Happy reading ✨
***
Liburan musim panas telah tiba. Kali ini Minzy memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Setelah liburan sebelumnya yang dihabiskan di Jepang untuk jalan-jalan dan mengikuti kegiatan amal.
Abian menyusul ke Jepang untuk menjemputnya karena keluarganya itu tak mau jika Minzy pulang sendirian. Padahal Minzy sengaja memberitahukan di waktu yang mepet dari jadwal keberangkatan. Tapi ia tetap disusul.
Abian sendiri baru sampai tadi malam dan siang ini ia akan kembali lagi ke Indonesia.
"Abang gak cape apa? Mau dibatalin aja tiketnya?" tanya Minzy sambil menatap lekat wajah Abi.
"Awalnya iya, tapi pas ketemu kamu langsung hilang." Alisnya naik turun.
"Abang, aku serius lho."
"Abang juga serius." Abian tersenyum manis melihat kekhawatiran adiknya. "Gak papa, Minzy."
Minzy menghela nafas. "Ya udah. Abang mau sarapan apa?"
"Apa aja yang penting sehat."
"Oke." Minzy meraih ponselnya yang bergetar. "Temenku di bawah, sebentar."
Abian menatap kepergiannya dalam diam. Ia meregangkan tubuhnya dan merebah pada sandaran kursi. Matanya awas mengintai pintu yang tak lama kemudian terbuka, menampakkan dua insan yang sedang tertawa.
Si laki-laki membungkuk pada Abian untuk menyapa. Tapi mata Abian fokus pada tentengan yang dibawa temannya Minzy itu.
"Abang!" tegur Minzy.
Abian terkekeh dan meminta maaf. Mempersilahkan keduanya duduk.
"Ini temenku, namanya Hikaru."
"Ouh, yang temennya Mas Javie juga?"
Hikaru mengangguk. "Benar, Javie teman saya."
Raut wajah Abian sedikit terkejut. "Cukup bagus," komentarnya terhadap pelafalan sosok yang baru dikenalnya.
Minzy berdiri untuk menyiapkan alat-alat makan dibantu oleh Hikaru. Sedangkan Abian hanya menatap mereka dengan pandangan yang cukup sulit diartikan. Kemudian mereka beralih ke meja makan.
"Aku gak jadi beli, Karu beli buat kita sarapan." Minzy memberikan pertanyaan tersirat.
Abian mengangguk, tak keberatan dengan menu yang dibawa. Menyantapnya dengan lahap. Hingga akhirnya mereka selesai. Kembali membereskan bekas santapan mereka.
Setelahnya Hikaru mengajak berbincang. Abian sesekali tertawa karena aksennya yang cukup unik dan sedikit lucu, bukan karena obrolannya. Sedangkan Minzy hanya diam mendengarkan keduanya.
Tak terasa hari sudah mulai beranjak siang. Kedua kakak beradik itu harus pergi ke bandara jika tidak ingin ketinggalan pesawat. Dan kini keduanya sudah berada di dalam pesawat untuk penerbangan.
Abian masih dengan pikirannya yang penasaran sejak melihat bagaimana adiknya itu pamit pada sang teman.
"Dia lebih tua dari kamu, kenapa manggil nama?"
Pertanyaan tiba-tiba dari Abi membuat Minzy mengernyit. Ia mengangkat bahu. "Karena kita temenan, kita sepakat buat manggil nama aja tanpa embel-embel."
Abian mengangguk kemudian matanya memicing. "Kamu ada hubungan lain sama dia?"
"Hubungan apa?" polos Minzy.
"Abang ngerasa kamu terlalu dekat sama dia."
"Iya kah?"
Helaan nafas keluar dari mulut Abian. Oke, memang tidak ada apa-apa diantara mereka. Minzy memang belum cukup dewasa untuk mengetahui maksud dari afeksi yang orang lain berikan terhadapnya. Biarlah dia dengan pikirannya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend Ever
Novela JuvenilMari kita tampilkan sisi terbaik yang kita miliki. Dan aku akan menjadi orang terbaik yang pernah ada dalam hidupmu. Haechan x Winter (Lokal) *Cerita ini hanya fiktif belaka dan untuk nama tokoh hanya sebagai visualisasi saja... Happy reading😀