12

1K 57 22
                                    

"Mendung banget.." gumam Xavier.

Mereka sedang membereskan beberapa barang, mengetahui rumah fredrinn menjadi kapal pecah karena kelakuan anaknya sendiri.

Rasanya hari itu akan turun hujan lebat, tapi itu tidak masalah. Mereka membawa mobil bukan?

Fredrinn beru saja menyelesaikan mandinya, bau wangi dari dalam.kamar mandi menyerbu keluar ruangan.

"Sabun hotel wangi bener." Ucap fredrinn sambil mengotak atik lemarinya.

"Sesekali wangi sabun, ga bosan apa wangi duit mulu?"

"Hah?"

Fredrinn ternganga sebentar sebelum terkekeh pelan mendengar perkataan suami nya tersebut. (Apa istri ya?)

Gerimis mulai turun dari langit, udara semakin dingin. Angin sepoi sepoi berlalu. Rasanya, matahari saja mustahil untuk terbit melewati awan padat di atas langit.

"Nunggu reda dikit aja deh, males banget jadi bad mood" Ucap xavier sambil melihat ke luar jendela.

Pemandangan kota yang sedang di guyur hujan tak bisa jauh dari kata indah. Saat Xavier tengah bersantai menikmati pemandangan, sang suami hanya bisa menjadi pelayan sementara yang membereskan barang barang mereka dan memasukkannya ke koper.

Saat keheningan terjadi, suara lapar dari perut xavier memenuhi ruangan dengan diiringi suara rintikan hujan.

"Laper.."

Fredrinn hanya bisa menghela nafas dan tersenyum hangat sambil memegang tangan xavier dan membimbingnya menuju ke luar ruangan untuk mendapatkan sarapan pagi yang telah di sediakan para staff.

...

Beberapa menit setelah menyelesaikan sarapan pagi mereka, suasana langit menjadi lebih reda dan cahaya matahari menembus melewati tumpukan para awan.

"Fred, besok mau ke pantai"

"Bowlee"

Kedua pasangan ini sedang berjalan pada koridor hotel menuju ke tempat parkiran mobil. Melihat pakaian serasinya, para orang yang melihat mereka sudah mengetahui pasangan ini hidup dengan cemara. (gak kayak lo hahahha)

Xavier berjalan paling depan sambil menyenandungkan sebuah lagu. Bermain handphone nya dan setiap langkahnya diiringi dengan kebahagiaan untuk menemui sang buah hati tercinta.

Sedangkan sang pasangannya, Fredrinn hanya bisa mengimuti di belakangnya dan membawa seluruh barang bawaan Xavier. Tapi itu bukan masalah bagi fredrinn yang memiliki otot kekar.

...

Sesampainya di parkiran mobil, Fredrinn sedang menaruh barang di dalam bagasi mobilnya sedangkan Xavier sudah duduk di sebelah kursi oengemudia sambil melihat handphone nya.

"Aww, lucu banget si anakku~"

Melihat foto sang buah hati tercinta sedang tertidur lelap setelah bencana tangisan luar biasa dari balita mebuat hatinya tenang dan rasanya tidak perlu mengkhawatirkan apapun.

Pintu mobil terbuka dan Fredrinn memasuki mobil. Duduk di sebelah xavier yang tepatnya adalah kursi pengemudi.

Chu!

Sebuah ciuman ringan di berikan Fredrinn pada pipi lembut Xavier. Rona merah sesikit terlihat di sana, Xavier menutupi salah satu pipinya dengan tangannya.

"Apasih!"

"Hehe."

Sabuk pengaman telah di pasang dan kedua pasangan ini meninggalkan hotel yang beberapa hari lalu di tempatinya.

Jalanan kota terlihat bersih setelah di guyur gerimis. Pemandangan terbaik dengan cuaca cerah yang membuat hati kedua pasangan ini tenang.

...

Perjalanan terus berlanjut, di mana beberapa jam sudah berlalu dan langit mulai kembali mendung. Xavier melihat ke arah luar jendela dan Fredrinn masih fokus mengemudi.

Hujan pun datang tiba tiba. Deras sekali, dan udara dingin menyerbu. Kedua jendela di tutup dengan erat. Xavier melihat wajah tampan fredrinn dengan seksama, rasanya hampir susah memalingkan wajah.

"Aku tampan ya? tau kok" Goda fredrinn.

Xavier yang mendengarnya ingin saja menampar fredrinn sekarang juga tapi dia sedang mengemudia dan akhirnya mengurungkan niatnya dan fokus kepada handphone nya.

Suara musik retro terdengar sebagai penghalang kesunyian di antara mereka berdua. Sebelum akhirnya seseorang berteriak dari sisi lain mobil.

"AWAS!!"

"Fred?"

Bruak!

Suara kaca pecah terdengar dari semua sisi. Sebuah truk yang kehilangan kendali menabrak mereka berdua. Hujan turun dengan semakin deras.

Mobil Fredrinn hancur total. Hampir tidak berbentuk. Semua orang yang berkendara langsung menuruni kendaraan mereka.

Fredrinn perlahan membuka matanya. Merasakan seluruh rasa sakit yang menimpa tubuhnya. Kaki kanannya tertimpa sesuatu, sepertinya sangat fatal. Tapi.. jangan hiraukan itu saat ini.

"Xavier!"

Fredrinn berlari ke arah terdekat di mana xabier berada. Tertutupi puing puing dari mobil yang bertabrakan. Fredrinn menyingkirkannya, menemukan Xavier yang bersimbah darah di bawahnya.

"Xavier bertahan! Kumohon.. ambulan akan datang.." Fredrinn memeluk erat tubuh sang pasangan sambil mencengkram tangannya dengan lembut.

Setetes demi setetes darah keluar dan membasahi jalanan disana. Hujan turun dengan lebatnya, tidak menandakan akan berhenti..

"Fred.. aku.. sayang.. kamu."

Saat menginginkan hujan untuk berhenti.. kini, nafas Xavier lah yang berhenti. Tetesan air mata menjatuhi mayat tak bernyawa yang sedang di dekap fredrinn.

Pelukan terakhir itu semakin erat. Menyisakan Fredrinn yang sedang memegang tubuh tak bernyawa di tengah hujan lebat.

End.

My Happiness With Him - FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang