•23• ENDING

10.8K 468 15
                                    

~SELAMAT MEMBACA~

×××
ɮaɖ ɢɨʀʟ tʀaռsʍɨɢʀasɨ
×××

"Gimana?" tanya Shintia ketika melihat Dimas keluar dari ruang IGD.

"Sudah stabil, Bella sebentar lagi siuman. Tapi untuk saat ini biarkan dia beristirahat, kalian bisa menjenguk dia ketika sudah saya pindahkan ke ruangannya tadi, "Jelas Dimas.

"Luka-luka yang di badannya tadi bagaimana?" tanya Alex.

"Dibagian tangannya lukanya cukup dalam karena kena tusukan, tapi tenang sudah saya jahit, kemudian di pipinya hanya goresan saja dan akan pulih beberapa hari. Tenang saja untuk luka lainnya tidak ada yang parah hanya saja luka tusukan sebelumnya yang belum pulih kembali terbuka karena dia banyak gerak. Tapi sudah saya obati, dan saya minta tolong dengan kalian untuk tidak membuatnya banyak gerak karena lumayan banyak jahitan dibadannya."

Brian d.k.k heran dengan ucapan Dimas yang menyangkut luka tusukan sebelumnya.

"Luka tusukan apa dok?" tanya Fian salah satu teman Brian.

"Kemarin, dua hari kah tiga hari yang lalu intinya kemarin lalu dia dirawat disini dan dia datang dengan keadaan yang dibilang sangat parah. Katanya dia menang taruhan tapi dia tetap terluka karena kecerobohan nya sendiri. Entahlah saya juga kurang tau Taruhan apa itu. Dia tidak mau saya membahasnya lebih lanjut."

Fian mengangguk mengerti, ia menatap Brian dan temannya. "Gue yakin pasti taruhan yang main petak umpet itu," ucapnya pada Brian.

"Gue udah bilangin tolak, tapi dia kekeh mau terima. Paman kan yang kasih dia taruhan seperti itu?!" ucap Brian kemudian beralih pada Paman Demian.

Paman Demian hanya tertawa. "Jangan heran, Bella memang seperti itu anaknya. Selain taruhan dia juga suka balapan. Memang anak itu sangat suka dengan dunia action. Jadi jangan terlalu melarangnya karena apa yang dia lakukan itu hanya memenuhi hasrat hobinya. Bella keras kepala, mau dibilangin sampai upin ipin gede pun gak akan di dengar." Jelasnya.

"Paman sebenarnya siapanya Bella sih kok kayaknya kenal dekat banget?" tanya Nathan mulai penasaran.

"Yah saya cuma orang asing yang sering memberinya permainan, perhatian, dan yah dia menganggap saya paman kesayangan nya dia. Dan saya juga sudah menganggapnya Anak. karena saya lumayan kenal dia dari dia masih duduk dibangku sekolah dasar."

"Lalu kenapa tidak cerita pada Daniel kalau Papa dekat sama Bella? Kenapa gak jodohin aja kayak Kak Andrew?" celetuk Daniel.

"Heh, Bella tidak suka di jodohkan, jangan sembarang. Kalau suka yah perjuangin sendiri. Bella bukan perempuan seperti yang kamu dekati sebelumnya. Dia itu sulit untuk percaya sama seseorang apalagi suka sama laki laki."

"Pantas Bella gak pernah gue liat sama cowo kecuali sama Kak Nathan aja," celetuk Anna.

"Yah kan Nathan ia anggap Kakak, kemudian Nathan mungkin gak cuma dengan main perkataan tapi dengan tindakan juga yah kan?"

Nathan mengangguk. "Benar, Paman."

"Kenal dekat dengan Bella, kalian akan tau sikap asli dia seperti apa. Dia akan seperti anak kecil, manja dan butuh perhatian."

Badgirl Transmigrasi ||Selesai✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang