1: Sosok Minzy

666 20 0
                                    

Happy reading, hope y'all will like this^^

***

Di pagi hari yang cerah, para murid SMA Darmawangsa tengah berdiri di lapangan sebagai bentuk upacara terakhir di tahun ajaran. Sudah tiga puluh menit terlewati sejak pembukaan. Kini tengah diadakan pengumuman bagi siswa yang meraih juara kelas dan paralel diikuti prestasi lainnya.

Pengumuman untuk kelas sepuluh sudah terlewatkan. Kini giliran kelas sebelas dan akan memasuki bagian kelasnya.

"Untuk kelas XI IPA 2. Juara ke-3, ananda Arlan Benua dengan nilai rata-rata 88,9. Juara ke-2, ananda Sakha Mahendra dengan nilai rata-rata 89,2. Dan juara pertama, ananda Minzy Valencia dengan nilai rata-rata 94,7. Selamat bagi para juara, dipersilahkan untuk maju ke depan."

Sakha dan Arlan maju ke depan menghadap teman yang lainnya.

Mereka terus berdiri sampai pengumuman juara kelas XI IPA 7. Kemudian, dimulai pembagian hadiah oleh masing-masing wali kelas.

"Selamat, Sakha dan Arlan. Pertahankan dan tingkatkan lagi prestasinya di masa yang akan datang."

"Terimakasih, Bu."

"Sayang sekali Minzy tidak hadir."

Arlan hanya tersenyum tipis, sedangkan Sakha mengangguk singkat.

Tetangganya itu memang tak pernah hadir di hari seperti sekarang ini. Raport pun diambil oleh kakaknya tanpa Minzy. Atau kalau bisa sama Bunda Sakha. Begitupun pembagian raport dari SMP sampai sekarang kecuali kelulusan, dia emang gak pernah hadir. Entah itu karena sakit ataupun izin.

Setelah berfoto-foto mereka kembali ke tempat sebelumnya. Lalu mendengarkan kembali pengumuman yang lain sampai selesai. Hingga para murid dibubarkan.

"Sakha diam-diam ambis juga sampai geser si Arlan sama Kina," seloroh Jaya.

"Peringkat gue jadi turun," seru Kirana dengan cemberut. Salah dia juga sih yang lebih sering males-malesan.

Sakha terkekeh. "Gak sia-sia gue dipaksa belajar sama Minzy sampe malem."

"Pantes aja. Gue gak percaya kalau lo jadi rajin belajar," ujar Rayan.

"Hehe."

"Minzy gak dateng lagi?" tanya Jaya.

"Enggak."

"Kenapa gak hadir mulu ya? Kalau gue meskipun sakit hadir aja, terus ke depan sambil tersenyum bangga," cengir Jaya.

"Bukan bangga, tapi sombong!" cibir Sakha. "Alan mana dah?"

"Sama Niana, tadi ada yang nyariin soalnya." Kirana yang menjawab.

Mereka pun memutuskan ke kelas sambil menunggu orangtua masing-masing untuk membawa raport. Bermain salah satu game untuk mengusir kebosanan. Masih lumayan lama jam pembagiannya.

"Sakha, dipanggil!"

Begitu mendengar namanya dipanggil, Sakha lantas berdiri dan keluar. Terkejut karena kedatangan seseorang yang tidak disangka-sangka olehnya.

"Tante Maya?"

Maya tersenyum. "Tante mau ambil raport Minzy. Udah mulai belum?"

"Mulainya jam 9.30, Tan."

"Ouh, masih ada satu jam lagi ya," ujar Maya terdengar gusar. "Boleh antar ke ruang guru gak?"

"Boleh, Tante."

Sakha berjalan memberikan arahan pada ibu sahabatnya itu. Hingga sampailah dihadapan wali kelasnya. Maya diajak masuk ke ruangannya.

"Ini dengan orangtua Minzy?'

Best Friend Ever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang