15

561 38 3
                                    

"ASTAGA!" Teriak orang itu nyaring, sial. Wajahnya hampir mirip dengan Fredrinn.

"Fray.. jangan melihatku seperti aku adalah orang hantu." Ucapku lemas sambil bersandar pada pintunya.

Wajahnya terkejut, yah pasti dia berpikir aku baru saja bangkit dari kematian dan medatanginya karena dia tidak mengunjungiku sama sekali di ruma sakit.

"Bukannya kamu sudah-"

"Mati? Hilang? Tidak. Jangan konyol."

Fray, selaku sepupu Fredrinn hanya meneguk ludahnya di depanku. Reaksi yang biasa, ku akui. Aku mungkin hampir melihay reaksi seperti itu jika tadi ber pas pasan dengan Fredrinn.

...

Aku menjelaskan apapun yang ku pahami dari nolan. Fray hanya melihatku tak percaya. Tapi dia memberiku sebuah kamar tamu untuk tinggal sementara, mengetahui aku tidak mau berdekatan dengan Fredrinn.

"Oh.. itu kenapa kamu menghilang sebelum di kuburkan."

"Ya.." Jawabku lemas.

Fray melihatku dengan mata aneh. Kemudian dia mengetahui sesuatu, segera setelah itu mengambilkan aku sebuah obat suppressant. Untung saja sepupu Fredrinn ini juga adalah seorang omega.

"Bagaimana kamu bisa begini?.. Mate mu-"

"Tidak."

Fray menatapku cemas. Dia tau, dan dia tidak mau mengatakannya. Fredrinn kembali bersama sekretarisnya.

Itu faktanya. Sialan.

Aku tidak kuat. Mataku segera tertutup. Dan akhirnya, aku tertidur sambil bersandar pada sofa Fray. Rasanya nyaman, tapi rasanya tidak. Rasa rindu yang menyimuti diriku. Aku mengumpat pada diriku.

...

Hanya terdengar suara hembusan nafas yang ringan dalam ruangan tersebut. Xavier hanya bisa berbaring dengan lemah di ranjang berukuran queen size yang terisi oleh kapas empuk yang nyaman ditiduri.

"Xavier.." Ucap fray pelan.

Xavier membuka matanya. Kabur, pandangannya sangat kabur waktu itu dan detik itu juga. Rasa rindu yang tertanam pada benak hatinya sangat ingin segera dia keluarkan.

Takdir berkata lain.

Xavier mencoba duduk di kasur. Mengenakan cardugan yang di pinjamkan oleh fray, dengan selimut tebal yang hangat. Hujan, deras sekali di luar sana.

Secangkir hangat teh di letakkan pada
pinggiran kasur oleh fray. Hari ini cuaca tidak bisa teratur. Jika Xavier terkena demam atau flu, maka itu hal yang biasa, bukan?

"Fray..? Kenapa wajahmu murung begitu?" Tanya Xavier.

Fray menghela nafas. Dia terlihat stress akhir akhir ini. Entah kenapa. Fray kemudian duduh di sebelah kasur yang xavier tempati. Memainkan jari jarinya karena sedang berada di fase takut dan gugup untuk mengatakannya.

"Fredrinn.."

"Ada apa dengan Fredrinn?"

"Dia akan kesini, tiga hari lagi."

Xavier tersedak tehnya. Terkejut. Sangat terkejut. Xavier menatap Fray tak sangka. Xavier menanyakan apakah itu benar? Apa yang harus Xavier lakukan jika itu benar?

Detak jantung Xavier berdetak sekencang kencangnya. Itu bahkan seperti jantung tersebut akan keluar dari tubuhnya. Tidak, ini tidak boleh terjadi. Batin xavier.

"Kenapa?.. kenapa dia kesini?" Tanya xavier.

Fray menjelaskan bahwa Fredrinn akan memperkenalkan.. 'mate' barunya. Kata kata tersebut membuat perasaan Xavier hancur lebur. Dia ingin marah, tapi tidak bisa.

Dia sudah meninggalkan Fredrinn selama berbulan bulan. Ini salahnya. Xavier menyalahkan dirinya sendiri saat itu. Matanya tidak memancarkan harapan lagi. Safir biru itu tidak cerah dan kembali redup.

"Mate?.. baru?"

"Sudah ku bilang sekertarisnya.. itu.."

"Tidak, Fray. Baiklah.. Bisakah kamu meninggalkanku sendirian?"

Fray hanya mengangguk, dia keluar ruangan. Menutup pintunya dengan pelan dan hati hati. Xavier melirik tangannya yang terbaring lemas di pangkuannya.

Seadil inikah hidup?

Batinnya.

...

Tiga hari kemudian, Xavier memutuskan untuk tidak keluar dari kamarnya sekalipun. Tapi seperti yang dia lihat dari jendela, hujan deras. Tidak mungkin fredrinn akan kesini, kan?

Xavuer pun pergi ke dapur untuk membuat dirinya sendiri sebuah coklat hangat. Hujan iru dingin, jadi dia membuat yang hangat hangat untuk dirinya.

Suara sendok yang menubruk gelas di aduk memenuhi dapur. Baunya harum, Xavier mood naik ke atas. Xavuer pun berjalan pergi ke ruangannya.

Xavier berhenti.

Fray menatapnya kaget.

"Xavi..er?"

Xavier ingin menjatuhkan gelas yang dia pengang. Keadaan saat ini menegangkan. Fredrinn?.. dan.. Matenya. Xavier menegup ludahnya. Dia hanya membungkuk dan pergi ke kamarnya, berpura pura tidak tahu.

tbc.

Note : Hai saya el, author cerita tersebut. Sekedar meminta pendapat, menurut readers.. apakah sekertaris fredrinn ini aku buat dari karakter mlbb, atau bikin nama sendiri?

Misal aja ya, Fredrinn kan biasanya di ship sama carmila tuh (Biasanya) apakah sekertarisnya make carmila aja? Atau nama random?

Atau kimmy aja? Atau cewek mlbb random lainnya? Dimohon pendapatnya ya~

My Happiness With Him - FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang