[7]: Isn't special?

413 93 1
                                    


[renjadisha]: anggajuanda_
pagi Renjani :)

Renjani yang kala itu sedang memakai blush on hanya melirik sebentar ke arah ponsel yang terkapar atas meja riasnya. Tak ada niat sedikitpun dari dirinya untuk sekedar membalas pesan tersebut.

Fokus Renjani hanya ada pada wajah yang sedang dipolesi makeup. Hanya sedikit waktu yang tersisa sebelum kelas di mulai. Renjani mempercepat dandan-an nya. Sesekali meringis karena cacing di dalam perut meronta meminta makanan.

Dentingan kedua terdengar dari benda elektronik itu. Kali ini, Renjani langsung membalikan posisi ponselnya, bahkan tak melihat siapa yang mengirim pesan barusan. Sekarang, hanya case berwarna merah muda yang tampak di matanya.

Dentingan ketiga berbunyi tepat ketika Renjani selesai dengan seluruh wajahnya. Ia bergegas mengecek ponsel setelah meletakkan liptint ke tempat semula.

Matanya terbelalak saat mengetahui pemilik pesan yang dari tadi membunyikan ponsel miliknya.

Radit: kalo udah siap, kabarin (2)

Dua pesan yang tak terbalas dari Raditnya.

Renjani buru-buru membuka aplikasi berwarna hijau itu untuk membalas. Bahkan melupakan pesan menganggur yang masuk duluan dari Angga.

Radit.
| ngampus bareng aja
|

kalo udah siap, kabarin

Renjani bergegas memasukkan semua barang yang dibutuhkan ketika ia berada di kampus. Bahkan gadis itu memilih asal flatshoes yang sudah lumayan usang, hanya agar Radit tak payah menunggu.

Betul saja, ketika pintu di buka, terpampang jelas Radit mengenakan pakaian santai tapi rapi sedang memanaskan motor matic miliknya.

"Bentar, Dit–" Renjani kewalahan sendiri dengan bawaan nya. "Pintu belum di kunci." Gadis itu juga tak sempat untuk menata rambut panjangnya.

"Gapapa, santai aja."  Jawab Radit, tapi ia sudah siap dengan duduk di atas motor dengan dua helm di tangan.

Renjani tambah panik. Ia pikir, dirinya sudah membuat Radit menunggu.

Jadilah seorang Renjani pergi ke kampus tanpa sempat mengisi kekosongan perut.

---

"Laper gak?" Radit berbicara sedikit keras karena terpaan angin yang cukup kencang.

Renjani memajukan sedikit kepalanya untuk membalas Radit, "Pake banget."

Radit tertawa, "Mau makan dulu jadinya?"

"Kenapa gak di kantin kampus?" Renjani balik bertanya.

"Mahal, gak enak lagi."

Benar juga. Milo yang kemarin di beli Renjani saja seharga lima belas ribu rupiah. Padahal jika dirinya beli Milo kemasan saset di warung, sudah dapat serenceng banyak.

"Mau deh, kebetulan laper." Jawab Renjani. "Tapi gue bingung makan dimana."

"Suka ayam geprek gak?" Tanya Radit lagi.

Mendengar makanan kesukaan nya, Renjani sontak mengangguk riang. "Suka!"

"Meluncurr~"

---

"Tumben amat."

Kalimat itulah yang langsung Radit dengar ketika dirinya sampai di tempat tongkrongan, "Apaan?" Tanyanya jelas kebingungan.

"Tumben cepet amat." Sahut Farel yang sibuk dengan game moba di ponsel miliknya. "Biasanya lima menit sebelum kelas baru dateng."

"Pengen aja." Balas Radit. Dirinya langsung mengambil duduk persis di sebelah Angga, "Kenapa lu?"

Radit terheran dengan Angga yang hanya melamun sambil memandangi ponsel yang ada dalam genggaman nya. 

"Udah dit, lagi gila jangan di– Mage maju goblok!" Sama seperti Farel, Dika pun sibuk bermain game moba di ponselnya. Tersisa lah Angga dan Radit yang keduanya hanya bermain ponsel biasa.

"Gue galau, Dit." Ucap Angga tiba-tiba disaat Radit sudah tidak sepenasaran seperti tadi. "Chat gue belum di bales."

Alis Radit mengkerut, "Sama siapa?"

Angga menggeleng. Tak ingin memberi tau siapa orang yang sudah membuat nya galau segininya. Jangankan Radit sebenarnya, Farel dan Dika yang dari tadi sudah ada disana pun tak dapat info sedikitpun dari Angga.

Yang mereka tau, Angga hanya galau karena chat nya belum terbalaskan.

---

Radit.
| udah tidur?

Renjani yang sedari tadi hanya menggulir aplikasi tiktok, dikejutkan oleh notifikasi yang berasal dari roomchat Radit.

Aneh. Tak biasanya malam itu Radit bertanya demikian. Tapi tanpa pikir panjang, Renjani tentu langsung membalas chat tersebut.

Hanya selang beberapa detik sejak chat terbalaskan, pintu depan rumah Renjani diketuk.

"Iya, sebentar." Renjani yang tadinya dikamar, buru-buru beranjak untuk membuka pintu depan.

Saat pintu terbuka, terlihatlah Radit dengan setelan santai berdiri persis didepan rumah Renjani. Tanpa mengatakan sepatah kata apapun, pemuda itu tiba-tiba menyodorkan kantong plastik berwarna hijau.

Renjani kebingungan, tapi langsung mengambil kantong itu, "Ini apa?"

"Strawberry."

Sontak Renjani langsung memeriksanya. Dan benar saja, didalam kantong itu terdapat plastik yang berisikan banyak buah strawberry, tak lupa perintilan lain seperti susu dan camilan yang berbau strawberry.

"Jangan tidur kemaleman. Good night." Radit pergi begitu saja ketika Renjani sudah mengecek isi kantong plastik itu.

"MAKASIH, RADIT!" Renjani terpaksa sedikit meninggikan suaranya karena langkah Radit yang semakin jauh.

Semoga teriakan Renjani tak membangunkan tetangga yang lain.

Hello, Neighbor | Junkyu LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang