8

1K 98 5
                                    

"Xavier.."

Xavier terlentang dalam kamar mewah milik Fredrinn. Apa yang terjadi terakhir kali? kemana sekretaris itu?

"Weh bangun weh!"

"Hush mulutnya siapasih! Yin!"

Xavier membuka matanya perlahan, membiasakan.sinar matahari yang masuk ke dalam kamarnya. Tubuhnya sangat lemah entah mengapa.

Saat penglihatannya sepenuhnya kembali, dia hanya bisa melihat fredrinn dan 3 asik angkatnya memandangnya dengan tayapan khawatir.

"Bang sapri lama banget sih bangun, mau minta di beliin pop ice-"

Plak

"Yin mulutmu gue jahit ya lama lama!"

Tamparan cinta dari melissa pun membuat sang dede yin ini terdiam. Hanya sementara saja sih, palingan dua menit kemudian juga cerewet lagi.

Fredrinn mengecup dahi Xavier. Kemudian memegang tangannya dengan lembut.

"Pusing? panas? udah gak papa?"

Xavier menghela nafas kemudian mengangguk pelan.

'Yin ngomongin pop ice jadi pengen deh..'

(Gak nge endorse.)

Xavier menyuruh Fredrinn untuk meninggalkannya sendiri beberapa waktu. Ajaibnya, ketiga adiknya dan suaminyaitu langsung pergi dari kamar itu.

Xavier berjalan pelan ke arah balkon. Melihat pemandangan taman di belakang rumah di sana.

Entah mengapa rasanya menyejukkan melihat bunga dan pohon itu berjejeran di sana. Saat menikmati pemandangan disana Xavier melihat seorang leonin yang berlari ke sana kemari.

'Huh?'

Oh baiklah aku lupa. Sambutlah, Harith. Teman harley sejak kecil. Mereka selalu bermain disana, beberapa kali juga mengajak temannya yang lain seperti nana dan lylia.

Melihat para bocah bocah berlarian kesana kemari membuat Xavier membayangkan bagaimana anaknya nanti. Apakah bisa tumbuh besar seperti dirinya juga?

...

"Bang sapri yin gamau mandi!!"

Buyar, ketenangannya langsung hilang selamanya saat mendengar teriakan melissa. Apalah adik adiknya ini, mengganggu saja.

"Hush udah sana santet aja kalo ga mau." Fredrinn mengusir para bicah itu, kemudian membuka pintu kamar Xavier.

"Udah baikan?"

"Iya"

Fredrinn melingkarkan tangan kekarnya di antara pinggang Xavier. Kemudian mencium tengkuknya dengan lembut.

"Mau jalan jalan di taman? aku temenin."

"Bo-"

"BANG SAPRI AIRNYA GA BISA KELUAR!!"

Fredrinn tersenyum dalam.tekanan batin, bagaimana bisa Xavier mempunyai Adik angkat se tolol ini. Rasanya fredrinn ingin membuang saja mereka.

"Di puter ke kiri atuh mel.." Xavier membuka pintu kamar mandi dan mencoba memberitahu melissa bagaimana cara kerja air di rumah fredrinn.

"Ohh... OH GITU"

Xavier menutup pintu kamar mandi kemudian menyuruh fredrinn menemaninya ke taman belakang. Mereka bersandar di sebuah pohon beringin.

Bunga terlihat indah terbentang luas di tamab itu. Rasanya menenabgkan. Beberapa saat hening, Xavier memulai percakapan.

"Oh ya sekertarismu-"

"ku buang, jangan bicarain dia. Aku ga suka"

...

Xavier terdiam saat mendengarnya dan mengangkat kedua alisnya karena tidak tau apa apa. Kemudian fredrinn duduk di sebelah xavier sambil memegang pinggangnya. Mendorongnya untuk lebih dekat.

"Udahlah, jangan mikirin kuman. Ga baik."

Xavier menghela nafas kemudian menyandarkan kepalanya pada pundak Fredrinn. Meksipun tidak se empuk bantal, itu tetap nyaman.

Xavier merasa kepalanya di elus dengan tangan besar Fredrinn. Rasanya juga menenamgkan baginya, bagi anaknya juga.

"Fred.."

"Apa?"

"Mau pop ice"

My Happiness With Him - FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang