17

510 45 13
                                    

Buat yang short temper, aku saranain bacanya sambil rebahan aja biar gak kebawa amarah 🙏

...

Xavier benar benar ingin pergi dari sana waktu itu. Betapa tersudutnya disaat itu. Bahkan, nafsu birahi Xavier tidak bisa di tandingkan dengan perasaan paniknya saat ini. Betapa tersebarnya Pheromon. Xavier waktu itu. Para alpha mulai meliriknya detik itu juga.

Fredrinn yang mengetahui hal itu kini berlari menuju Xavier. Menangkup erat tubuh lemas miliki pasangannya itu. Dia tidak ingin para alpha meliriknya sama sekali. Fredrinn memberikan isyarat pada semua orang, dia itu milikku, dan milikku selalu.

"Astaga.. tubuhnya panas sekali," ucap Fredrinn.

Melissa hanya ternganga, bisa bisanya setelah beberapa bulan ini xavier menghilang tanpa sebab dan ditemukan oleh saudara Fredrinn? Atau Xavier sendiri yang menemuinya? Mereka pun sesegera mungkin kembali ke mansion Fredrinn. Berharap pheromon Xavier tidak tersebar begitu banyak di jalanan.

Perjalanan dari tempat awal Xavier terjatuh bener bener lama. Sampai di rumah, lesley, kaka ipar Xavier lngsung tertegun lihat adik iparnya udah lemes di gendongan Fredrinn. Saat itu Lesley langsung pergi ke sebelah fredrinn dan ngomong pelan pelan sama Fredrinn.

"Kenapa? Kok bisa gini?" tanya Lesley.

Fredrinn hanya menghela nafasnya pelan. Dia benar benar tidak tau apa yang harus dia jelaskan kepada Lesley. Mengingat dia sendiri yang membuat Xavier salah paham dan kabur dari rumah Fray.

Fredrinn membawanya secara sepihak. Ketiga adik Xavier terus menariknya agar mereka berdua tidak mating lagi. Terlebih lagi Melissa, yang sudah muak dengan perilaku Fredrinn.

"Kak Lesley! Dia.. dia, hentikan dia!" Teriak melissa.

Lesley tertegun. Apa ini? Kenapa situasinya begitu rumit seperti ini? Lesley tidak tahu apa yang terjadi. Saat dia sudah melihat ke arah Fredrinn, Fredrinn sudah di depan kamarnya dan bersiap untuk melakukannya.

Lagian, Xavier tidak bisa melakukan apa apa. Toh dia juga sedang heat. Tidak mungkin dia bisa melawan alpha dominant seperti Fredrinn.

...

"Kemana saja dirimu berbulan bulan ini, hah?!" Teriak Fredrinn kasar. Sambil menelanjangi Xavier yang selemah lemahnya mencoba mendorong Fredrinn. Bahkan Xavier sudah mencoba untuk menjelaskannya, tapi feromon Fredrinn benar benar membuatnya hilang kata.

"Tidak tahukah dirimu seberapa khawatir aku?!"

Fredrinn benar benar hilang akal, sudah beberapa hari ini perilakunya menjadi kasar. Tidak peduli lawan bicaranya suka atau tidak, dia tetap meneruskan nadanya seperti itu. Fredrinn sudah tenggelam di laut amarah. Tidak ada yang bisa menghentikan alpha dominant itu.

Di luat ruangan, ke tiga adik angkat Xavier, beserta lesley hanya bisa berharap tidak terjadi apa apa di dalam sana. Lebih baik mereka tidak ikut campur, tapi kekhawatiran mereka selalu meningkat setiap detiknya. Terlebih lagi dengan suara keras yang terdengar dari dalam..

"Dia akan baik baik saja kan?" Tanya Lesley khawatir.

Melissa juga tidak tau harus bagaimana, ketakutan dan lainnya. Yin hanya berdiri di belakang julian, tidak bisa berkata kata. Sedangkan Julian.. tatapannya kosong, dia tidak bisa melakukan apapun.

...

Pagi ini, Xavier bangun dengan lebam di pipinya. Bagian kiri mulutnya sedikit sobek, dan tubuhnya juga tidak dijauhi oleh memar yang sudah keunguan. Badannya sakit, sangat sakit, begitu pula mentalnya. Entah mengapa perlakuan Fredrinn menjadi seperti ini.

Pintu terbuka, Melissa memasuki ruangannya. Alangkah terkejutnya dia melihat Xavier seperti itu. Jantungnya berdegup cepat, sangat cepat. Apa yang Fredrinn lakukan? Mengapap kakakku lebam seperti ini? Pertanyaan itu terus berputas di benak Melissa.

"Kak-"

"Biarkan saja, tolong ambilkan kotak p3k untukku," ucap Xavier, lemah. Suaranya terdengar tidak memiliki energi.

Melissa mau tidak mau menuruti kata Xavier. Mulut Xavier di gerakkan saja sudah sangat sakit, sobekan di mulutnya kecil, tapi itu sangat perih. Lesley pun masuk, expresi sama terulang lagi. Kekhawatiran Lesley meningkat melihat Xavier yang terduduk di temoat tidur begitu lemah.

"Xavier? Apa yang terjadi?" Tanya Lesley khawatir.

"Aku.. aku tidak tau."

Malam itu, pheromone Fredrinn mencapai puncaknya. Seorang omega yang menghirupnya akan merasa tercekik pada bagian lehernya. Hilang akal, dan terbawa ke dunia lain. Fredrinn tidak mengontrol pheromone nya sama sekali. Itu membiat Xavier benar benar kewalhan mengingat apa yang terjadi tadi malam.

Decitan pintu terdengar lagi. Seseorang yang kekar, tinggi dan tampan bersandar pada pintu. Menyilangkan tangannya dengan tatapannya yang tidak tau malu itu. Bahkan tidak ada rasa bersalah di dalam pandangannya.

"Dia tidak apa apa." Fredrinn melihat ke arah Xavier dan yang lainnya. Amarah di dalam Fredrinn belum pudar, dia tidak tau harus bagaimana.

"Hei apa maksudmu tidak apa apa?! Lihat dia-" Omongan Melissa terpotong karena lesley emnyuruhnya untuk diam. Jangan pernah menantang seorang singa jantan yang sedang marah. Melissa diam dan hanya melihat ke Xavier, berharap dia cepat sembuh.

Xavier kemudian melihat Fredrinn. Tatapan itu, tidak pernah dia lihat dari Fredrinn. Lesley merasakan tekanan dalam ruangan kuat karena tidak ada satupun dari mereka yang mau mnegobrol. Tidak sebelum aroma Pheromone Fredrinn datang kembali.

"Fredrinn, jaga aroma itu. Jangan mentang mentang kamu alpha dominant kamu bisa menyebarkannya semaumu." Lesley pun mencoba memberi nasihat kepada Fredrinn. Sayang sekali pheromone nya makin kuat.

"Terserah aku, aku yang punya pheromone ini. Kalian itu hanya peduli pada omega manja itu yang bahkan tidak tau cara menjaga dirinya sendiri!"

Mendengar keributan, Yin dan Julian datang ke atas. Tepat di depan kamar Xavier, mereka melihat Lesley dan Fredrinn yang sedang berdebat hebat. Melissa mencoba menghentikan Lesley dan Fredrinn sekuat tenaga, ya tapi dirinya sendiri tidak di pedulikan sama sekali.

"Berhenti.."

"Kumohon.."

Permohonan lemah Xavier memenuhi telinga mereka. Fredrinn terdiam, dia masih marah, tapi.. melihat mata Xavier yang memohon mereka ubtuk berhenti, Fredrinn menyadari kesalahannya.

Dia berhenti, keluar dari ruangan. Melissa marah, bukannya minta maaf dia malah pergi? Melissa menyesal dia pernah berpikir bahwa Fredrinn adalah pasangan yang cocok untuk Xavier. Tidak sebelum mereka mendengar pintu utama dari Mansion Fredrinn terbuka.

Oh sial, gadis itu lagi. Yin sudah muak melihat wajahnya. Terlebih lagi dengan make up tebalnya itu. Dengan tidak sopannya memanggil Fredrinn, dia bukan nona di rumah ini. Lesley sendiri sudah ingin mengusirnya.

Tidak sebelum mereka, kecuali Xavier, melihat Fredrinn dan Carla berjalan berdampingan keluar Mansion dengan tangan Fredrinn yang mendekap erat pinggang ramping gadis itu.

My Happiness With Him - FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang