5

1.2K 92 11
                                    

"Fred.. mau mochi.."

Tengah malam dan Xavier terbangun dsri tidurnya. Dia menelpon Fredrinn yang tentu saja membuat malamnya menjadi terganggu, tapi apa juga yang tidak untk ayang tercinta.

"Astaga.. ini jam sepuluh malam loh sayang.. kok tiba tiba pengen?" Tanya Fredrinn.

Xavier masih di pinggir ranjangnya, memakai piyama panjang yang menutupi seluruh tubuhnya. Xavier hanya mengatakan bahwa dia tiba tiba ingin saja.

"Yaudah aku jemput abis ini ya?"

Xavier menutup teleponnya. Kemudian dia ganti baju dan menunggu Fredrinn sampai ke rumahnya.

...

Klakson mobil terdengar dsri depan rumah xavier, mobil berwarna putih yang memiliki Vibes menawan.

Xavier masuk ke dalam mobil itu, mengenakan jaket panjang dan syall coklat di lehernya. Di sambut Fredrinn Xavier langsung duduk di sebelah bangku pengemudi.

"Di kota sebelah ada mall baru, mau ke sana?" Tanya fredrinn sambil mengemudi.

Xavier mengangguk sambil membuka jendela di bangkunya. Menikmati indahnya malam dengan cahaya kota yang terang benderang.

Sesampainya disana, mereka pergi ke mall baru dan mencari beberapa hal idaman Xavier. Makanan penutup atau minuman.. seperti itu.

"Fredrinn!!"

Xavier menunjuk ke arah sebuah cafe di pinggiran toko, sepertinya menjual souffle pancake. Xavier menginginkannya.

Fredrinn hanya terkekeh melihat matenya, kemudian menggandeng xavier dan pergi berjalan ke arah Cafe tersebut.

"Blueberry, coklat 2 sama bubble gum." Ucap xavier saat melihat lihat menu.

"$20 dollar, cash atau debit?"

Fredrin. mengeluarkan salah satu kartunya, sang kasir hanya bisa mnejatuhkan rahangnya saat meliha kartu premium milik fredrinn.

Sang kasir pun memproses pesanan milik xavier, dan beberapa menit setelahnya.. kue xavier pun datang dan di bawa pulang Xavier.

...

Beberapa jam setelah berada di sana, Xavier dan fredrinn berjalan ke luar. Tak di sangka, suara teriakan dari seorang wanita terdengar nyaring di telinganya.

"AWASSS!!"

Xavier yang kaget mendengar itu menoleh ke belakang dan menemukan seorang pria berjaket hitam yang sedang menodongkan pisau berlari ke arahnya.

"Xavier!!-"

Bruak

Setetes demi setetes darah keluar dari tubuh nya. Menjadi lautan kecil di lantai Mall. Tubuhnya bergetar dan memegang bahu nya yang terkena tusukan dalam.

"F-fredrinn.." Mata Xavier membelalak kaget melihat luka dalam di tangan kanan sang mate.

"A-aku.."

Beberapa orang berlari ke arh mereka berdua, berlutut di depan pintu keluar mall. Tangan fredrinn di oenuhi darah, wajah Xavier terluka karena dorongan yang tiba tiba.

Dua orang lelaki  di sana mendejat membawa kotak p3k. Mendekati masing masing dari mereka.

"Astaga.." Sang pria kecil bersurai putih itu mengobati Luka fredrinn. Melihat seberapa dalam lukanya.

"Panggilkan ambulance! jangan malah bengong bodoh!!"

Beberapa orang di sana memanggil ambulance. Karena kekuatan Fisik fredrinn, dia masih bertahan dengan kerutan di keningnya.

Jangakan mengkhawatirkan dirinya sendiri, Fredrinn malah mengkhawatirkan Xavier yang tadi dia korong terlalu keras hingga sikunya terbentur pada lantai mall.

"Xavier! siku mu tidak apa apa..?"

Xavier ter engah engah, sedikit tertekan dengan kebodohan matenya satu ini. Wajahnya di penuhi akan trauma mendalam. Hingga semuanya menjadi gelap di mata Xavier.

...

Xavier terbangun di lorong rumah sakit. Entah sejak kapan dia berdiri di sana. Infus berjalan di ampingnya, dia hanya terkena luka kecil, kenapa ampao di beri ini juga?

Xavier berdiri di tengah kesuraman rumah sakit. Di depannya terdapat Lift yang hanya tertutup dari tadi. Xavier memandangi lift itu, tangannya bergetar entah kenapa.

Ting

Lift terbuka, memperlihatkan fredrinn yang sedang berdiri di sana. Entah kenapa pakaian fredrinn tidak sama seperti xavier.. Tidak memakai baju pasien.

"Fred..?"

Xavier mengulurkan tangannya ke arah fredrinn. Fredrinn yang melihat itu segera berlari ke arah Xavier. Xavier membuka kedua tangannya, menawarkan sebuah pelukan sebelum Fredrinn sampai di sana.

Bang!

Fredrinn terlihat terhenti dari larinya, melihat xavier dengan mata yang terbelalak kaget dan mengerutkan keningnya.

"Fred..?"

Xavier bingung kenapa Fredrinn berhenti begitu saja, saat menyadari setetes darah menetes di atas kakinya. Xavier berlutut, ter engah engah. Besar sekali lubang hasil tembakan tersebut.

Penglihatan Xavier menjadi kabur, penglihatan terakhir yang dia lihat hanyalah Fredrinn yang berlari sambil berteriak ke arahnya.

"Xavier!!"

...

My Happiness With Him - FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang