19: Maybe

55 6 0
                                    

Happy reading 😁

***

Di sebuah ruangan yang didesain khusus untuk menonton, dengan sofa panjang dan dua buah kasur kecil. Minzy yang duduk di lantai beralaskan karpet tebal diapit oleh Javie dan juga Abian beserta orangtuanya yang berada di sofa, tengah menonton film.

Film yang dipilih atas rekomendasi dari Javie. Katanya dia ingin sekali menonton film ini. Bergenre thriller, action, dan drama. Dengan begitu fokus, Minzy menonton dari awal sambil memakan popcorn.

Dahinya sesekali mengernyit dan hidungnya mengerut.

Belum masuk ke pertengahan film, Abi bercelatuk. "Jadi pengen ke Hawaii, Pa." Ia mendongak pada Bayu dan dengan cepat pandangannya kembali ke depan. Orangtuanya saling merangkul, sungguh romantis.

"Pergi aja."

"Sendirian gitu?"

"Emang punya gandengan?"

Aduh, hati mungil Abian baru saja tersentil oleh ucapan papanya.

"Pilotnya ganteng," celetuk Minzy. Tak lama kemudian ia berseru kaget ketika melihat mayat yang sudah membusuk. Tangannya mencengkram baju Javie.

"Kaget, Zy?" ledek Abian.

"Ish!"

"Tapi itu kayak seni ilusi tau," sahut Javie.

"Please, Mas. Itu mayat bukan karya seni." Abian mendelik. Ia mendekat pada adiknya. "Ke Hawaii, yuk?"

Minzy menggeleng. "Udah pernah."

"Emang kemana aja?"

"Pearl Harbour aja," jawabnya yang membuat Abi mendengus.

"Mas."

"Apaan?"

"Ke Hawaii."

"Ogah," jawab Javie tanpa melihat adik laki-lakinya itu.

Maya mengusap kepala Abian dengan lembut sambil tertawa kecil. "Emangnya ada apa disana?"

"Gak ada apa-apa sih," jawab Abi. "Cuma pengen aja gitu." Ia tersenyum sambil membayangkan bagaimana jika berlibur ke sana.

"Nanti aja kalau Abang honeymoon," cengir Minzy.

Kepala Abi menggeleng. "Kalau honeymoon ke Maldives lah," bibirnya menyeringai tipis. Tak sengaja membocorkan rencana untuk masa depannya nanti ketika sudah menikah.

"Abang ikut aja ke villanya Kina, mau gak?" tanya Minzy yang merasa kalau abangnya itu butuh liburan yang menyenangkan. Kalau ke Hawaii sendiri kan kasian juga.

"Kapan?"

"Minggu depan."

"Boleh." Abian mengangguk antusias.

Minzy mengacungkan jempol. "Nanti aku kasih tau yang lain. Kalau Mas Javie mau ikut gak?"

Javie yang semula fokus pada film langsung menoleh dan menggeleng. "Minggu depan full schedule di luar kota."

"Oke deh."

*
*
*

Akhirnya liburan yang dinanti-nanti telah tiba. Mereka menyewa satu minibus agar cukup. Kurang lebih tiga jam untuk sampai di villa ini. Mereka memandang takjub tempat yang akan mereka tinggali.

Berbeda dengan villa waktu itu yang bernuansa laut, sekarang villa yang mereka tempati memiliki suasana desa yang begitu asri. Banyak tanaman hijau yang menyegarkan mata. Udaranya pun begitu segar untuk dihirup.

Best Friend Ever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang