Happy reading 😁
***
Sesuai rencana sebelumnya, Rayan akan mengajak para sahabatnya liburan ke pantai. Ia memberikan fasilitas yang begitu mewah, memang tak main-main.
"Wah, view dari atas bagus banget oy!" seru Jaya dari balkon.
"Cewek di atas, cowok di bawah," ujar Rayan yang mematahkan kebahagiaan Jaya.
"Yah, tapi gak papa deh biar Kina bisa lihat keindahan—"
"Ba—cot."
Jaya berdecak. Ia menghampiri pacarnya yang bersama Niana dan juga Geisha. Ternyata mereka tengah melakukan panggilan video dengan Minzy yang berada di Jepang.
"Oii, Zy."
"Hoyy!"
"Kadonya udah dibuka belum?"
"Kan lo bilang jangan dibuka dulu," sewot Minzy.
Jaya cengengesan. "Cuman mastiin aja sih."
Niana mendekatkan hp Kirana ke wajahnya. "Zy, di sana banyak yang cakep gak?"
"Banyak banget, sini Na. Di depan gue juga ada."
"Siapa?" tanya Niana antusias.
Arah kamera berubah. Menampakkan rupa menawan Javie yang tengah memangku laptop. Aura Javie yang kuat dengan kacamatanya itu membuat Niana, Kirana, dan juga Geisha terpesona. Javie tak menyadarinya karena terlalu fokus dengan layar.
Jaya yang berada dibelakang mereka mengusap satu-satu wajah tiga perempuan itu. "Sadar kalian! Zy, balikin lagi kameranya!"
Minzy tertawa renyah. Sangat lucu dengan reaksi dari ketiganya dan juga raut Jaya yang sudah masam. Ia mengembalikan kembali arah kameranya.
"Yah, Zy. Kok gitu?" protes Niana.
"Nanti Abang gue marah lho?" goda Minzy.
Geisha dan Kirana bertepuk tangan heboh. "Sebentar lagi jadi ipar nih," ujar Geisha.
"Apaan sih!" Niana merenggut untuk menyembunyikan rasa malunya.
Minzy berseru ketika matanya melihat Rayan yang lewat.
"Rayan, gue kangen lho~"
Rayan yang berjalan langsung berhenti, menoleh kesana-kemari. Bulu kuduknya berdiri, ia mengusap tengkuk sambil menahan nafas. Hal itu membuat yang melihatnya tertawa.
"Anjir, Rayan!" Jaya sudah terpental dari kursi.
"Kocak." Niana pun sudah duduk di lantai. Tak kuat menahan tawa.
"Kenapa sih? Lo gak denger tadi ada yang manggil gue?"
Geisha yang masih ketawa normal mengambil hp dan menyerahkannya pada Rayan.
Rayan menatap datar mereka begitu melihat layarnya. "Bilang dong, gue kayak orang bego!" Setelah itu ia pergi sambil berbincang dengan Minzy.
*
*
*Ketika sahabatnya yang lain tengah di villa, Sakha memisahkan diri. Ia tengah duduk di pasir. Menghadap ombak laut yang mulai pasang.
Akhir-akhir ini ia sering sendirian dan kurang semangat, tak seperti biasanya. Tidak ada masalah dalam keluarganya, kok. Ia masih merasa kehilangan dengan kepergian Minzy ke Jepang. Hal itu sangat memengaruhi moodnya.
Tak jarang, jika pikirannya sedang kosong, pikirannya akan tertuju pada Minzy. Bahkan saat melewati jalan yang menjadi saksi bisu ia dan Minzy menghabiskan waktu pun membuat Sakha kepikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend Ever
Novela JuvenilMari kita tampilkan sisi terbaik yang kita miliki. Dan aku akan menjadi orang terbaik yang pernah ada dalam hidupmu. Haechan x Winter (Lokal) *Cerita ini hanya fiktif belaka dan untuk nama tokoh hanya sebagai visualisasi saja... Happy reading😀