Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu, sekolah berjalan seperti biasa. Namun apa yang dirasakan Sakha jauh berbeda. Ia merasa hampa. Sekarang waktu istirahat, tapi ia hanya diam. Bahkan menolak ajakan Geisha untuk ke kantin bersama.
Entahlah, Sakha hanya sedang malas melihat orang banyak. Apalagi suasana ramai di kantin.
Akhirnya, ia memutuskan pergi ke perpustakaan sekolah. Tak jauh dari kelasnya. Mungkin disana ia akan mencari buku untuk menemukan jawaban atas keanehan pada dirinya.
Pintunya ia buka, tersenyum tipis pada penjaga perpustakaan. Setelah mengisi daftar hadir, ia berjalan ke ujung perpustakaan yang sangat luas ini.
Disana, ia menemukan Minzy tengah membaca buku dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya. Ia sendirian duduk di bangku dekat jendela. Membiarkan cahaya mentari masuk dan menyinari buku.
Tangan Sakha mencabut earphone di telinga kirinya yang membuat sang empu terkejut.
"Sakha!" desisnya.
Sakha hanya menaikkan alisnya dengan muka mengejek. Ia justru menempelkan satu earphone itu di telinganya.
Karena Minzy malas meladeni, jadi ia biarkan saja. Melanjutkan membaca novelnya yang sempat tertunda.
"Minzy Minzy," bisik Sakha. Ia merasa diabaikan.
"Apa sih?"
"Pulang sekolah ada janji gak?"
"Ada sama Alan."
Mata Sakha langsung memicing. "Janji apa?"
"Kepo!" Minzy bangkit dan membawa bukunya. Lebih baik keluar, suasana perpustakaan sudah tidak senyaman sebelumnya.
Setelah meminjam buku, ia pun keluar. Sakha sudah menunggu di rak sepatu sambil bersedekap dada.
"Mau ngapain?"
"Ke rumah mas Javie."
"Yaudah, sama gue aja."
"Gak mau."
Sakha mensejajarkan langkahnya dengan Minzy. "Lagi menghindar?"
"Itu tau, sana!"
"Jujur amat." Sakha mencekal lengan Minzy. "Zy, dengerin. Meskipun gue udah pacaran. Sikap ataupun perlakuan gue gak akan ada yang berubah. Please, kayak biasanya aja. Jangan kayak gini," pintanya.
Minzy menggeleng. "Kita harus ada jarak, Sakha. Kalau lo udah pacaran ataupun sebaliknya, sikap gue gak akan sama persis kayak dulu."
"Alasannya apa?" Sakha tetep kukuh.
"Lo, punya Geisha. Dia perempuan yang berstatus sebagai pacar lo itu harus lo jaga perasaannya! Begitupun kalau gue punya pacar, gue harus jaga perasaannya!" Minzy memberikan penekanan pada setiap katanya.
*
*
*Akhir-akhir ini hubungan Minzy dengan Geisha juga Kirana sedikit merenggang. Ditambah dengan posisi mereka yang tidak sekelas.
Minzy sempat bertemu dengan Geisha waktu kemarin, namun ia seperti angin lewat. Benar-benar tak dilirik sedikitpun apalagi menyapa.
Ia memasuki kelasnya yang hanya ada beberapa orang. Matanya menangkap tulisan di papan tulis. Pengumuman bahwa pelajaran setelah istirahat akan kosong karena gurunya berhalangan hadir. Dan diberi tugas mengerjakan soal sebanyak 10 buah.
Kakinya melangkah menuju tempat duduknya. Mengeluarkan buku dan alat tulis yang diperlukan. Setelah itu ia kembali keluar.
Setelah melalui beberapa tangga, akhirnya Minzy sampai juga di rooftop sekolah. Ia duduk di bangku yang biasa dipakai olehnya jika kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend Ever
Teen FictionMari kita tampilkan sisi terbaik yang kita miliki. Dan aku akan menjadi orang terbaik yang pernah ada dalam hidupmu. Haechan x Winter (Lokal) *Cerita ini hanya fiktif belaka dan untuk nama tokoh hanya sebagai visualisasi saja... Happy reading😀