16

708 42 8
                                    

"Fray?" Suara pria jakung tersebut terdengar sangat terkejut akan pemandangan yang telah ia lihat. Matanya menatap wajah saudaranya dengan penuh harap.

"Siapa itu?" Tanya sang sekretaris, Carla.

(little note : sbnrnya gak tau aku mau namain ini apaan jadi yaudahlah, mirip mirip ama namanya carmila wkwk)

Fray hanya menghela nafas debgan wajahnya yang sudah tidak bersemangat lagi. Dia melihat ke arah pintu kamar tertutup itu.

"Fred, aku tidak akan membicarakan itu." Ucap Fray kecewa.

Fredrinn yang kesal dengan perilaku Fray berdiri sesaat setelah mendengar kalimatnya. Wajanya menunjukkan amarah dan kekhawatiran yang bersamaan.

"Jangan bermain main denganku, Fray." Ucapnya.

Carla sedari tadi hanya duduk tidak tahu apa yang membuat mereka bertengkar seperti ini. Mencoba menenangkan Fredrinn.

"Tenang, tunggu sebentar.." Carla menepuk pundak Fredrinn.

"Jalang!"

Tunggu, apa?

Fray melihat langsung ke arah Carla dengan tatapan tidak menyenangkan itu. Amarah yang menggebu gebu didalamnya.

"Kamu, menghinaku?!" Carla berdiri.

Disaat itulah, mereka semua mulai bertengkar. Fray menyalahkan Fredrinn karena tidak bisa menjaga hati padahal fredrinn sendiri sudah memiliki mate!

Fredrinn menyalahkan Fray karena dia tidak memberitahu bahwa Xavier masih hidup selama ini? Tidak ada yang tahu, tapi kenapa harus Fray yang bersama Xavier? Apakah Fray selingkuh dengannya? itulah pertanyaan fredrinn.

Carla? ya, Fray memanggilnya jalang karena dia seharusnya tau bahwa Fredrinn sudah memiliki mate dan menikah, malah mendekati Fredrinn sendiri? Dasar wanita tidak tahu malu!

"Jangan mendeati kamarnya! Fredrinn!" Fray mencoba menarik fredrinn yang sedang mendekati kamar Xavier yang tertutup.

"Hentikan, Fray, dia mate ku!" Ucap Fredrinn dengan egoisnya.

"Lupakan, Fred! Kamu sudah berhubungan sex denganku, apakah kamu akan membuangku sekarang?!" Ucap carla marah.

Fredrinn yang tak bisa menahan amarahnya hanya bisa langsung mendobrak paksa pintu kamar tersebut. Hilang. Kosong. Sunyi. Dimana Xavier?

"Oh, astaga.." wajah fray menunjukkan kekhawatiran melihat jendela yang terbuka itu. Xavier kabur, pasti kabur!

Hening sementara sebelum Fredrinn melemparkan tamparan nya kepada Fray. Fray kaget, tidak bisa berkata apapun, hanya memegang pipinya yang memerah tersebut dan melihat tak percaya ke arah fredrinn.

"Apa maksudmu menampar ku begitu saja?!" bentak fray kepada Fredrinn.

"Ini salahmu. Kenapa kamu tidak memberitahukannya kepadaku dari awal!" Bentak balik fredrinn.

Carla disana mencoba menenangkan fredrinn. Padahal dirinya sendiri akar permasalahannya, membuat ini semua menjadi dunia putar balik. Bukankah asistent satu ini terlalu playing victim?

"Diam, ini salahmu!" Ucap Fray tidak mau kalah.

"Darimana ini salah ku?!"

"Kamu sudah memiliki dia dan kamu malah dengan cewek jalang ini! Sialaan! Buka matamu! jangan menaruh kakimu lagi ke sini, Pergi!!" Ucap Fray.

Pertengkaran terjadi histeris di antara mereka berdua hingga akhirnya Fredrinn pergi dari sana bersama dengan 'pacarnya' itu.

"Sial." Gumam Fredrinn di deoan rumah fray.

Carla, selaku pacarnya mencoba menyenangkannya. Menggodanya seidkit, mungkin jika mereka berhubungan Fredrinn akan menjadi senang kembali?

"Uhh.."

...

Kaki Xavier memar, terkena tanaman berduri saat sedang berlari. Saat dia melanjutkan berjalan tanpa alas kaki dan hanya dengan sweater putih juga celana hitam panjang, Xavier bertabrakan. Tepat.

"Lo nabrak orang itu-.. loh?"

Hening seketika. Xavier sedikit kaget dengan itu. Mereka semua terdiam. Mata xavier rasanya ingin menangis saat itu juga. Apa apaan rasa sakit yang ada di dadanya ini?

"Kak..?"

"..."

Adik angkatnya. Ya, benar. Adik angkatnya. Mereka langsung menumpahkan air matanya melihat xavier di depan mereka. Rasanya ini mustahil, apakah ini nyata? Xavier ingin pergi dari sana sebelum tangannya di peluk erat oleh Melissa.

"Jangan tinggalkan kami lagi.."

Kata kata itu menembak tepat pada hati Xavier. Sudah berapa kali Xabier membuat adik adiknya ini khawatir? Xavier tidak bisa membayangkannya.

"Aku.."

"Ayo pulang! Xavier.." Sela yin.

Mereka bertiga membujuk Xavier untuk segera kembali ke pelukan mereka dan hidup tenang selamanya. Sepertinya itu mudah, tapi tidak.

Mereka masih tinggal dengan Fredrinn.

Sebenarnya mereka sudah muak dengan fredrinn, karena fredrinn di nilai selingkuh. Apalagi, Vyn sudah jarang di asuh secara pribadi oleh fredrinn dan pacarmya itu.

Alias, Anak mereka di bawake daycare dan di beri pengasuh daripada harus mengurusi tangisnya tiap malam.

"Tidak bisa, kalian harus kembali.. kumohon-"

Ucaoan Xavier tersela di saat seseorang meneriakkan namanya dengan keras. Wajah melissa, yin dan julian yang tadinya khawatir berubah menjadi amarah.

"XAVIER!!" Teriaknya.

Disaat itulah dia sadar, Fredrinn telah mengetahui dimana dia berada dan saat itu juga fredrinn akan membawanya pulang, secara sukarela, ataupun secara paksa.

Fredrinn ingin xavier segera pulang.

...

note :

Hai, author disini. Maaf ya tidak bisa up sesuai jadwal yang saya tentukan sendiri. Keadaan tubuh saya sendiri emang melemah akhir akhir ini, hanya bisa menyempatkan setidaknya mengetik 500-600 kata. Terimakasih atas perhatiannya.

selamat malam tahun baru.

My Happiness With Him - FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang