Part 22

542 66 18
                                    

Saat jam istirahat krist langsung beranjak dari tempatnya berjalan menghampiri sang kekasih, singto memang hanya diam sejak tadi, membuat krist sedikit khawatir takut singto masih marah padanya.

"Bagaimana jika kita makan siang di luar?" Ucap gun.

"Ide bagus" ucap newwie.

"Kalian saja" ucap singto sembari beranjak dari duduknya dan memilih untuk keluar lebih dulu dari ruangan mereka.

"Sepertinya aku tak bisa ikut bersama kalian, mood singto sedang tak bagus sekarang, aku ingin menyusulnya" ucap krist.

Setelah pamit kepada teman-temannya krist langsung berjalan keluar ruangan mereka, ia mencari keberadaan sang kekasih.

Saat tiba di kantin, krist melihat singto tengah bicara dengan seorang pria. Itu salah satu pria yang juga dekat dengan singto waktu itu membuat krist langsung menghampiri singto dan menggenggam posesif tangan sang kekasih.

"Krist, apa yang kamu lakukan!!"  Ucap singto.

"Kamu yang kenapa, sing? Apa kamu mencoba selingkuh sekarang!?" Ucap krist marah.

"Aku hanya bicara dengannya" ucap singto.

"Singto milik ku sekarang, kami sudah resmi menjalin hubungan, tolong jangan pernah mengganggu singto lagi walau hanya sekedar bicara dengannya" ucap krist pada pria itu.

Singto tersenyum kecil mendengar apa yang di ucapkan oleh krist, itu berarti krist cemburu 'kan?

"Maaf, krist. Kami hanya bicara sebentar. Aku pamit pergi dulu" ucap pria itu kemudian ia melangkahkan kakinya untuk pergi dari kantin.

Krist menarik tangan singto membawanya mencari kursi yang kosong untuk mereka berdua.

"Silakan duduk sayang ku" ucap krist sembari menarik sebuah kursi.

Singto duduk di kursi tersebut kemudian krist duduk di kursi samping singto.

"Kamu ingin makan apa?" Tanya krist.

"Jangan kamu pikir aku melupakan mu dan clara tadi pagi!" Ucap singto.

"Aku berjanji akan menjaga jarak dengannya nanti" ucap krist.

Ponsel krist berdering, ia mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya.

"Siapa?" Tanya singto.

"Kantor polisi" ucap krist kemudian ia mengangkat panggilan tersebut.

"Ya, pak?" Ucap krist.

"....."

"H-hah!? Kenapa? Ada apa? Bagaimana bisa? Aku akan ke sana sekarang!" Ucap krist terkejut sembari beranjak dari duduknya dan langsung pergi dari sana meninggalkan singto sendiri.

Singto benar-benar bingung dengan apa yang terjadi, kenapa krist langsung pergi begitu saja.

"Sing..." Ucap tuan edward yang baru saja datang.

"Ya, pa?" Ucap singto.

"Dimana krist?" Tanya tuan edward.

"Baru saja pergi setelah mendapatkan panggilan dari kantor polisi" ucap singto.

"Ayo ikut papa" ucap tuan edward.

***

Beberapa menit kemudian mereka tiba di sebuah rumah sakit, singto jelas bingung kenapa papanya membawa dirinya ke rumah sakit. Di tempat parkir mereka juga bertemu dengan nyonya anna.

"Dimana krist?" Tanya nyonya anna.

"Mungkin sudah di dalam" ucap tuan edward.

Singto berjalan mengikuti kemana kedua orang tuanya pergi.

"S-siapa yang meninggal?" Tanya singto saat mereka tiba di kamar mayat.

Saat mereka masuk singto terkejut saat melihat krist menangis sembari memeluk mayat seseorang.

"Mama... Hikkss... Kenapa mama tega meninggalkan ku, bukankah mama sudah berjanji jika mama bebas kita akan tinggal bersama" ucap krist sambil menangis.

Singto melihat mayat yang di peluk oleh krist, itu mama lisa. Seketika air mata singto menetes membasahi pipinya.

"M-ma..." Ucap singto sambil menangis, singto menangis sembari memeluk tubuh lisa yang terbujur kaku. Walau lisa tak pernah baik padanya tapi singto tetap tumbuh besar dalam asuhan lisa.

Tadi krist mendapatkan panggilan dari kantor polisi yang mengatakan jika lisa meninggal akibat serangan jantung, itu sebabnya krist langsung pergi dari kantin tanpa mengatakan sepatah katapun kepada singto.

Singto dan krist terlihat sangat sedih sekarang, mereka sama-sama menangis memeluk tubuh kaku lisa. Sedangkan tuan edward dan nyonya anna hanya berdiam diri memperhatikan mereka berdua.

"Mama akan selalu ada untuk mu, jangan sedih lagi" ucap nyonya anna kepada krist.

"Hikkss, tapi mama sudah berjanji akan tinggal bersama ku setelah mama bebas dari penjara" ucap krist.

"Ini sudah menjadi jalan takdir lisa, krist" ucap nyonya anna.

"Maafkan semua kesalahan mama lisa, ma" ucap krist pada nyonya anna.

"Tentu, mama sudah tak marah lagi padanya sekarang. Kita bisa mengurus pemakaman mama lisa bersama" ucap nyonya anna.

Krist menatap ke arah singto yang masih menangis sembari memeluk mamanya, krist mendekati singto dan memeluknya.

"Maafkan semua perlakukan mama ku pada mu, a-aku sangat tahu apa yang di lakukannya pada mu dulu dari kamu kecil hingga dewasa, maafkan semuanya agar mama lisa bisa tenang di alam barunya" ucap krist kepada singto.

"Aku tak pernah dendam pada mama, aku menyayangi mama lisa walau sudah jelas mama lisa bukan mama kandung ku, aku tak pernah marah dengan apa yang di lakukannya pada ku dulu, mama lisa baik. Jika dia jahat aku tak mungkin sebesar sekarang" ucap singto sambil menangis.

"Terima kasih, ijinkan aku menjaga mu dengan baik sebagai penebus semuanya" ucap krist sembari mengeratkan pelukannya di tubuh singto.

Beberapa suster datang untuk mempersiapkan jenazah lisa agar bisa di bawa pulang.





















Tbc.

Love Hurts ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang