Hope u enjoy it and happy reading😀
***
Tangan Minzy mencengkram leher Javie yang menggendongnya dengan erat. Pagi sekali ia dipaksa untuk ikut memainkan jetski. Awalnya ia menolak dan Abi juga menentang. Tapi, siapa yang bisa melawan Javie?
"Nanti kalau adek jatuh, mas yang pertama aku tarik!"
"Ya iyalah, orang mas deket kamu," balas Javie. "Lagian ini buat melawan ketakutan kamu."
Dalam hati Minzy mencibir. "Eum...Mas Javie."
"Apa adikku sayang?" tanya Javie. "Kamu ringan banget deh."
Minzy meletakkan kepalanya pada ceruk Javie. Dirinya juga tidak tahu mengapa berat badannya susah naik. Padahal Mamanya sampai membawa ia konsultasi ke ahli gizi. Perubahannya lumayan sih, tapi sekalinya dia gak makan langsung turun drastis.
Javie menurunkan Minzy dengan hati-hati dari punggungnya. Ia sedikit merasa bersalah melihat wajah adiknya itu.
"Kalau gak mau yaudah. Biar mas aja sama Bian."
"Tapi pengen juga," gumamnya. Ia sedikit penasaran bagaimana rasanya.
"Jadi gimana, mau ikut aja?"
"Hem."
"Oke."
Keduanya menghampiri Sakha dan teman-temannya termasuk Abi yang sudah memakai pelampung. Disana ada Geisha, Niana, Kirana, dan teman perempuannya yang lain.
Abi berdiri di depan Minzy. "Yakin mau ikut?"
"Iyaa, pengen coba."
"Mau sama Mas atau Abang?"
"Mas Javie, Abang sama Nana aja," jawab Minzy yang mengejutkan Niana.
"Yaudah. Kalau takut bilang mas Javie buat berhenti."
"Iya, Abang." Lalu Minzy memakai pelampung bersama masnya.
Saat semua sudah siap dengan alat keselamatan, mereka mulai menduduki jetski. Total ada 7 jetski yang akan ditumpangi. Sakha dengan Geisha, Jaya dengan Arlan, dan teman-teman lainnya yang tengah mendengarkan pelatih.
Setelah semuanya siap, Minzy dan yang lainnya naik. Tangan Minzy mencengkram erat pinggang Javie begitu mesin dihidupkan. "Jangan ngebut."
"Gak ngebut gak seru," seru Javie.
Belum sempat membalas Javie sudah melakukannya dengan kecepatan sedang. Namun lama kelamaan semakin cepat. Minzy sampai menutup matanya karena takut. Tubuhnya sedikit terlonjak kala air semakin deras.
"MAS JAVIE!!!"
"APA!?"
"TAKUT!!"
Javie pun sedikit memelankan lajunya. Ia mulai menepi. Minzy yang merasa sudah memelan lantas membuka matanya kembali. Begitu sampai di tepi, ia turun.
"Gak mau naik lagi."
"Maaf, mas terlalu kenceng ya?"
"Iyaa," ngambek Minzy. "Aku mau jajan ah. Mas Javie lanjut aja!" Ia berjalan menjauhi Javie.
"Hati-hati!"
Lutut Minzy agak gemetaran. Apalagi jantungnya yang berdebar kencang. Tadi itu sangat menakutkan baginya. Lebih baik naik perahu atau kapal daripada naik itu.
"Pak, mau kelapa muda enam."
"Siap, ditunggu ya neng."
Minzy mengangguk. Ia duduk di kursi panjang berbahan bambu. Menatap orang-orang yang bermain jetski dari kejauhan. Seru, tapi terlalu menakutkan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend Ever
Подростковая литератураMari kita tampilkan sisi terbaik yang kita miliki. Dan aku akan menjadi orang terbaik yang pernah ada dalam hidupmu. Haechan x Winter (Lokal) *Cerita ini hanya fiktif belaka dan untuk nama tokoh hanya sebagai visualisasi saja... Happy reading😀