20

500 42 10
                                    

Beberapa Minggu seusai sembuhnya Xavier. Keadaan berjalan normal, sepertinya. Meskipun para adik angkat Xavier masih membenci Fredrinn, Fredrinn menyuruh mereka tetap tinggal di mansion nya. Terlebih lagi, mereka tidak jadi cerai. Begitu geramnya Melissa saat mengetahui hal itu.

Lesley mengetuk pintu kamar Fredrinn. Beberapa hari ini, mood Fredrinn seperti kacau. Padahal Xavier sudah pulang. Dan wanita jalang itu tidak ada. "Apa kau sakit?" Tanya Lesley sedikit khawatir.

Tidak ada jawaban pasti. Tapi kamar itu di kunci erat, terlebih lagi, Fredrinn sangat membenci jika seseorang mengganggunya di waktu pribadinya.

Lesley menggelengkan kepala. Dia mengatakan bahwa Fredrinn tidak ingin keluar kepada Xavier. Xavier sepertinya juga masih lemas. Tapi.. beberapa hari yang lalu, hal tak terduga terjadi.

Flashback

"Kamu! Hei!" Lesley melihat Carla yang keluar dari kamar pribadi milik Fredrinn dengan tangannya yang gemetar. Dia membawa kantong kecil. Yang terlihat sangat mencurigakan.

Lesley akhirnya mencoba meraih kantong itu dari Carla. "Apa yang kamu sembunyikan? Berikan kepadaku!" Ucap Lesley, merebut kantong itu.

"Kak!- itu-"

Ternyata gadis jalang ini berani mencuri. Dia mencuri beberapa kartu ATM Fredrinn ternyata. Seorang wanita tidak tau diri! Padahal Fredrinn sudah memberinya begitu banyak uang.

Pintu depan pun terbuka. Fredrinn kaget dengan apa yang terjadi. Sebelumnya, dia tidak menyangka akan melihat pemandangan ini. Dia baru saja pulang dari rumah sakit untuk menjenguk Xavier.

Carla, yang terkejutnya malah memeluk Fredrinn merengek dan memfitnah Lesley bahwa Lesley baru saja mencuri kartu ATM milik Fredrinn dan menampar Carla sendiri. Fredrinn terdiam. Apa yang terjadi.

Beberapa detik keheningan dengan Carla yang memeluk Fredrinn sambil merengek.

Slap!

Fredrinn menamparnya. "Apakah kamu tidak tau betapa berharganya kartu itu? Ada cctv di setiap sudut rumah ini dan kamu berani berbohong?" Ucap Fredrinn sambil melepas Carla dari pelukannya.

"Tapi, aku tidak-"

Fredrinn tiba tiba menyeretnya keluar. Dan tak memperbolehkannya masuk. Dia pada akhirnya memutus kontak dengan wanita itu. Fredrinn tenggelam dalam pikirannya. Dia pikir Carla adalah wanita yang baik hati. Semua permintaan Carla dia kabulkan.

Apakah ini balasannya?

Dia adalah akar dari semua masalah, Fredrinn menyadarinya. Itu membuat dia semakin stress dan tidak tau harus melakukan apa. Sejak hari itu, dia bekerja dari kamarnya dan tidak mau keluar. Makanan akan di antar ke ruangannya, dan pesan akan di sampaikan melalui handphone atau surat.

Fredrinn membutuhkan waktu untuk tenang lagi, dia egois dan dia tau itu. Seharusnya dia tidak pernah melampiaskan amarahnya pada Xavier hari itu. Tapi tak di sangka.. beberapa hari Fredrinn di dalam.. ternyata.. masa rut nya telah tiba.

End flashback

"Fredrinn?.." Xavier mengetuk pintu pelan. Suaranya yang khas itu membuat telinga Fredrinn terpasang seutuhnya.

Fredrinn tidak menjawab, tapi setelah beberapa waktu, dia bergumam di depan pintu. 'Pergi.. Xavier, kamu hanya akan membuat dirimu dalam bahaya.'

Fredrinn sedang rut. Dia tidak ingin mengacaukan omega seperti Xavier, lagi. Dia hanya ingin Xavier hidup dengan tenang.

Xavier tidak tau maksud perkataan Fredrinn. "Fredrinn, kamu belum makan 2 hari." Xavier kembali mengetuk pintu kamar itu dengan lembut. Tubuhnya masih lemas.

Xavier kemudian menghirup aroma maskulin ini. Aroma yang kuat layaknya alpha yang sedang dalam puncak rut nya. Xavier kembali khawatir. Dia pergi ke Lesley untuk mencari obat yang biasa di gunakan Fredrinn untuk meredakan sakit rut.

"Itu, aku sendiri tidak tau Xavier. Dia menyimpan nya di ruang kerjanya sepertinya. Tapi sudah ku cari, dan ternyata tidak ada," ucap Lesley sambil melihat langsung ke arah mata Xavier.

"Kenapa menanyakannya Xavier?" Tanya Lesley.

Xavier menghela nafas dan memegang sikunya. Dia tidak tau harus mengatakan apa kepada Lesley selaku kakak iparnya. Dia mencoba merakit kata kata yang ada di dalam dirinya.

"Itu.. pheromone Fredrinn.. benar benar kuat malam ini, aku takut dia sedang menahan rut nya," ucap Xavier dengan nada lembutnya.

"Ah, aku juga merasakan aroma aneh saat di depan ruangannya tadi, ternyata itu." Lesley pun menghela nafasnya.

"Fredrinn pasti akan marah besar jika kamu menemuinya saat dia sedang rut, Xavier." Lesley menasehatinya.

Tapi Xavier tetap ingin membantu Fredrinn. Dia tidak ingin Fredrinn menderita, dia tau bahwa alpha yang sedang rut itu menahan rasa sakit yang luar biasa. Jadi Xavier ingin sekali membantu Fredrinn.

Lesley mengatakan bahwa Fredrinn pantas mendapatkannya. Dia telah berselingkuh dengan Xavier, dan Xavier harus percaya kenyataan bahwa Fredrinn telah menyakitinya. Xavier tidak tega..

...

"TIDAK!" Bentak Melissa kepada Xavier. Dia tidak berniat melakukannya.. tapi dia tidak ingin Xavier dalam bahaya. Alpha rut itu sudah lebih dari seorang pembunuh psikopat yang sedang birahi..

"Melissa, sekali lagi saja? Kak Xavier juga ingin membantunya.." ucap Julian mencoba untuk menenangkan Melissa yang tampaknya tidak rela dan sedikit marah.

Xavier hanya memohon. Dia bisa melakukannya, dia pasti bisa. Dia akan menolong Fredrinn di masa rutnya. Dia harus melakukannya.

"Tapi.."

"Melissa, percayalah pada kakakmu," ucap Lesley.

"Tidak! Kak Xavier selalu babak belur setelah dari kamarnya. Tidak mau! Kak Xavier.." Melissa meraih tangan Xavier dan menggenggamnya erat erat.

Xavier melihat kekhawatiran di mata Melissa. Kau atau tidaknya dia, hanya dia yang menentukan. Ini membuatnya ragu. Xavier menghela nafas pelan, kemudian membelai rambut Melissa.

"Hanya sekali ini saja, ya?" Xavier terus membelai rambut Melissa.

Orang selembut Xavier tidak pantas dengan orang yang main tangan seperti Fredrinn! Itu yang dipikiran Melissa sekarang. Tapi, Melissa juga tidak bisa mengambil alih keputusan Xavier..

"Janji ya?" Tanya Melissa.

Xavier menghela nafas lega. Begitu pula Lesley. Misi Xavier kini adalah memperbaiki hubungannya dengan Fredrinn. Malam ini, semua air mata yang telah terjatuh akan di ganti oleh senyuman bahagia.

Xavier berjanji akan hal itu.

My Happiness With Him - FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang