Bab 1

456 35 2
                                    

Malam terasa begitu dingin. Angin bertiup kencang menembus kulit putih bersih kedua anak kembar yang tengah meringkuk di bawah perosotan taman bermain. Hujan rintik rintik masih menghiasi pinggiran kota Bangkok, keduanya saling menghangatkan satu sama lain.

"Kapan papa akan menjemput kita kak?" Tanya anak laki-laki dengan wajah manis gemetar kedinginan

"Ayo kita pulang caja. Dicini cangat dingin nanti kau cakit." ucap sang kakak  dengan mengandeng tangan sang adik

Keduanya berjalan menjauhi taman bermain itu. Kedua tangan mereka saling bertautan. Mereka berdua berjalan cukup cepat menuju rumah mereka yang cukup jauh dari taman bermain.

20 menit berjalan dibawah rintik hujan membuat keduanya semakin gemetar karena dingin. Tampak dari belakang seorang pria berwajah manis berlari kearah mereka dan langsung memeluk keduanya dengan wajah memerah karena tangis.

"Kalian dari mana? Papa mencari kalian dari tadi" Tanyanya

"Ka...kami da.. dali taman belmain pa." ujar sang kakak degan badan gemetar

"Sudah ayo masuk dan ganti baju." pria manis itu membawa kedua anak itu masuk kedalam rumah kecil milik mereka

Pria manis bernama Gulf itu langsung mengganti pakaian kedua anaknya. Sebelum tidur mereka tidak lupa untuk makan dan juga meminum obat agar kedua anaknya itu tidak sakit keesokan harinya.

Pagi menjemput ketiganya bangun dan memulai hari mereka dengan senang. Hari ini Gulf tidak berdagang karena mengantar kedua anaknya untuk daftar sekolah. Meski kedua nya baru berusia empat tahun tapi Gulf memilih menyekolahkan mereka berdua. Soal biaya Gulf bisa mencari sebisanya.

Ketiganya berjalan menuju kesekolah sikembar. Gulf dengan senantiasa menggandeng kedua anaknya disisi kiri dan kanan. Disepanjang jalan Gulf dan kedua anaknya mengobrol dan menceritakan kejadian kemarin dimana kedua bocah itu kehujanan.

"Siapa nama kalian?" Tanya kepala sekolah pada kedua anak itu

"Caya cean bu dan ini Kean adik caya." jawab Sean cepat

"Berapa umur kalian?" Tanyanya lagi

"Empat tahun" jawab keduanya berbarengan sembari menunjukkan empat jari tangannya

"Tuan yakin mau menyekolahkan mereka? Mereka berdua baru berusia empat tahun loh." Sekarang kepala sekolah bertanya pada Gulf ragu

"Yakin Bu. Saya ingin mereka punya teman sebaya." jawab Gulf seadanya

"Teman?" Gulf mengangguk

"Sean dan Kean tidak punya teman. Dan saya terlalu sibuk mencari uang untuk sehari hari kami." jelas Gulf

"Baiklah. Tapi ada beberapa tes yang harus Sean dan Kean lakukan sebelum keterima disekolah ini." Ujar kepala sekolah lagi

"Baik, kapan tesnya dilakukan Bu?" Tanya Gulf menyanggupi

"Sekarang." balas kepala sekolah sembari beranjak dari duduknya

Kepala sekolah kembali duduk dengan membawa beberapa lembar kertas ditangannya dan menyimpannya dihadapan Sean dan Kean. Kedua anak itu menatap Gulf sebentar kemudian menatap kepala sekolah.

"Kalian bisa menulis?" Keduanya mengangguk kompak

"Coba sekarang tulis nama kalian masing masing di kertas itu." pinta kepala sekolah

Keduanya mengangguk lalu menulis dengan pensil yang sudah dikeluarkan sejak tadi. Beberapa menit berlalu mereka selesai menulis nama mereka masing masing dengan tulisan cukup bagus untuk ukuran anak TK.

[MewGulf] I you and our storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang