6

1.1K 98 24
                                    

"Xavier!"

Xavier terbangun dari tidurnya. Bersyukur karena itu semua hanya mimpi.

Ternyata malam kemarin Xavier membenturkan kepalanya ke lantai dan membuat luka yang mengalirkan darah di balik kepalanya. Xavier meneteskan air matanya, kemudian memeluk fredrinn.

"Hiks.. fred.. takut.."

Kemudian Xavier mendengar suara Nathan di depan kamar vip nya. Benar saja, dua couple off the year masuk ke dalm kamrnya.

Sementara Fredrinn berbincang dengan Aamon, xavier malah nge gibah bersama nathan seperrti emak emak pada umunya.

"Tau gak si, zilong di bawa ke rumah sakit gara gara si ling gak sengaja motong otongnya tau.."

"Ih.. ngeri.."

Itulah mengapa alasan wan wan ada disini, tentu saja bersama ling untuk memekrisa apakah masa depan Zilong tidak terpotong begitu saja.

Xavier terduduk di ranjang rumah sakitnya, kepalanya di perban. Nathan pun akhirnya mengucapkan salam perpisahan dan pergi dari sana.

Beberapa menit setelah nathan pergi, para adik angkat xavierpun datang sambil menangis kemudian memeluknya.

"Huhu.. ku pikir tadi mau meningsoy.."

"Mulutnya.."

Fredrinn yang melihat itu terlihat sedikit tenang saat kakak adik di depannya ini terlihat baik baik saja. Saat mereka sedang terharu di sana sang dokter Estes datang memasuki ruangan.

"Tuan xavier, anda hamil."

Canggung pun datang ke dalam ruangan, sebelum melissa berteriak kegirangan karena akan mempunyai adik. Sedangkan Xavier hanya.menatap tertekan pada sang dokter.

"..."

Fredrinn hanya tersenyum pasrah karena tau habis ini dia akan segera di penggal hidup hidup dengan matenya ini.

"Ku bilang make apa?" xavier menepuk pipi fredrinn sedikit kasar.

"Make kondom.."

"Nah, tau kan.. kenapa bisa kelebihan hmm?"

Xavier tetap menepuk pipi fredrinn dengan senyuman yang di paksa. Pipi fredrinn memerah karena tepukan itu sedikit kasar.

Estes hanya bisa terkekeh melihat dua pasangan ini. Kemudian menyerahkan hasil Usg kepada mereka berdua.

"Yin, melissa, julian besok pindah ya?" Tanya fredrinn sambil menghadap ke arah mereka.

Ketiganya mengangguk bersamaan, kemudian sopir pribadi fredrinn menjemput mereka bertiga agar bisa pindah secepat mungkin.

Xavier menatap ke arah perutnya, rasa sedih dan bahagia tercampur di hatinya. Dia senang akan emmiliki seorang keturunan, di sisi lain dia amsih belum siap untuk melakukannya.

Fredrinn memegang tangan Xavier lembut, mengecup keningnya.

"Tidak apa apa, semuanya akan baik baik saja."

Mereka menggenggam hasil Usg itu dengan rasa bahagia, kemudian membelai perut xavier dengan lembut.

...

Beberapa hari setelahnya, mereka semua berada di Mansion mewah fredrinn. Membicarakan beberapa hal sebelum persiapan pernikahan minggu depan.

"Kak leslesy mu nanya dong, berarti nanti bang xavier make wedding dress yang make rok gitu?"

Lesley menghela nafas tertekan.

"Tentu saja tidak. Xavier akan memakai setelan berwarna putih bersih selayaknya gaun pengantin."

Malissa hanya mengangguk mengerti. Pernikahan mereka dilajukan secepatnya sebelum orang irang mengetahui bahwa Xavier memiliki seorang penerus keluarga Vance di perutnya.

Setelah pembahasan berakhir Xavier pergi ke kamar Fredrinn kemudian mendekati fredrinn yang sedang ada di meja kerjanya.

"Fred.. pengen steak.."

Fredrinn terkekh mendengar permintaan Xavier, kemudian berdiri dan mengambil tangan Xavier untuk menggandengnya.

"Yaudah siap siap ya."

...

Setelah memakan steak di sebuah restaurant mahal, Xavier mengajak fredrinn pergi kesebuah danau dimana sunset saat itu sedang berada di performa paling bagusnya.

Xavuer duduk di tepi danau, rasanya sangat adem melihat xavuer duduk dengan tenang tanpa gangguan.

Fredrinn mengelus Xavier, dan menaruh Xavier di pangkuannya. Menikmati indahnya sore sambil mengelus perut sang pakmil di sana.

"Dia cowo, apa cewe ya.." Gumam xavier sambil melihat ke arah perutnya.

"Kalo dia cowo kamu harus ngasih aku jatah seminggu 6 kali ya, haha."

"Gamau , serem.."

Orang yang lewat disana bahkan sedikit terlena dengan keromantisan mereka berdua. Di saat itu, seorang wanita bernama guinevere datang menghampiri mereka.

"Xavie! Lesley di rumah gak??" Tanya guin sambil menghampiri Xavier.

"Kak lesley? ada di rumah kok.."

"Yes! Betewe ngapain disini? sore sore lagi.."

Xavier menjelaskan bahwa dia sedang ngidam makanan tadi dan berakhir jalan jalan bersama Fredrinn.

"Guin sendiri kenapa di sini?"

Guinivere hanya menunjuk ke arah dua bocah bucin di stan eskrim depan taman kota. Lancelot dan Odette. Berhubungan Guin adalah adik lancelot, jadi apa boleh buat.

"Oh begitu ya, hati hati deh ya."

"Siap!"

My Happiness With Him - FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang