinar dan membuat cahayanya menembus jendela kamar milik Fredrinn. Cahaya yang baru muncul membuat mata xavier terbuka perlahan lahan.

Menyadari bahwa pinggang rampingnya sedang di peluk oleh seorabg pria kekar di belakangnya membuat dia mnecoba menoleh ke belakang.

Dia melihat fredrinn, tertidur dengan lelap sambil memegang pinggang dan pahanya.

'Bajingan sialan ini.'

Xavier cemberut sambil mengubah pose tidurnya menjadi berhadap hadapan dengan fredrinn. Kemudian mencubit pipi Fredrinn karena dia sangat kesal.

"A-aduh aduh.. sakit tau.." Fredrinn pun terpaksa bangun karena xavier mencubit pipinya dengan agresif.

"Lebih sakit aku! semaleman aku ngomong berhenti gak mau!" Xavier menepuk pipi Fredrinn.

"Udah dong sakit.. lagian sih heat tiba tiba.. kan ga semua orang kuat.."

Xavier pun bangun dari rebahannya. Disusul oleh fredrinn yang duduk di sampingnya. Xavier mengucek matanya, dan melihat dia tidak sepenuhnya telanjang.

Memakai piyama kebesaran milik fredrinn, hanya mneutupi bagian pantatnya saja. Tapi setidaknya dia memakai sesuatu.

Mereka berdua berjalan ke arah kamar mandi. Fredrinn sedikit terkekh melihat Xavier yang jalan seperri orang pincang. Itu membuat Xavier marah dan memukul fredrinn dengan bantal.

"..."

"Kenapa diem aja?"

Xavier menjatuhkan rahangnya, lehernya terlihat penuh dengan tanda cupangan yang dibuat oleh fredrin. Bagian paha dalamnya juga terlihat sangat merah karena bite mark milik fredrinn.

"Ku bilang jangan ngasih bekas kok!"

"Ya tapi pahamu mulus.. kenyal pengen ku makan.." Fredrinn melihat ke bagian bawah xavier.

Mereka hening sebentar, tidak ada yang mau membuka percakapan. Xavier masih sibuk melihat dirinya sendiri di depan cermin.

"Mandi bareng yu.."

"Matamu mandi bareng!"

...

Xavier duduk di pinggiran kasur menunggu fredrinn selesai mandi. Dia menghubungi para adik angkatnya karena dia tidak pulang ke rumah semalaman.

Tentu saja, nelissa, julian dan yin adalah adik angkatnya. Mereka mungkin khawatir karena Xavier tidak pulang semalaman. Nyatanya. .

Di rumah

"Woe sapunya jangan di lempar lempar begoo!!"

Melissa berteriak melihat yin yang malas mengerjakan tugas rumah. Merekamenggelar oesta yang di datangi beberapa remaja lainnya termasuk wan wan.

"Makan nih, makan!"

Rumah nya menjadi kapal pecah yang tidak ada bentuknya. Sampah makanan, sampah apapun.

"Woe ayam gosong ini punya siapa?!" Julian berteriak dari dapur. Melihat ayam yang gosong di depannya.

"Lah siapa yang masak ayam anjirt?!"

"Mana gue tau tot!"

"Aku hehe.." -Melissa

Di sisi xavier dan fredrinn.

Fredrinn keluar dari Mandionnya, tentu saja dengan Xavier yang ada di sampingnya. Mereka memasuki mobil mewah milik fredrinn dan berangkat menuju kediaman Xavier.

Sesampainya disana mereka di ambut oleh wajah tak percaya ketiga adik angkat Xavier.

"H-hah.. d-dia kan.."

Malissa hanya menatap tak percaya pada pria berjas di depannya yang tak lain adalah Fredrinn. Fredrinn menggerakkan mulutnya, tapi tidak mengeluarkan suara smaa sekali.

"Kakak ipar."

Yin dan julian yang melihat gerakan mukut itu hampir berteriak kesenangan dan di hentikan oleh Xavier. Xavier menyuruh msreka masuk terlebih dulu dan pergi ke ruang keluarga.

"Jadi begitu.. "

"Alphanya orkay, enak bener!"

Mereka hanya berbincang bincang santai. Sampai akhirnya siang hari pun tiba dan fredrinn harus pergi ke perusahaannya.

"Duluan ya, sayang." Ucap fredrinn sambil tersenyum ke arah Xavier.

Xavier hanya memasang muka datar, sedikit kesal dengan kata sayang. Meskipun sekarang dia sudah di pastikan adalah omeganya Fredrinn tapi rasanya itu terlalu jamet untuknya.

...

Xavier duduk di sofa ruang tamu, kemudian melihat seseorang menelpon dirinya. Nathan, sahabat dekatnya.

"Vierrr! Ngehehe.."

"Apa nat apa?"

Mereka berbincang bincang sebentar sementara Xavier menyeduh kopinya di ruang tamu.

"Oh gitu, oke oke."

Xavier menutup teleponnya, kemudian membereskan rumahnya. Membersihkannya dengan pelan meskipun pinggangnya masih sakit karena malam kemarin.

Ketiga adiknya sedang sibuk ke sekolah, dan Xavier diam diri di rumah karena libur dari pekerjaannya.

Tok Tok

Suara pintu di ketuk, Xavier datang membuka pintu itu dengan cepat. Melihat Nathan dengan pasangannya di depan pintu yang tak lain adalah Aamon.

"Xaviee! datang ya!" Nathan menyerahkan undangan pernikahannya dengan Aamon. Xavier hanya melihanya dengan sedikit kaget.

"Udah nikah aja, aku pasti dateng kok."

Aamon di samping nathan hanya tersenyum sebentar sebelum kembali ke mobilnya. Nathan pun melambaikan tangannya dan pergi ke teman temannya yang lain untuk menyerahkan undangannya.

"Darl, itu temen mu.. beneran omega?" Tanya aamon sambil menyetir.

"Mhm, bener kok." Nathan menyeruput minumannya. Umum saja orang berpikiran seperti itu. Xavier memiliki tubuh yang lebih tinggi di banding omega pada umumnya.

Tatapan mata xavier justru lebih tajam di banding seorang omega, postur tubuhnya yang terlihat maskulin juga membedaknnya antara omega lain dengan dirinya.

...

"Dapet undangan juga?" Tanya xavier.

Kini kedua couple utama kita sedang berjalan di mall, karena sang alpha sedang ingin memanjakan omega tercintanya.

"Mhm.. datang bareng?"

"Ga masalah."

Fredrinn melihat lihat di sekitarnya, ada sebuah toko kostum di sana dan mebgajak Xavier pergi ke sana. Xavier dengan polosnya mengikuti Fredrinn.

Mereka meliha lihat sebentar. Xavier hanya melihat beberapa baju feminim yang terjual disana. Sedangkan fredrinn sedang berbincang bincang dengan pemilik toko tersebut.

"Udah nih dapet, mau beli apa lagi?"

Xavier terlihat berpikir sebentar. Kemudian meminta fredrinn mengapdosikan dua anak kucing untuknya.

'Gue baru tau ada laki laki kucing lovers..'

Fredrinn hanya menururtinya dan pergi membelikan beberapa peraltan dan anak kucing itu untuk Xavier.

Setelah membayar di kasir, Xavier mencium pipi fredrinn dengan lembut, hanya ciuman cepat. Kemudian mengatakan terimakasih ke fredrinn dan membawa dua anak kucingnya dengan bahagia.

Fredrinn hanya diam di tempat, apa yang baru saja terjadi? Apa itu Xavier yang dia tau?

My Happiness With Him - FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang