9: Sekolah

43 6 0
                                    

Terimakasih yang sudah vote sebelumnya:))
Hope you enjoy it and happy reading✨

•••

Setelah hampir satu bulan diberi libur dari sekolah. Hari Senin, tanggal masuk kembali akhirnya tiba. Hari pertama menginjak sekolah sebagai kelas 12, kelas sebelas, maupun kelas 10.

Sakha terus menatap rumah tetangganya dari balkon kamar. Sudah beberapa menit duduk sambil menyantap sarapan. Menunggu setidaknya ada yang datang, meskipun seorang.

"Sakha, udah jam 7. Geisha udah nunggu diluar."

"Iya, aku turun." Dengan langkah gontai Sakha berjalan menapaki tangga.

"Lemes banget," cibir adik laki-lakinya.

"Diem deh." Ia menghampiri Mama dan mencium tangannya.

"Ini gue di lewat?" seru Fahri.

"Males! Lo siapa?"

"Adik lo!"

"Heh!" tegur mamanya.

"Cecil mana, Ma?"

"Udah duluan tadi, naik bus sama temen-temennya," jawab Hani.

"Yaudah. Aku pamit."

"Hati-hati."

Saat keluar, sudah ada Geisha duduk di kursi kayu teras rumahnya. "Dari tadi?"

"Lumayan."

"Kok gak masuk?"

"Malu... Tapi tadi udah ditawarin sama Tante Hani."

Sakha terkekeh. "Berangkatnya pake motor aku aja atau mau naik mobil?"

"Motor aja."

"Oke. Karena kalau mobil dianterin sama Pak Kuncoro."

"Aku kira udah bisa nyetir mobil."

"Belum belajar." Mereka berdua berjalan ke halaman. Sakha menyerahkan helm hitam yang ada di bagasinya setelah terdiam sebentar.

"Itu punya Minzy, pake aja dulu. Nanti kita beli yang baru."

Geisha menerimanya sambil tersenyum. "Gak usah, aku nanti bawa aja dari rumah."

"Oke."

***

Karena masih pagi, sekolah juga sepi. Apalagi hari pertama seperti saat ini. Para siswa siswi baru mungkin akan datang lebih awal. Tapi selain itu, yang lain pasti pada ngaret.

"Itu Minzy," tunjuk Geisha begitu turun dari motor.

Sakha menoleh ke belakang. Minzy sedang berpamitan dengan abangnya. Rambutnya terlihat lebih pendek dari sebelumnya. Setelah pergi, Minzy menghampiri Sakha dan Geisha.

"Kemana aja sih, nomor lo gak aktif sama sekali. Tadi pagi juga masih gak aktif. Gue kira lo gak sekolah."

Minzy menyengir lebar. "Ponselnya gue tinggal di rumah. Di Jogja samasekali gak buka medsos juga. Sorry."

"Yaudah, lain kali jangan gitu lagi. Setidaknya hubungin kita kalau mau pergi."

"Iyaa."

"Yaudah, masuk yuk?"

Minzy mengangguk. Saat akan berjalan, tangannya ditahan Sakha.

"Sha, kamu duluan aja gak papa? Aku mau ngomong sebentar sama Minzy."

Best Friend Ever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang